6. festival

98 13 0
                                    

Berbagai jenis makanan sudah Adel dan Feni coba selama berkeliling disekitar kuil, mulai dari ringo-ame terbuat dari apel yang dicelupkan ke dalam gula cair lalu dibiarkan mengeras rasanya sangat manis, Ika-yaki atau yaki-ika cumi-cumi yang dibakar setelah diberi bumbu oles berbahan saus pedas, serta Choco Banana pisang yang dicelupkan ke dalam cokelat cair yang kemudian dibiarkan membeku.

Tak lupa mereka memainkan permainan menangkap ikan bewarna warni dalam bahasa jepangnya disebut kigyo sukui, seperti biasa karna terlalu bersemangat membuat jaring kecil yang digunakan Feni sampai robek dan akhirnya mereka tidak mendapatkan satu ikan pun.

Sebelum acara puncak dimulai, yaitu ribuan kembang api yang akan meramaikan langit malam. Adel dan Feni duduk di pinggir kuil sambil bercerita tentang pengalaman seru mereka yang baru saja terjadi.

"Ini pertama kalinya buat aku ngeliat festival kembang api, ga sabar banget." Ujar Feni masih dengan nada riangnya, "masih lama ga si?"

"Sabar ya, keknya bentar lagi."

Tak lama Adel mengatakan hal itu akhirnya suara dentuman keras dari kembang api pertama muncul lalu diikuti dengan kembang api lainnya. Adel dan Feni menyaksikan riuh dan indahnya kembang api dengan tetap diam tanpa berbicara sepatah kata pun, dengan tangan yang bertautan.

Satu hari yang menyenangkan bertambah lagi dihati Adel, yang pastinya tidak akan ia lupakan sampai kapan pun.


  ⊹ * 𖧷 ⊹ * 𖧷*  ⊹




Seakan belum puas dengan pasir pantai dan air laut, Feni dan Adel lagi-lagi mengunjungi pantai-pantai terpencil tanpa nama, karna saking banyaknya pantai tersembunyi dipulau Miyako.

Menggunakan jembatan yang terhubung antar palau Miyako dan Ikema, tujuan pertama Adel dan Feni adalah pantai tako yang dangkal serta banyaknya ikan hias 'nemo' sangat cocok untuk mereka bermain air, dan saat di jembatan mereka lomba lari yang berhasil dimenangkan oleh Feni, lebih tepatnya Adel sengaja mengalah karna melihat raut wajah bahagia Feni menjadi candunya sekarang.

Lalu beristirahat dibawah karang besar dipinggir pantai memakan bekal yang dibuatkan oleh Yuri-san. Setelah makan Adel langsung merebahkan dirinya dipasir pantai berwarna putih dengan Feni yang masih duduk disebelahnya. Adel menatap wajah Feni lekat, membuat sang empunya salah tingkah sendiri.

"Apa?" Tanya Feni sambil tersenyum malu.

"Ha? Cuma ngeliat." Jawab Adel santai.

"Boleh aja tapi jangan lupa tentang janji kita."

"Kenapa?" Adel bertanya dengan mengacungkan jari telunjuknya yang langsung dibalas oleh Feni. "Ting."

"Ya cuma itu doang?"

"Kenapa kamu kecewa ya?" Adel bangun dari rebahannya setengah duduk dengan tangan yang menahan tubuhnya. "Jangan berkecil hati, tuan putri." Adel memperbaiki posisinya menjadi duduk sempurna.

"Bukan cuma 'ting' tapi kita juga punya 'tong'." Adel mengangkat lima jarinya mengarahkan ke arah Feni.

Dan Feni dengan semangatnya, membalas lima jari tersebut. "Wow! Seru banget." kekeh Feni diakhiri dengan kedua tangannya yang sudah berpindah ke pipi.

"Kesenangan baru aja dimulai, sayang. Masih banyak yang bisa kita lakukan, misalnya--" Adel merentangkan kedua tangannya dan lagi-lagi Feni menyambut dengan hal yang sama dan mereka berpelukan

"Apa ini boleh?" Tanya Feni.

"Kenapa engga."

"Bahkan--" Adel lagi-lagi memimpin dan memperbaiki posisinya menjadi berlutut dan membuat gerakan dansa dengan Feni yang masih terus mengikuti. "Ra ra ra ra ra~" Adel bersenandung sambil menggoyangkan tubuhnya pelan ke kiri dan kanan.

"Dan tentu aja apa ini juga boleh?" Tanya Feni lagi.

"Kenapa engga, asal jangan kelewatan." Jawab Adel.

Feni menatap Adel dengan senyum yang mengembang, "jadi, bisa kah aku ngelakuin ini?" Feni memeluk Adel sekali lagi, kali ini lebih erat.

Adel menjatuhkan Feni dengan masih menahannya menggunakan lengan, menjadi posisi Feni tepat berada di bawahnya, "dan ini?" tanya Adel.

Perlahan Adel menurunkan tubuh Feni dengan tetap menatap satu sama lain sangat lekat dan wajah keduanya juga hanya berjarak sekitar lima senti saja.

"Batas itu makin dekat." Bisik Feni.

"Tapi kita engga akan melampauinya." Sahut Adel.

"Yakin?"

Perlahan tubuh Feni menyentuh pasir putih, "kamu udah pegang janji aku." jawab Adel lalu merebahkan diri disamping tubuh Feni.

"Kita harus gimana?" Tanya Feni lagi. "Kabur?"

Adel dengan cepat bangun dari rebahan dan mengambil tas ransel di sebelahnya, "lari, lari." Ujar Adel sambil berlari kecil

Feni pun mengejar Adel yang mulai menjauh sambil terkekeh riang.

Bersambung.







⛆Its0nesky⛆

If You With Me (AdelxFeni) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang