Adel baru saja menempelkan tubuhnya ke kasur saat handphone yang ia taruh di nakas bergetar. Ada panggilan masuk.
"Kenapa?" jawab Adel malas saat mengangkat panggilan.
"...."
"Lukisan besar yang di pajang mengarah pintu masuk?"
"..."
Adel terdiam sesaat. "Bagaimana ciri wanita yang ingin membeli lukisan itu?"
"..."
"Sepertinya sangat cantik." gumam Adel setelah merasakan jantungnya yang berhenti sesaat karna mendengar deskripsi yang sangat tidak asing.
"..."
"Kasih aja lukisannya ga perlu bayar. Dan bilang juga kalo lukisan itu bakal dianterin jadi dia tinggal kasih alamatnya aja."
"..."
"Iya."
"..."
Sambungan telpon itu langsung Adel akhiri tanpa perlu berbasa-basi lagi karna ia sudah sangat lelah.
Adel menatap langit-langit kamarnya, masih memikirkan wanita yang ingin membeli lukisan tersebut. "Dia bukan, ya?" Gumam Adel.
Ini sudah satu tahun lebih sejak berakhirnya hubungan Adel dan Feni. Itu berarti sudah tiga bulan sejak Adel benar-benar menyelesaikan segala urusan kuliahnya. Sekarang ia sudah lulus dan sedang membangun karir di dunia seni.
Jujur Adel pun rindu dengan sosok mantan kekasihnya itu, tapi ia ragu. Takut. Takut jika Feni ternyata sudah melupakannya dan tidak berharap apapun lagi.
Ponsel Adel berbunyi lagi, kali ini bukan panggilan. Namun pesan singkat dari seseorang yang menelponnya tadi, orang itu masih remaja bahkan masih bersekolah kelas dua SMA. Pegawai paruh waktu di toko Adel.
Adel menatap pesan yang dikirimkan oleh pegawainya itu, sebuah alamat yang tidak jauh dari letak apartemen Adel. Ya sejak lulus kuliah Adel kembali ke Jepang dan menyewa apartemen sederhana cukup untuk ia beristirahat dan membuat studio seni kecil-kecilan di apartnya.
Setelah menatap ponselnya lama, Adel akhirnya memutuskan untuk membaca saja tidak ingin membalas pesan itu karna rasa ragunya. Adel meletakkan kembali ponselnya ke nakas samping tempat tidur lalu memejamkan mata. Membiarkan seluruh badannya istirahat karna kelelahan menghadari berbagai acara seni yang dikhususkan untuk debutnya.
Dan bisa dibilang debutnya berhasil. Bahkan sebelum benar-benar debut, Adel sudah banyak dilirik oleh para seniman senior baik yang berasal dari Jepang maupun luar Jepang, karna lukisan yang Adel buat memiliki karisma tersendiri yang belum tentu dimiliki oleh seniman muda. Jadi bisa dibilang langkah awal Adel didunia seni berjalan mulus dan berhasil.
๑ ໑ ࿔ ໑ ๑
Feni baru saja akan melangkahkan kakinya untuk keluar dari daun pintu rumah dinas sederhana yang disediakan dari kantor. Tapi belum sempat ia benar-benar keluar, ada sesuatu yang tergeletak begitu saja di depan rumahnya.
Feni terhenyak dan reflek mundur, ia menoleh kanan kiri untuk mencari siapa kira-kira orang yang telah menaruh sebuah kertas yang berisi doodle bertuliskan 'LIO COMEBACK'.
Feni berjongkok ingin mengambil kertas itu, lalu dibaliknya kertas itu ada sesuatu benda kecil berbentuk bundar yang ditengahnya memiliki berlian kecil. Cincin. Feni sangat mengenal cincin itu.
Bersamaan saat ia mengambil cincin dan kertas tersebut tiba-tiba lagu Famous Blue Raincoat dari Leonard Cohen samar-samar mengalun merdu menggelitik indra pendengar Feni yang langsung dejavu.
Lagu itu, dan cincinnya juga benar-benar mengingatkannya pada laki-laki itu. Wajah Feni dipenuhi tanda tanya, ia menggelangkan kepalanya pelan, karna tidak ingin mengambil pusing dan menganggap jika ini semua hanyalah keisengan belaka.
Feni langsung menyimpan cincin itu, berharap jika seseorang mencarinya akan langsung ia kembalikan. Lalu berjalan dengan sedikit tergesa menuju halte untuk berangkat ke kantornya masih dengan sesekali menoleh kanan kiri seperti sedang mencari seseorang.
Saat di halte bus, seorang laki-laki bertubuh tinggi tiba-tiba berdiri disamping Feni, membuatnya sedikit kebingungan karna laki-laki itu adalah Adel. Mantan kekasihnya yang ia putuskan sekitar satu tahun yang lalu karna kesalahpahaman.
"Tetep tenang, dan bersikap biasa aja." Ujar Adel sambil membenahi rambutnya yang menutupi kening. Sekarang sedikit lebih panjang karna gaya potongan comma hair.
Feni menatap Adel masih dengan wajah bingung dan tidak percaya.
Adel melirik ke tangan Feni yang masih memegang cincin. "Oh jadi kamu udah terima paket itu."
Feni menatap kembali cincin yang berada ditangannya.
"Oh ngomong-ngomong, Lio Lio Lio dua." Adel menyebutkan namanya seperti di ruangan yang memantulkan suara, lalu mengarahkan tangan dan langsung menjabat tangan lawan bicara yang masih diam membisu dengan muka yang polos.
"Aku di sini untuk kembali mencetak skor lama yang telah kutinggalkan. Dan kamu?"
"Aku?"
Feni dan Adel kini saling bertatapan.
"Iya, kamu pasti punya nama kan?"
"Aku?" Tanya Feni lagi. "Aku Matahari, pasti pernah denger nama itukan?" Feni berbicara dengan suara yang sengaja dicemprengkan.
"Jadi harus ku panggil Mata atau Hari?" Tanya Adel dengan senyum yang masih mengembang lalu mengelus tangan Feni yang masih ia jabat.
"Engga perlu manggil apapun, kamu cukup diam dan mendengarkan." Jawab Feni masih dengan suara yang cempreng, lalu memasuki bus yang berhenti di depan mereka.
Adel menyusul Feni memasuki bus dengan tergesa. "Betul, aku perlu banyak mendengar. Bagaimana kabarmu? Kemana saja kamu?"
Feni mendudukan pantatnya dikursi belakang sekali yang langsung disusul oleh Adel duduk tepat disebelahnya.
"Aku sebenarnya di China, pelatihan." Feni masih mempertahan suara cerianya dengan senyum yang tak kalah mengembang.
"Pelatihan apa?" Tanya Adel antusias.
"Pelatihan menyiksa orang China. Sebagai ganti dari cincin itu aku akan ngajarin kamu. Menarik sekali!"
"Oh tidak perlu." jawab Adel cepat.
"Itu harus, aku tahu cara unik dalam menyiksa."
Adel berdehem kecil. "Aku udah berubah, Feni."
"Kamu pasti bakal berubah lagi. Haha" sarkas Feni dengan suara cemprengnya.
"Engga. Aku lahir sebagai Lio, lalu hancur. Biarin aku memulai semuanya dari awal."
Tamat
Berakhir sudah cerita yang tidak jelas ini, terima kasih udah nyempetin buat baca, brok. Sampai jumpa di cerita kapal gaib selanjutnya.
Btw baca juga os kapal gaib buatan gw dilapak sebelah ya brok.⛆Its0nesky⛆

KAMU SEDANG MEMBACA
If You With Me (AdelxFeni) [end]
Fanficcerita ini tercipta karna banyaknya momen Adel dan Feni di jepang, lucu bet woilah. • • • BxG Adelio Narendraputra, remaja berusia 17 tahun berkebangsaan indonesia yang tumbuh besar di Tokyo, Jepang. Saat ia sedang liburan ke pantai Yonaha Maehama...