4. Higashi-Hennazaki

251 26 0
                                    

Hari selanjutnya Adel dan Feni kembali mengunjungi destinasi-destinasi yang berada di pulau Miyako. Tempat pertama yang mereka kunjungi untuk hari ini adalah higashi-Hennazaki──tanjung tipis sepanjang 2 kilometer yang diapit oleh Samudra Pasifik di selatan dan Laut Cina Timur di utara. Di ujung tanjung berdiri mercusuar putih ramping setinggi 24,5 meter.

Mereka masuk ke dalam mercusuar menaiki satu persatu tangga untuk menuju lantai tertinggi, Feni dengan semangat melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.

"Hati-hati, jangan lompat-lompat!" Adel memberi peringatan, tapi tetap saja tidak digubris membuatnya hanya geleng-geleng pasrah.

"Ini seru tau ga, kamu harus cobain juga." Feni dengan riang mengajak Adel untuk ikut melompat.

"Engga, kamu aja. Biar kalo kenapa-kenapa cuma kamu."

"Ohh, jadi kamu doain aku yang buruk?"

"Ga gitu, kalo misalnya aku ikut lompat-lompat terus kita berdua jatuh jadi engga ada yang bisa nolongin kan?"

"Ya tetep aja kamu berharap aku jatuh kan?"

"Ah sudahlah."

Setelah menaiki beribu anak tangga, sampailah mereka ke puncak tertinggi di mercusuar.

"Wahhh! Cantik banget!" Feni memekik kegirangan melihat pemandangan laut bewarna zamrud yang terbentang luas di depan mata, serta garis pantai tanjung yang dramatis dan kasar, yang diselingi oleh batu-batu besar tersebar di perairan yang berputar-putar.

Dengan mata binar penuh kekaguman dan bibir yang tak henti-hentinya tersenyum mengembang membuat Adel terpanah dan tanpa sadar ikut tersenyum cerah, seakan getaran kebahagiaan dari Feni itu menular.

"Iya cantik banget." Adel berkata masih menatap Feni.

"Iyakan? Zamrudnya laut juga nyegerin mata banget."

Angin sepoi-sepoi meniup rambut Feni yang terurai ke arah samping kecantikannya seakan sengaja ditunjukkan oleh alam, kulit putih bersih dari ujung kepala samping ujung kaki, bibir cukup tebal yang menarik keseksiannya tersendiri serta sorot mata yang mampu menghipnotis orang lain, Adel baru menyadari jika gadis yang ia tolong itu bukan hanya sekedar gadis biasa.

Matahari bersinar dengan teriknya karna ini musim panas, tapi bersama Feni yang Adel kenal dengan nama Fara, selalu terasa sejuk dengan sedikit kehangatan. Feni itu sendiri bagai matahari menurut Adel. Saking senangnya Feni bersenandung kecil yang menenangkan, semenenangkan laut yang sedang mereka pandang saat ini.

Setelah cukup lama mereka di mercusuar, akhirnya mereka memutuskan turun untuk menikmati langsung tanjung dengan pemandangan yang indah itu.

Feni masih dengan semangatnya setelah keluar dari mercusuar berlari ke arah air laut yang tidak begitu dalam, sepatunya ia lepas asal membuat Adel harus memungutinya.

"Lio!" Feni berteriak ke Adel yang masih berada di daratan. "Cepet kesini, kita main air sambil ngeliat ikan-ikan yang lucu!" lanjutnya dengan raut muka yang masih sangat bahagia.

Adel dengan santai melepas ransel yang ia gendong serta sepatunya, dan menyusunnya ketepian dengan sepatu yang Feni lepas dengan sembarang tadi. Lalu ia berjalan mendekati Feni yang tengah sibuk melihat ikan-ikan kecil berwarna-warna.

"Yuri-san bilang ikan kecil-kecilnya boleh ditangkep." ujar Adel.

"Iyakah? Kalo gitu ayo kita tangkep masing-masing satu, lalu kita tukeran." Usul Feni yang disetujui oleh Adel. "Tapi kamu harus nangkep ikan kecil yang bagus banget."

"Siap." Adel mengangkat tangannya seolah prajurit yang diberi tugas oleh komandannya.

"Let's go!" Feni berteriak lagi.

Lalu Adel dan Feni pun fokus mencari ikan hias yang berukuran kecil, sampai berjam-jam waktu yang mereka habiskan membuat mereka mendapatkan cukup banyak jenis ikan, tapi mereka hanya memilih satu jenis ikan saja untuk masing-masing dipelihara.

Setelah puas bermain air berkedok mencari ikan kecil, Feni dan Adel tergeletak di rerumputan pinggir tanjung, kelelahan. Cukup lama mereka tergeletak sampai matahari mulai terbenam membuat mereka harus segera pulang sebelum malam yang gelap datang.

"Ayo bangun." ujar Adel lembut sambil memasang sepatunya.

"Engga mau, aku kecapekan. Engga sanggup buat jalan." Feni sedikit merengek.

Lalu Adel memasangkan sepatu ke kaki milik Feni, "ayo bangun, aku gendong." Adel berjongkok disamping Feni.

"Beneran?" Tanya Feni tidak percaya.

"Iya beneran, ayo sebelum hari mulai gelap."

Feni dengan semangat langsung menempatkan dirinya ke punggung Adel dan memeluk erat tubuh laki-laki berbadan jangkung itu. Ransel Adel, di taruh ke depan tubuhnya.

Pelan-pelan Adel berjalan santai sambil menggendong Feni yang tadinya masih mengoceh sampai bersenandung kecil kini tertidur dipunggungnya. Adel hanya bisa tersenyum saja merasakan nafas Feni yang mulai teratur menandakan ia sudah terlelap. Hari ini benar-benar kebahagiaan Adel bertambah, pengalaman yang menyenangkan dan tak akan terlupakan serta sepasang ikan kecil yang mereka dapatkan.

Bersambung.


h-1 bgt nih del:)



⛆Its0nesky⛆

If You With Me (AdelxFeni) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang