Ayah memerhatikan Adel lamat ketika ia menunjukkan hasil lukisannya dengan sangat ceria, nampak seperti lebih hidup. Ada sedikit rasa lega di hati ayah melihat perubahan Adel ketika melakukan sesuatu yang digemarinya.
Lalu entah dorongan darimana ayah menabrak tubuh Adel memeluknya erat.
"Lakuin, nak." tutur ayah lembut sambil mengusap bagian belakang kepala Adel.
"Lakuin semua yang kamu impikan sejak dulu. Ayah disini pasti akan selalu mendukung dan mendoakan mu. Jadi jangan ragu dan takut lagi untuk pulang jika kamu kelelahan. Jika kamu butuh tempat bercerita pun pulanglah. Disini, dirumah ini. Ayah, ibu, dan nenek mu akan selalu menyambut kedatanganmu."
𖤣𖤥𖠿𖤣𖤥
Adel sedang merebahkan diri dikasurnya, kepalanya sekarang lebih ringan setelah sang ayah akhirnya memberikan izin untuk melakukan apapun yang Adel inginkan dengan syarat ia harus menyelesaikan kuliah sampai wisuda.
Masih ada kurang dari tiga bulan lagi sampai masa skorsing Adel selesai. Sambil menunggu Adel mengisi waktu luangnya itu dengan bekerja paruh waktu di toko milik Seiji-san. Adel bahkan tidak minta diupah hanya ingin ilmu saja kata Adel.
Tidak hanya mempelajari tentang melukis, Seiji-san juga mengajari Adel memahat kayu dan membuat guci dari tanah liat. Adel cukup mudah mengkap sehingga tidak butuh waktu lama untuk Seiji-san mengawasinya. Setelah tiga minggu Adel benar-benar dilepas untuk membuat apapun sesuai kreatifitasnya.
Seperti saat ini Adel sedang berproses membuat patung dari kayu yang membentuk seekor singa. Masih sekitar lima puluh persen, bentuknya sudah mulai terlihat.
"Bagaimana apa kamu memiliki masalah?" Tanya Seiji-san dari meja kasirnya.
"Sama sekali tidak ada."
"Baguslah, bilang padaku jika kamu membutuhkan bantuan."
Seiji-san masuk ke rumahnya yang berada di lantai dua toko itu.
𖤣𖤥𖠿𖤣𖤥
Hari ini tepat enam bulan Adel menjalani skorsing dari kampusnya, besok ia sudah bisa kembali ke kampus. Adel sudah menyelesaikan skripsinya saat masa skorsing, tanpa pembimbing. Hanya modal nekat dari internet saja.
Adel pulang ke Indonesia seminggu yang lalu, ia tidak sabar ingin pergi ke kampus. Ingin cepat-cepat mencari dosbing baru, meminta koreksi skripsi yang sudah selesai itu lalu sidang dan wisuda.
Adel terburu-buru bukan tanpa alasan, ia ingin segera menggenggam kuas lagi. Sejak sebulan terakhir tidak sempat karna sistem kebutnya membuat skripsi.
Setelah masa wisuda selesai Adel akan kembali ke Jepang, di sana ia sudah menyiapkan sebuah bangunan galeri kecil-kecilan cukup untuknya membuat lukisan dan menjualnya. Dalam waktu tiga bulan di Jepang Adel berhasil membuat namanya semakin dikenal oleh orang-orang yang menyukai seni karna beberapa karya Adel yang di taruh di toko milik Seiji-san.
Orang-orang menemukan jiwa tersendiri dalam lukisan Adel yang kebanyakan bertema tentang alam. Adel mengambil referensi alam dari hasil ia berlibur ke beberapa negara. Dengan hanya berbekal ingatannya Adel berhasil mencetak ulang beberapa tempat wisata yang ia kunjungi ke dalam kanvas-kanvasnya. Menjadikan hal itu seni yang tak ternilai.
Bahkan salah satu lukisan Adel yang diberi nama 'sunset in Edinburgh' berhasil di beli seharga lima belas us dollar di pelelangan yang berada di salah satu galeri seni terkenal di sana. Lukisan tersebut mengambarkan suasana matahari terbenam di kota Edinburgh ibukota dari negara Skotlandia. Dengan bangunan-bangunan tinggi khas abad pertengahan yang dominan bewarna coklat muda, ditambah langit jingga yang di tuangkan, membuat siapapun akan langsung jatuh cinta melihat lukisan tersebut.
Orang yang membeli lukisan tersebut juga bukan orang sembarangan, orang itu adalah pelukis terkenal yang berusia setengah abad berasal dari UK. Adel benar-benar melakukan debutnya dengan baik di Jepang. Bahkan Seiji-san yang menemani Adel tak henti-hentinya melantunkan pujian dan raut bangga dari wajahnya sangat terlihat, membuat Adel bertambah semangat untuk membuat karya seni lainnya.
Hari ini Adel berhasil mendapatkan dosbing barunya, dari penampilannya Adel menilai jika beliau tidak akan telalu ketat dan meminta revisi yang berulang-ulang. Dan tebakan Adel sangat akurat, sang dosbing nampak puas melihat skripsi Adel sehingga tidak banyak kritik, dan hanya satu atau dua hal saja yang harus direvisi.
"Kabari saya jika sudah direvisi."
"Baik, Buk. Kira-kira jika besok sudah selesai, apa anda memiliki waktu untuk bimbingan?" Tanya Adel sesopan mungkin.
"Bisa."
"Baik, Buk. Kalo begitu saya permisi."
Adel langsung meninggalkan ruangan sang dosbing dengan wajah yang amat sumringah dan langkah ringan karna skripsinya kali ini bisa di bilang bagus sehingga tidak terlalu memusingkan.
Jika semua berjalan lancar Adel bisa lulus setidaknya dua bulan lagi. Ia benar-benar tidak sabar.
Bersambung.
⛆Its0nesky⛆
KAMU SEDANG MEMBACA
If You With Me (AdelxFeni) [end]
Fanfictioncerita ini tercipta karna banyaknya momen Adel dan Feni di jepang, lucu bet woilah. • • • BxG Adelio Narendraputra, remaja berusia 17 tahun berkebangsaan indonesia yang tumbuh besar di Tokyo, Jepang. Saat ia sedang liburan ke pantai Yonaha Maehama...