6

133 16 1
                                    

sinar matahari perlahan masuk kedlaam kamar penginapan yg dimana membuat lelaki manis yg masih terlelap sedikit tergangung , netra Gabriel perlahan terbuka ia dengan berhati hati mencoba untuk duduk di atas ranjang rasanya tubuhnya Sangat sakit semua bagaimana tidak dapat ia ingat dengan jalas bahwa permainan panas itu baru berhenti di jam 4 subuh y dimana mereka memulai permainan itu di jam 7malam.

"shhh.....sakitt sekalii" rintih iel yg mencoba turun dari atas ranjang , lelaki itu dengan perlahan turun Dan berjalan tertatih ke arah jendela yg terbuka .

"sayang..." teriak Gabriel dengan menahan rasa perihh pada area anal nya , dengan langkah gontai Dan tubuh yg hanya di balut selimut ia menilik kesana kemari mencari sang kekasih namun tak menemukan siapapun .

"tunggu kenapa kamarnya kok kek beda ya" gumam nya yg juga di kejutkan dengan pintu kamar yg terbuka Dan menampakkan sang kekasih sembari membawa nampan berisi makanan .

"morning sayang" sapa ano setelah meletakkan nampan tersebut Dan berjalan mendekati sang tunangan .

"kok udah jalan sihh harusnya di ranjang aja , aku cuma keluar bentak kok buat sarapan takutnya kmu gk suka sama menu disini jadi aku bikin sendiri" jelas ano dengan merengkuh pinggang iel agar lebih dekat dengan dirinya .

"sayang , Ini aku yg Salah apa gmna ya kok kamarnya kek beda ya" Tanya Gabriel

"ohh iya , setelah kamu tidur aku gendong kamu untuk pindah kamar kamar kita yg pertama udah gk bisa di tempati" jawab pria itu dengan terkekeh

kening lelaki itu perlahan mengkerut berusaha mengingat semakin dalam kejadian Kemarin Dan PLAKK... tanpa aba aba lelaki manis itu langsung memukul lengan sang tunangan membuat pria tersebut terkejut.

"sayang....sakit ihhh" omel pria itu dengan mengusap lengan nya.

"biarin , biar otaknya jalann" sahut Gabriel dengan berjalan tertatih menuju ranjangnya , kakinya masih Belum sanggup jika harus berdiri terlalu lama rasanya tubuhnya masih sangat bergetar .

"maaf....Salah siapa rasanya enak" rengek ano tanpa rasa bersalah pria itu membantu iel untuk duduk kembali ke atas ranjang .

"mau makan?? aku suapin yaaa mandinya nanti aja aku masih minta beberapa orang buat ngurusin barang barang kita di sana , kan cuma ada aku ginian doang juga gapapa .

lagi Dan lagi Gabriel di buat mendelik tajam menatap sang tunangan yg terkekeh melihat ekspresi kesal dirinya "makan yuk aku suapin ya" ano segera beranjak berdiri dari ranjang Dan mengambil nampan yg tadi ia bawa.

"nihh ku buatkan bubur supaya mudah kamu telan , tenggorokan kamu pasti masih sakit kan Dan Ini obatnya Dan juga salep oles nanti aku bantu pake in ya" netra Gabriel trust menatap ke arah pria tampan yg menjadi tunangan nya itu , perlahan ia genggam jemari ano membuat pria itu menatap ke arah dirinya.

"jujur aku gk mau kita berpisah lama tapi aku gk ada cara lagi buat balas dendam selain pakai cara Ini , ano setelah semuanya selesai ayo kita menikahkan" Ujar Gabriel dengan wajah sendu nya .

"heyyy...its okey , aku gapapa kok kalau emang harus aku yg bermain disini lagipula hanya untuk beberapa waktu kan sampai kita bisa mengendalikan  kondisi di dalamnya seperti apa" sahut ano dengan tersenyum

"berjanjilah bahwa semuanya yg ada di diri kamu adalah milikku Dan selamanya akan tetap seperti itu"

" sayang , kita sudah bersama lebih dari 10 tahun bahkan sebelum kita memulai hubungan spesial Ini kamu adalah sahabat masa kecil ku yg selalu ingin ku jaga jadi jangan pernah kamu bertanya perihal perasaan ku " Gabriel tersenyum puas mendengar jawaban ano

setelah berbincang bincang tentang beberapa rencana mereka sembari ano terus menyuapi sang kekasih sekarang lelaki manis itu kembali tertidur lelap setelah mengkonsumsi obat pereda nyeri nya.

"aku janji , aku akan bantu kamu Dan buat semua perasaan sakit di hati kamu hilang" ujar ano dengan mengusap perlahan pucuk kepala iel yg sudah terlelap.

DRRTTT.......

fokus ano teralihkan ketika ia mendapati ponselnya yg bergetar di atas nakan , perlahan ia bangkit dari jongkoknya Dan berjalan menuju Brenda pipih itu dapat ia lihat bahwa sang asissten lah yg menghubungi dirinya .

"hmmm"

"maaf menganggu tuan tapi sesuai permintaan anda seluruh agenda anda sudah di kosongkan selama beberapa minggu kedepan " ujar sang assisten dari balik telfon

"baiklah , sebenarnya saya masih bia menerima jika itu di kirm lewati email ataupun zoom meeting kamu aturan saja bagaimana jadwalnya yg pas Karna saya akan cukup lama berada di Paris "
"jangan lupa siapkan yg saya minta kemarin , pastikan tidak ada kegagalan mereka bukan orang sembarangan Dan kita juga harus bisa bermain bersih " jelas ano dengan netra yg menatap lurus ke arah hamparan lautan Luas

"baik tuan albelano"

"kirim beberapa orang untuk selalu mengawasi iel , kau Tau sendiri bagaimana tingkahnya bukan jika sekali saja ku Tau dia tergores Maka kepala mu yg akan terpenggal" ucap sang pemimpin yg langsung mematikan sambungan secara sepihak.

albelano Dan Gabriel sudah bersahbat sedari kecil Karna rumah yg mereka tinggali cukup dekat terlebih Dahulu orang tua ano sering menolong ibu iel yg sering sakit sakitan , mereka tumbuhi dewasa secara bersamaan umur ano terpaut 4 tahun lebih tua dari iel namun lelaki manis itu sudah benar benar menganggap pria tampan itu sebagai kakak nya .

kedua keluarga itu benar benar menjalani hubungan yg cukup baik bahkan sangat dekat hingga dimana kedua orang tua albelano memutuskan untuk kembali ke jepang Dan sang putra memilih untuk tetap berada di jerman , ano kecil memilih untuk tetap tinggal di jerman bersama dengan Gabriel Dan nyonya grace { ibu gabriel} bukan tanpa alasan albelano memilih untuk tinggal di sana sendirian sedari awal ia menatap gabriel ternyata pria tampan itu sudah memiliki perasaan ingin menjaga lelaki manis itu .

hingga dimana nyonya grace di nyatakan meninggalkan Dunia akibat sakit nya , Gabriel yg masih berumur belasan tahun benar benar merasa terpukul namun tempat untuknya pulang hanya albelano sosok sahabat yg sudah ia anggap sebagai seorang kakak. hampir setiap malam lelaki manis itu menangis sendirian akibat rindu akan mendiang ibunya terlebih ia tak memilikki seorang ayah namun hal terakhir yg ia saksikan di malam kematian ibunya ketika dirinya masuk kedalam kamar rawat sang ibu Dan tanpa sengaja mendegarkan percakapan sang ibu dengan seseorang yg dimana membuat kondisi sang ibu semakin memburuk Dan berakhir meninggal dunia.

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN

SEE YOU NEXT CHAPTURE

DYNASTY 21+ {BELUM REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang