16

84 13 0
                                    

sosok pria tak asing berdiri di ambang pintu membuat graviel terduduk terkejut dari tidurnya namun jantungnya kembali normal ketika tahu siapa yg berada di hadapanya tersebut .

'' astaga anoo" ujar ravi dengan mengelus dadanya , semalam Karna sudah sama sama mabuk akhirnya ano kembali membawa graviel untuk menginap di apartemen nya Dan disinilah lelaki manis itu berada di apartemen milik seorang pria yg tak sengaja bertemu Dan membantu dirinya beberapa hari yg lalu namun keakraban keduanya membuat mereka tak saling canggung .

"apakah aku mengejutkan mu??? maaf maaf aku hanya ingin membangunkan mu untuk sarapan bersama " Ucap pria itu dengan berjalan mendekat

" ingin sarapan bersama ?? atau kau ingin lanjut tidur lagi '' Tanya ano

" aku....sebantar" dering posel graviel membuat lelaki itu menghentikan jawabanya , dengan cepat ia menyambar Benda pipih tersebut dan membuka pesan masuk itu Dan membacanya perlahan .

" daddy tunggu 5 menit lagi di kantor , ada hal penting yg harus kita bahas"  begitulah isi pesan dari sang daddy yg langsung membuat mood lelaki itu begitu buruk di pagi hari

"maaf ano sepertinya aku harus segera pergi Karna ada utusan mendadak di perusahaan , lain waktu aku akan mampir untuk sarapan bersama " uajr graviel dengan beranjak dari duduknya Dan membenarkan pakaian yg ia kenakan lalu berjalan pergi meninggalkan ano dengan terburu buru .

"ingin ku antar?? mobil mu masih di bar" Tawar ano dengan berjalan mengikuti graviel

"tak perlu , aku akan memesan taksi . baiklah aku pergi Dulu terimakasih atas tumpangan nya semalam " Ucap graviel sebelum ia benar benar pergi menghilang dari balik pintu dan meninggalkan ano sendirian .

setelah di rasa lelaki itu benar benar sudah pergi ano juga beranjak Dan berjalan menuju meja Makan untuk menikmati sarapanya , sebenarnya tadi ia membuat pancake untuk sarapan bersama namun sepertinya ia harus menghabiskan itu sendirian .

PERUSAHAAN GRAVIEL

lelaki itu berjalan cukup cepat memasukki area perusahaan nya bahkan dirinya Belum sempat untuk berganti pakaian Karna memang waktu yg sang daddy berikan hanya cukup untuk perjalanan kemari .

" dadyy" sapa graviel dengan membuka pintu kerja sang daddy nya dengan nafas yg ngos ngosan

pria paruh baya itu menilik putra semata wayangnya dari atas ke bawah dengan kening yg berkerut " kamu itu penerus Ricardo , bukankah seharusnya kau bisa lebih mementingkan pakaian mu'' ujar sang ayah dengan menatap remeh sang putra yg tampak acak acakan

"dari mana kamu rav, bukankah sudah daddy bilang bahwa kamu harus bisa membagi waktu antara kuliah Dan mengurus perusahaan "

"maaf, semalam Karna terlalu lelah aku menginap di tempat teman '' jawab sang putra dengan duduk di sofa tepat bersebrangan dengan sang ayah.

"kau minum alkohol ?? " Tanya sang ayah dengan penuh selidik , ia dapat mencium jelas aroma wine yg keluar dari bibir sang putra ketika berbicara dengan nya

"sedikit , hanya untuk menghilangkan penat" jawab lelaki itu santai

"dimana ?? kenapa tidak Minum di bar keluarga kita kau ingin semua orang Tau jika keturunan Ricardo sering mabuk Dan keluar masuk bar??" sahut tuan Ricardo memarahi sang putra Karna ceroboh dengan segala tindakan yg di ambil.

"dad, bisa tolong beri ravi kebenaran sedikit saja "

"tidak , kamu ingin bernasib sama seperti ibu mu yg tidak menurut dengan perkataan daddy Dan berakhir..."

"berakhir meninggal dunia, mom tidak mengikuti keinginan daddy untuk mengugurkan kandungan nya " sahut graviel memotong ucapan sang ayah

'' mom tetap memilih melahirkan ravi Dan menenatang perintah daddy , itu kan yg selalu ingin daddy ingatkan pada ravi" lanjutnya dengan berdiri dari duduknya

"rendahkan suara mu " ujar sang daddy ketika ia merasakan suara sang putra sedikit meninggi pada dirinya .

"maaf , sekali lagi ravi ucapkan maaf atas segala hal yg terjadi " setelah mengucapkan hal tersebut lelaki itu segera beranjak pergi dari sana namun langkahnya terhenti ketika sang ayah kembali melontarkan perkataan yg membuat dirinya tersinggung .

"jadilah Putra yg membanggakan Maka daddy akan melupakan setiap kesalahan mu Dan ibumu , jadilah penerus yg berguna bagi keluarga Ricardo " ujar pria paruh baya itu dengan menatap punggung sang putra yg perlahan menghilang dari balik pintu.

langkah jenjang graviel berjalan terus menuju ruang kerja nya yg juga di ikuti oleh sang assisten pribadinya yg baru saja keluar dengan membawa beberapa pakaian yg sang tuan inginkan .

" tuan ravi , ini satu set jas yg anda minta" ujar sang asisten setelah masuk kedalam ruang kerja CEO nya .

" keluarlah , hari Ini ada pertemuan dengan orang desain kan aku akan bersiap terlebih dahulu" ujar graviel dengan mengambil alih pakaian tersebut .

lelaki manis itu menghempaskan tubuhnya pada kursi kerja nya sembari memijit pelipis kepalanya yg Terasa cukup pusing,ntah Karna efek alkohol yg masih Terasa atau Karna perdebatan ia tadi dengan sang daddy .

"mom, kenapaa Dulu memilih untuk mempertahankan graviel jika akhirnya aku harus hidup dengan segala peraturan seperti Ini" gumam nya dengan menengadahkan kepalanya , rasa sesak dengan dada yg sedikit nyeri perlahan menyerang dirinya .

"shhh....siall'' umpat graviel ketika dirinya kembali merasakan sesak pada area dadanya , dengan cepat ia mencari obat yg biasa ia gunakan namun tak menemukan apapun .

"ARGHH....LEONN" pekik nya memanggil sang assisten

tubuhnya luruh terjatuh kebawah bersamaan dengan masuknya sang assisten yg terburu buru karna mendengarak teriakan dari dalam ruang kerja tuan muda nya , BRAKKK graviel terus menekan dadanya sendiri berusaha menghilangkan rasa sakit itu.

"tuann..."

"tass...ob..obatnyaa" ujar ravi dengan terbata bata , dengan cepat Leon berdiri dari duduknya Dan menyambar tas sang tuan muda lalu mengambil obat berbentuk spray agar segera di gunakan .

leon membantu graviel untuk memakai obat tersebut , pria itu tekan beberapa Kali tekanan pada obat tersebut hingga membuat sang tuan muda perlahan tenang " tuan ravi, perlu saya panggilkan dokter atau ambulance biar di rawat saja terlebih dahulu" ujar sang assisten

"aku tak apa , terimakasih leon'' jawab graviel menolak saran sang assisten

"tapi tuan , saya melihat beberapa Kali terakhir Ini sakit anda terus kambuh Dan anda tidak bisa terus bergantung pada obat Ini " ujar sang asissten dengan membantu ravi berdiri Dan duduk kembali di kursi kerja nya .

"tak apa , aku akan kontrol sendiri nanti '' Leon tak lagi memburuk tuan nya Karna ia tak ingin di anggap tak sopan oleh graviel .

'baiklah , saya akan keluar untuk kembali menyiapkan dokumen meeting anda dengan perusahaan konstruksi '' setelah mengucapkan hal tersebut Leon segera beranjak dari sana meninggalkan ravi sendiri yg duduk termenung .

DYNASTY 21+ {BELUM REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang