22: Ungkapan cinta.

5.6K 578 224
                                    

Part ini tak terlalu panjang, tapi aku akan update tiap hari, tolong tembusin target votmen ya? Insyaallah tidak susah kalau mau bekerja sama. Terima kasih. ☺️


"Fia," panggil Kenzo mengalihkan atensi Shofia yang tengah membaca kitab disebelahnya.

"Iya, Mas, kenapa?" Tanya Shofia.

Kenzo menarik tangan Shofia dan ia labuhkan tangan Shofia diatas kepalanya, Kenzo merendahkan posisinya hingga kini ia bersandar di dada Shofia, ia sedikit mendongak keatas untuk menatap wajah cantik Shofia.

"Lus-lusin kepala saya," pinta Kenzo sambil menggerak-gerakkan tangan Shofia yang berada diatas kepalanya.

"Kenapa wanita hamil jadi 10x lipat lebih cantik? Apa karna calon bayi kita perempuan?" Tanya Kenzo masih menatap Shofia dengan mendongak.

Shofia terkekeh geli, kemudian ia menggeleng sambil mengedika kedua bahunya.

"Fia, nggak tau. Mas, kan bayinya nggak kasih tau ke kita jenis kelaminnya," jawab Shofia membuat Kenzo terkekeh.

"Kenapa wanita secantik ini harus tinggal dibumi? Harusnya di syurga menjadi bidadari saja," ujar Kenzo lagi, kali ini Shofia terkekeh gemas, ia cubit ujung hidung mancung suaminya.

Entah mengapa semenjak kehamilan Shofia, Kenzo semakin banyak bertingkah seperti anak kecil, benar-benar bukan seorang Kenzo Abraham yang irit bicara.

"Kalau , Fia, bidadari. Mas, apa dong?" Tanya Shofia, Kenzo sempat berpikir sejenak sebelum menjawabnya.

"Saya manusia baik yang memiliki bidadari ini, right?" Shofia mengangguk sambil tersenyum manis, ia usap-usap lagi rambut Kenzo dengan lembut.

Kenzo merebahkan tubuhnya, dengan menjadikan paha Shofia sebagai bantalan, ia kembali menuntun tangan Shofia untuk mengusap-usap rambutnya.

Shofia kembali fokus membaca kitabnya, "Saya tidak pernah menyangka bisa sebahagia ini, Shofia." Shofia meletakan kitabnya di atas meja yang berada di sampingnya.

Kemudian ia tatap Kenzo dengan serius, ia menanti Kenzo meneruskan ucapannya.

"Dulu, bertahan hidup dan terus menjalani kegiatan sehari-hari dengan baik-baik saja saya sudah bersyukur."

Shofia menarik tangan Kenzo yang satunya, ia ciumi punggung tangannya
Sambil menatap Kenzo penuh cinta.

"Kita tak pernah tau takdir seperti apa yang Allah kehendaki, Mas. Semua yang terjadi di masa lalu dan masa kini telah diatur oleh-nya."

"Pernah kah kamu berpikir bahwa setelah ini mungkin saja kita akan merasakan kesedihan lagi?" Tanya Shofia membuat Kenzo menggeleng dengan raut wajah yang berbeda dari tadi, kini menjadi datar dan sangat tak ramah.

"Saya tidak mau memikirkan hal-hal buruk itu, Fia. Saya hanya ingin hidup bahagia, itu saja, Sudah cukup saya merasakan kesedihan di masa kelam lalu," ujar Kenzo.

"Mas, Manusia memang sering lupa diri. Ketika kita merasakan kesedihan, seakan-akan kita tidak mampu bertahan, terkadang memohon kepada sang pencipta, ada juga yang memaki, Namun. Setelah kebahagiaan itu menghampirinya, manusia akan merasakan rasa senang dan melupakan bahwa semua yang ia lalui di hari lalu cukup di hari itu saja, sehingga ia lupa semua yang terjadi atas kehendak dari sayang maha kuasa."

Kenzo mengangguk setuju, "Ya, Kamu benar, Fia. Saya memang sering kali seperti itu, karna itulah saya sering terluka dan bahagia amat dalam tanpa memikirkan semua yang datang itu dari yang Maha kuasa," balas Kenzo.

"Tapi, Fia. Mungkin saya terlalu rapuh, saya tak bisa lagi untuk merasakan rasa sakit itu lagi, Saya harap semua akan baik-baik saja," lanjut Kenzo.

Shofia masih terdiam, keadaan menjadi hening. Mereka berdua hanyut dalam pikiran masing-masing, Bahkan tanpa sadar Kenzo menetaskan air matanya.

My cold sky [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang