The end

3.2K 347 39
                                    

Minta komentarnya ya, jangan pelit!

Aku kasih bacaan kalian kasih vote dan komentar, tolong hargai aku nulis cerita ini. Tolong jadi pembaca yang bijak!

Terima kasih 🌷🌷🌷

Happy reading 😻

.
.
.

_____________

Saat ini Shofia dan Kenzo berpelukan diatas ranjang mereka, Sementara bayi mereka sudah tidur diranjang  mereka.
Kenzo masih diam, Ia memeluk erat tubuh Shofia begitupun sebaliknya. Setelah kepulangan Kenzo dan Shofia dari rumah sakit, mereka belum banyak bicara.

Shofia menatap Kenzo dengan lekat, Kedua mata mereka kembali bertemu, mata Kenzo berkaca-kaca sangat memperlihatkan kesedihannya.

"Saya sangat mencintaimu, Shofia." Shofia mengangguk percaya sambil tersenyum tulus.

Ia usapi kedua rahang Kenzo, kemudian ia tangkup dengan kedua tangannya.
"Mas, mau buktinya cinta itu?" Dengan cepat Kenzo mengangguk.

"Fia hanya ingin, Mas. Tetap bahagia, Jangan pernah menyalahkan takdir yang Allah berikan, Jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Dan..." Kedua alis tebal Kenzo bertautan seakan menunggu ucapan Shofia yang masih menggantung.

"Dan Shofia tidak ingin melakukan pengobatan apapun, Mas.___"

"NO!" Tolak Kenzo mentah-mentah.

"Fia, Kamu sudah berjanji untuk tidak meninggalkan saya, kan? Tapi apa? Kenapa tidak ingin melakukan pengobatan? Kamu tidak ingin sembuh dan bersama-sama lebih lama lagi dengan saya?" Air mata Kenzo luruh saat itu juga.

"Mas, Selama ini kita terlalu terlena dengan kebahagiaan yang Allah berikan, Kita tidak tau diri dan dengan sombongnya berjanji akan saling bersama, Sementara kita ini milik Allah dan akan kembali kepangkuannya," ujar Shofia sambil mencoba menahan tangisnya.

Kenzo menggeleng cepat, ia hempas kedua tangan Shofia dari kedua pipinya. Kemudian dia memukul Shofia dengan sangat erat Sambil ia kecup lama dahi Shofia.

"Fia, saya tau ini sangat berlebihan. Tapi salahkah saya jika ingin merasakan kebahagiaan ini lebih lama? Saya sudah sangat banyak terluka, Fia. Dan setelah saya mendapatkan kebahagiaan itu apakah saya harus kembali merelakan?"

"Sesuatu yang menghampiri kita dengan suka rela, pun. Akan meninggalkan kita, bila sudah tiba masanya."

"Ingatlah, semuanya hanya titipan. Kita tak berhak menyalahkan takdir, Bukan ketentuan Allah yang buruk, Tapi hati kita yang terlalu banyak mengharapkan dunia ini dapat kita genggam, Kita harus tau diri, kita ini hanya makhluk yang sewaktu-waktu akan kembali pada sang pemilik nyawa," lanjut Shofia dengan suara serak menahan tangisnya.

"Semua ini terasa berat.." lirih Kenzo.

Kenzo usapi punggung Kenzo, "Libatkan Allah dalam setiap satu tarikan nafas mu, Allah tak akan memberikan kesedihan melampaui batas kemampuan hambanya," balas Shofia.

"Fia, apakah saya bisa?" Shofia menguraikan pelukannya, Ia tatap lagi Kenzo dengan lekat, kemudian bibirnya tersenyum begitu manis.

"Bisa, yang fia tau, Kenzo Abraham adalah sosok pria yang kuat, hebat, dan tabah! Setelah semua guncangan yang dulu pernah dia lalui tak pernah sekalipun ia berpikir untuk mengakhiri dirinya sendiri, Tak pernah sekalipun ia membenci takdir sang pencipta, dan itu sangat luar biasa!"

Kenzo kembali menggeleng, "Saya butuh kamu, begitupun dengan Algha. Dia lebih membutuhkan mu, Fia. Dia butuh figur orang tua yang lengkap."

"Kamu harus sembuh, Kamu harus bisa melalui semuanya, Kita lalui semua ini sama-sama, Ya? Saya akan selalu mendampingi kamu, selalu."

My cold sky [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang