23. Challenge

5.7K 553 232
                                    

Pagi ini Kenzo sedikit mengomel karna Shofia terlalu lama memilih baju yang ia ingin pakai untuk ke markas.

"Fia, kenapa harus serepot ini? Saya sudah bilang, kan? Jangan terlalu berlebihan dandan, kamu itu sudah terlalu cantik, kalau dandan nanti kamu  makin cantik banget! Saya nggak ridha kecantikan istri saya dilihat orang lain!"

Shofia menghela nafasnya, ia tatap Kenzo dari balik kaca meja riasnya, pria bertubuh jangkung dan besar itu tengah berdiri tegak di belakangnya sambil berkacak pinggang.

"Kenapa menatap saya seperti itu?" Tanya Kenzo.

Shofia memutar badannya, ia tatap Kenzo dengan mendongak keatas, kedua tangannya menyilang di depan dadanya.

Bibir mungilnya tersenyum tipis, sekuat tenaga ia mencoba menahan tawanya.

"Sejak kapan seorang Kenzo Abraham bawel seperti ini, hum?" Kenzo berdecak singkat, ia menoleh kearah samping dengan acuh, kemudian ia tatap lagi Shofia dengan tatapan dinginnya.

"Saya suami kamu, saya tidak suka kamu terlihat luar biasa dihadapan orang lain!" Tegas Kenzo.

"Mas, cemburu, Ya?" Goda Shofia.

"Saya tidak tau, memang cemburu itu begini, ya?" Tanya Kenzo dengan polosnya, ia baru kali ini merasakan hal seperti itu dalam hidupnya.

"Ya Rabb, cemburu saja tidak tau. Tapi, Mas. Memang sedang cemburu, dan itu semakin menunjukan kalau Mas cinta sama, Fia."

"Wait, kalau ini cemburu berarti dari dulu saya sudah jatuh cinta sama kamu?" Tanya Kenzo, membuat Shofia bingung, ia belum paham dengan apa yang Kenzo ungkap kan.

"Nggak tau, Memang sebelumnya pernah cemburu?" Tanya Shofia penasaran.

Kenzo mengangguk singkat, "Ingat kan? Dulu saya pernah larang kamu senyum dihadapan orang lain? " Kini Shofia yang mengangguk.

"Rasanya itu saya tidak Ridha jika senyum cantik kamu dilihat orang lain," jelas Kenzo.

"Iya juga, Ya. Dari dulu , Mas. Sering banget larang, Fia. Senyum ke orang lain," balas Shofia.

"Jadi, Sebenernya itu, Mas. Sudah mencintai, Fia. Hanya saja Mas menolak untuk sadar, atau memang tidak sadar kalau itu perasaan cinta, iya, kan?"

"Saya tidak tau," balas Kenzo, sebenarnya dia juga sadar akan hal itu, hanya saja dia gengsi untuk mengakuinya.

"Fia," panggil Kenzo.

"Iya, Mas?"

Kenzo tak menjawab lagi, dia genggam erat-erat tangan Shofia, kemudian ia kecup punggung tangannya.

"Nanti kalau di sana jangan lepas dari saya, Ya?" Shofia tersenyum dan kemudian mengangguk.

"Ayo, Kita berangkat. Mereka sudah menunggu kita," Ujar Kenzo. Shofia mengangguk lagi.

....

Sambutan mereka tak seheboh saat pertama kali Shofia datang ke markas, hanya saja kali ini Shofia merasa lebih bahagia karna Kenzo menggenggam erat tangannya seperti anak TK yang takut ditinggal pulang ibunya.

Kenzo dan Shofia sesekali saling bertatapan kemudian tersebut, definisi cinta telah mereka tunjukan dengan terang-terangan. Seluruh atensi anggota alanskar beralih kepada mereka berdua.

"Assalamualaikum, Pak ketu dan Buk ketu," sambut Guntur dengan riang.

"Wa'alaikum salam," jawab sepasang suami istri itu, Masih dengan satu tangan yang menggenggam tangan Shofia, Kenzo menggunakan tangan kanannya untuk menyalami rekan-rekannya yang lain, berpelukan dengan mereka.

My cold sky [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang