BAB 2: Sosok di balik Kegelapan

98 82 1
                                    

Hari-hari berlalu sejak ancaman sosok bertudung hitam itu muncul, dan suasana di Eldoria semakin menegangkan. Di desa-desa yang dulunya makmur, kini kebisingan dan keriuhan digantikan oleh keheningan yang mencekam. Para petani yang dulu bersemangat mengolah ladang kini hanya bisa menatap kosong, kehilangan semangat saat ladang mereka layu dan mati. Berita tentang rumah-rumah warga yang roboh secara misterius menyebar cepat, membuat masyarakat semakin cemas dan bingung.

Di tengah keraguan dan ketidakpastian, para pemimpin desa berkumpul di balai pertemuan. Mereka berbincang dengan gelisah tentang kejadian aneh yang semakin meningkat. “Kita harus melakukan sesuatu, atau kita akan kehilangan segalanya,” ucap Pak Tamas, salah satu pemimpin desa, dengan wajah khawatir. “Hewan ternak mati tanpa sebab yang jelas. Beberapa keluarga bahkan mengaku melihat bayangan gelap berkeliaran di malam hari.”

“Apakah kita benar-benar percaya dengan cerita hantu?” tanya yang lain skeptis, meskipun suara keraguannya tidak sepenuhnya meyakinkan.

“Ini bukan sekadar cerita. Kita semua merasakannya,” jawab Pak Tamas, menatap teman-temannya dengan tatapan serius. “Kita harus segera pergi ke istana dan meminta bantuan dari keluarga kerajaan. Hanya mereka yang bisa melindungi kita dari kekuatan gelap ini.”

Sementara itu, di dalam Istana Eldoria, kekhawatiran semakin menyelimuti suasana. Raja Aleron dan Ratu Isolde mengadakan pertemuan dengan para penasihat dan pemimpin militer. Di ruang perang yang dipenuhi peta-peta dan gulungan laporan, Althea berdiri di samping ibunya, merasakan ketegangan di udara. “Kita harus berbuat sesuatu, Yang Mulia,” kata Jenderal Althar. “Jika situasi ini dibiarkan, keruntuhan kerajaan akan menjadi kenyataan.”

“Aku sudah mengirim pasukan untuk menyelidiki,” jawab Raja Aleron dengan nada putus asa. “Tapi mereka tidak menemukan jejak dari sosok bertudung itu. Sepertinya, dia mampu bersembunyi dari pandangan kita.”

“Yang Mulia,” suara seorang penasihat yang lebih tua muncul, “kita juga harus memperhatikan fenomena alam. Kekeringan yang terjadi bisa jadi bagian dari sihirnya. Tanah kita tidak hanya diserang secara fisik, tapi juga secara magis.”

Althea mendengarkan dengan seksama. Hatinya bergetar saat memikirkan bagaimana nasib rakyatnya. “Kita perlu melindungi rakyat kita,” katanya, “kita harus menemukan cara untuk melawan ancaman ini dan mengembalikan kehidupan di Eldoria.”

Ratu Isolde mengangguk setuju. “Althea benar. Kita tidak bisa membiarkan rasa takut menguasai kita. Kita harus bersatu dan menggunakan kekuatan kita untuk melawan kegelapan ini.”

Di luar istana, suara langkah kaki terdengar mendekat. Pak Tamas dan beberapa pemimpin desa tiba di gerbang istana, wajah mereka penuh kecemasan. Saat mereka diizinkan masuk, Pak Tamas langsung maju. “Yang Mulia, kami datang untuk meminta bantuan. Kami tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Banyak ladang kami yang mati, rumah kami roboh, dan hewan ternak kami pun mati dengan misterius. Kami mendengar desas-desus tentang sosok bertudung yang mengganggu, dan kami perlu perlindungan.”

Raja Aleron menatap mereka dengan penuh empati. “Kami memahami kesulitan yang kalian hadapi. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi Eldoria dan rakyatnya.”

Di dalam hati Althea, sebuah rasa tanggung jawab yang mendalam muncul. Dia merasa bahwa kekuatan sihirnya mungkin bisa membantu mengembalikan keadaan, tetapi dia juga tahu bahwa itu tidaklah mudah. “Aku bisa membantu,” ucapnya, “Aku akan mencari cara untuk mendeteksi kehadiran sihir gelap ini.”

Namun, Ratu Isolde menanggapi dengan penuh kehati-hatian. “Althea, ini bukanlah hal yang sepele. Kita tidak tahu seberapa besar kekuatan yang dihadapi.”

“Aku mengerti, Ibu,” jawab Althea tegas, “tapi jika kita menunggu lebih lama, akan semakin banyak orang yang menderita. Kita harus bertindak sekarang.”

Sementara itu, Lyra, yang berdiri di belakang, merasa gelisah melihat adiknya nya yang penuh semangat. Dia sendiri menyimpan kekhawatiran tentang bagaimana perasaannya terhadap Kael bisa mengalihkan perhatian dari ancaman yang jauh lebih besar. “Kita perlu berlatih bersama, untuk mempersiapkan diri menghadapi kekuatan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya,” kata Lyra, berusaha mengalihkan pikiran dari perasaannya yang mendalam.

“Setuju. Kita akan melatih kekuatan kita dan bersatu sebagai keluarga,” ucap Freya, mengangguk. “Kita harus menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menghadapi kegelapan.”

---

Malam itu, di bawah cahaya bulan purnama, para putri mulai berlatih di taman istana. Freya, Lyra, dan Althea berdiri di tengah ruangan yang dipenuhi dengan energi sihir, setiap dari mereka berusaha untuk mengendalikan kekuatan mereka. Namun, saat Althea memanggil elemen sihirnya, dia merasakan ketegangan yang lebih besar di dalamnya. Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.

Ketika malam semakin larut, suara-suara aneh mulai terdengar dari hutan di luar istana. Suara desisan dan jeritan jauh, menambah kecemasan yang melanda. Althea merasakan aura kegelapan semakin dekat. “Kita harus segera beraksi,” katanya, “mungkin kita bisa melindungi desa-desa yang terkena dampak.”

Freya mengangguk, “Aku akan membuka jalur api untuk menjaga kami agar tetap aman. Sementara itu, Lyra, kau bisa memanggil angin untuk membantu mengalihkan perhatian jika ada sesuatu yang mendekat.”

“Baik, mari kita lakukan,” Lyra menjawab, bertekad.

Dengan kekuatan sihir yang terjalin di antara mereka, ketiga putri bersiap untuk menghadapi ancaman yang tak terduga. Mereka tahu bahwa kegelapan tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja, dan mereka harus siap untuk melindungi Eldoria dari kehancuran.

Di tempat yang sama, di dalam goa yang gelap, Modrak mengamati dari kejauhan. Senyuman jahat mengembang di wajahnya saat dia merasakan kekuatan para putri yang bersatu. “Mereka tidak tahu apa yang akan datang,” bisiknya, mata merahnya bersinar dalam kegelapan. “Satu per satu, mereka akan melihat betapa tidak berdayanya mereka menghadapi kekuatanku.”

Dengan rencana jahat di balik pikirannya, dia bersiap untuk melancarkan serangan selanjutnya, sementara Eldoria bersiap untuk menghadapi kegelapan yang semakin mendekat. Kegelapan tidak hanya akan menuntut darah, tetapi juga menguji keteguhan hati para pahlawan muda yang berjuang untuk menyelamatkan negeri mereka.

Ketika malam semakin dalam, Eldoria bergetar di ambang pertempuran, di mana keberanian dan pengorbanan akan diuji, dan cinta yang terpendam mungkin menjadi kekuatan terkuat untuk menghadapi kegelapan.

Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang