( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)
TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA*
---
Lima tahun telah berlalu sejak ancaman Modrak dan konspirasi keji yang mengguncang kerajaan Eldoria. Kini, masa kelam itu sudah berlalu, dan kerajaan memasuki era damai serta kemakmuran. Di istana yang selalu dipenuhi canda tawa, Kael dan Althea telah menjadi orang tua dari dua anak kembar yang lucu—Luna, seorang putri dengan mata cerah seperti ibunya, dan Digo, seorang putra dengan sorot mata tajam seperti ayahnya.
Anak-anak mereka kini berusia lima tahun. Digo, dengan rambut hitam tebal dan penuh energi, gemar berlari di taman istana, sementara Luna, dengan rambut cokelat lembut seperti ibunya, lebih suka mendengarkan cerita atau duduk tenang sambil bermain bunga di taman. Kedua anak itu membawa kebahagiaan yang tidak terhingga bagi Kael dan Althea, serta seluruh kerajaan.
Suatu sore yang tenang, Kael dan Althea duduk di taman istana, memandangi anak-anak mereka yang sedang bermain. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, menambah kedamaian suasana. “Mereka tumbuh begitu cepat,” ujar Althea sambil tersenyum melihat Digo yang berlarian mengejar kupu-kupu, sementara Luna tertawa melihat kelakuan saudara kembarnya.
Kael tersenyum bangga. “Iya, seperti kita dulu. Masih ingat waktu kita bermain di taman ini saat kecil?”
Althea tertawa kecil, mengingat masa lalu mereka. “Kau dulu sangat nakal, Kael. Kau pernah bilang ada ikan emas raksasa di kolam istana, padahal kau hanya ingin aku jatuh ke kolam itu!”
Kael tertawa keras, suaranya menggema di taman. “Aku memang nakal, tapi waktu itu kau yang hampir tenggelam! Aku yang panik malah!”
Mereka tertawa bersama, mengenang masa-masa indah di masa lalu. Kini, kehidupan mereka terasa sempurna—kedamaian yang mereka perjuangkan akhirnya bisa mereka nikmati, bersama dengan keluarga kecil yang telah mereka bangun.
---
Di sisi lain, Lucian dan Freya juga merasakan kebahagiaan yang sama. Setahun yang lalu, Lucian menikahi Freya, kakak Althea yang selama ini dicintainya. Pernikahan mereka sederhana namun penuh dengan kebahagiaan, dan kini mereka hidup dalam keharmonisan sebagai pasangan suami istri. Lucian, yang dahulu pendiam dan sering menyendiri, kini berubah menjadi sosok yang lebih terbuka dan penuh cinta, berkat Freya yang selalu ada di sisinya. Lord Edric, selalu bangga melihat kedua putranya tumbuh dengan begitu hebat. Ia sering menghabiskan waktu bersama mereka di ruang dewan, memberikan nasihat berharga untuk kehidupan dan tugas-tugas kerajaan.
Sementara itu, Lyra, kakak Althea yang dahulu ambisius dan keras kepala, kini telah menemukan cintanya. Dua tahun yang lalu, Lyra menikah dengan seorang Perdana Menteri dari negeri seberang, seorang pria yang bijaksana dan penuh perhatian. Kini, Lyra tengah hamil anak pertama mereka, dan meski sifat keras kepala Lyra masih sering muncul, kehamilan ini membuatnya lebih lembut dan penuh kasih.
"Siapa sangka, ya?" ujar Althea suatu hari kepada Kael, sambil melihat Lyra yang sedang duduk di teras istana dengan suaminya. “Dulu, Lyra selalu bersaing denganku, tapi sekarang dia menjadi calon ibu yang penuh cinta. Rasanya seperti melihat orang yang berbeda.”
Kael tersenyum sambil memandangi anak-anak mereka yang bermain di kejauhan. "Semua orang berubah seiring waktu, Althea. Lucian, Lyra, dan bahkan kita. Setelah semua yang kita lalui, kita berhak atas kebahagiaan ini."
Lord Edric, yang ikut mendengarkan percakapan mereka, menambahkan dengan bijaksana, "Perubahan adalah bagian dari kehidupan. Aku telah melihat banyak perubahan dalam kerajaan ini, dan aku bangga dengan semua yang kalian capai. Kalian telah membawa kedamaian dan cinta untuk Eldoria."
---
Hari-hari berlalu dengan penuh kebahagiaan di istana. Setiap minggu, keluarga kerajaan berkumpul di taman atau ruang makan, merayakan kebahagiaan kecil dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tawa anak-anak selalu memenuhi ruangan, membawa kebahagiaan yang tulus kepada semua yang hadir. Raja Aleron dan Ratu Isolde, yang sebelumnya selalu disibukkan dengan urusan kerajaan, kini lebih sering terlihat bersantai bersama cucu-cucu mereka, menikmati waktu-waktu berharga ini.
Suatu pagi, Althea duduk di balkon istana, menikmati pemandangan Eldoria yang indah di bawah sinar matahari pagi. Kael datang dan duduk di sampingnya, membawa dua cangkir teh hangat. “Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Kael, menyodorkan salah satu cangkir kepada istrinya.
Althea menghela napas pelan, lalu tersenyum lembut. “Aku hanya merasa bersyukur. Lima tahun yang lalu, hidup kita penuh dengan bahaya dan ketakutan. Sekarang, lihatlah kita—kita punya dua anak yang sehat, keluarga yang penuh cinta, dan kedamaian yang kita impikan.”
Kael menatap Althea dengan penuh kasih. “Ini bukan sekadar mimpi, Althea. Ini kehidupan nyata kita. Setelah semua perjuangan, kita pantas mendapatkan kebahagiaan ini.”
Althea menatap Kael, merasakan kehangatan dari kata-katanya. “Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa dirimu, Kael. Kau adalah kekuatanku, sumber ketenanganku.”
Kael tersenyum lembut, lalu menggenggam tangan Althea erat-erat. “Kita saling menguatkan. Kau adalah alasan mengapa aku bertahan, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun.”
Mereka duduk dalam keheningan, menikmati momen tenang di antara mereka. Di kejauhan, suara tawa Luna dan Digo terdengar, memantulkan kebahagiaan di seluruh istana.
---
Sementara itu, persiapan untuk makan malam kerajaan tengah berlangsung. Freya dan Lucian datang lebih awal, membantu para pelayan menata meja makan. Lord Edric tampak berinteraksi dengan Raja Aleron, membicarakan urusan kerajaan, namun sesekali melirik ke arah putranya dengan senyum bangga. Lyra, dengan perut besarnya, datang bersama suaminya yang selalu mendampinginya dengan penuh perhatian. Suasana malam itu terasa sangat spesial, karena mereka tidak hanya merayakan kebahagiaan bersama, tapi juga menyambut kabar baik.
Ketika semua anggota keluarga kerajaan telah berkumpul, Freya dengan senyum bangga mengumumkan bahwa dia dan Lucian akan dikaruniai seorang putri. Kabar ini disambut dengan sorakan bahagia dari seluruh keluarga. Ratu Isolde, yang sangat bersemangat menanti cucu barunya, tidak dapat menahan kegembiraannya.
"Putriku akan sama cantiknya dengan ibunya," ujar Lucian dengan bangga, sambil menggenggam tangan Freya dengan penuh kasih.
Freya tersenyum lembut, sifat tenangnya terpancar, namun kini ia tampak lebih bersinar dengan harapan menjadi seorang ibu. “Aku hanya berharap dia akan tumbuh di dunia yang damai dan penuh cinta, seperti yang kita nikmati sekarang.”
Semua orang mengangguk setuju. Setelah bertahun-tahun melewati cobaan, mereka tahu betapa berharganya kedamaian yang mereka miliki saat ini.
Kael kemudian berdiri, mengangkat gelasnya. “Untuk keluarga kita,” ucapnya, suaranya penuh kebahagiaan dan rasa syukur. “Untuk cinta, kebahagiaan, dan kedamaian yang kita nikmati bersama.”
Lord Edric menganggukkan kepala sambil tersenyum, melihat anak-anaknya tumbuh menjadi sosok yang hebat dan penuh cinta. Malam itu, di bawah langit berbintang Eldoria, keluarga kerajaan merayakan kebahagiaan mereka dengan penuh cinta dan tawa, menyadari betapa berharganya kedamaian yang kini mereka miliki.
---
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)
FantasyDi Kerajaan Eldoria, Raja Aleron dan Ratu Isolde memerintah dengan bijaksana, memiliki tiga putri dengan kekuatan sihir unik: Freya menguasai api, Lyra mengendalikan angin, dan Althea, si bungsu, memiliki kekuatan tertinggi yang mencakup semua eleme...