BAB 11: Kecemburuan

56 49 1
                                    

( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)

TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA* 

---

Althea melangkah pergi dengan hati yang berat. Perasaannya campur aduk, antara cemburu, bingung, dan sakit hati. Ia tak bisa mempercayai apa yang baru saja dilihatnya: Kael dan Lyra, berciuman di taman istana. Seharusnya, perasaannya terhadap Kael yang begitu tulus tidak seharusnya terhalangi oleh keraguan dan cemburu. Namun, melihat kedekatan Lyra dan Kael, ia merasakan bahwa mungkin, ia harus mundur.

“Lyra adalah kakakku. Aku tidak ingin mengganggu hubungan mereka,” pikirnya sambil menghapus air mata yang mulai mengalir di pipinya. Ia merasa terjebak antara perasaannya sendiri dan kewajibannya sebagai adik.

Saat kembali ke kamarnya, Althea tidak ingin berbagi cerita dengan Freya. Dia merasa lebih baik mengurung diri dalam kesedihan daripada membiarkan masalah ini berkembang menjadi pertengkaran. Ia duduk di tepi tempat tidurnya, menatap langit yang gelap di luar jendela. Dalam pikirannya, ia berharap bisa menemukan jawaban untuk semua perasaannya yang kacau.

Sementara itu, di sisi lain istana, Kael sedang berusaha keras untuk mengabaikan apa yang baru saja terjadi. Ia berusaha bersikap biasa dan tidak ingin mempermalukan Lyra. Namun, hatinya yang tenang itu mulai terusik oleh perilaku Lyra yang semakin mencolok. Setiap kali mereka berada di dekat satu sama lain, Lyra seolah tidak mau menjauh, dan Kael merasakan ketegangan di antara mereka.

Kael merasa risih, namun ia tetap berusaha untuk bersikap profesional. “Aku harus tetap fokus pada tugas dan menjaga hubungan baik,” pikirnya. Namun, setiap kali ia melihat Lyra, ada rasa canggung yang menyelimutinya. Kael lebih memilih untuk menghindari pertemuan langsung dengan Lyra, mengalihkan perhatian kepada tugasnya di istana.

---

Di tengah kekacauan perasaannya, Freya merasa bahwa kini adalah saat yang tepat untuk berbicara dengan Lucian. Ia sudah lama menyimpan rasa suka terhadap Lucian, dan melihat Althea yang terjebak dalam kebingungan membuatnya ingin berbuat sesuatu.

Suatu sore, saat mereka berdua sedang berada di perpustakaan, Freya mengumpulkan keberanian. “Lucian,” panggilnya lembut, “aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting.”

Lucian menoleh, sedikit terkejut oleh nada serius dalam suara Freya. “Ada apa, Freya?” tanyanya dengan raut wajah ingin tahu.

“Sejak kita bertemu, aku merasa ada sesuatu di antara kita. Aku ingin tahu… apakah kau merasakan hal yang sama?” Freya bertanya, berharap bahwa Lucian akan menjawabnya dengan jujur.

Lucian terdiam sejenak, wajahnya tampak bingung. Ia merasakan getaran di dalam hati saat mendengar pertanyaan Freya, namun bayangan Althea menghalangi jalannya. “Freya, aku… aku tidak tahu. Kau sangat baik dan cantik, tapi…”

Freya merasakan hatinya terjatuh. “Tapi?” tanyanya, suaranya mulai bergetar.

“Aku masih memikirkan Althea,” jawab Lucian pelan, tidak ingin menyakiti hati Freya. “Dia adalah orang yang selalu ada di pikiranku.”

Freya merasa hancur, tetapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya. “Baiklah,” katanya, berusaha menahan air mata. “Aku mengerti.”

Saat suasana hati Freya mulai surut, keadaan di istana tiba-tiba menjadi kacau. Seseorang menemukan surat misterius yang terlipat rapi dan diletakkan di ruang istana. Saat dibuka, semua orang terkejut membaca isi surat tersebut. Surat itu berisi ancaman dari sosok bertudung yang telah meneror kerajaan sebelumnya.

“Jika kalian tidak ingin mengalami kehancuran, bersiaplah. Aku akan datang untuk mengambil apa yang menjadi milikku,” bunyi surat tersebut, membuat semua yang membacanya terdiam.

Para pengawal, menteri, dan sekertaris segera berkumpul di ruang rapat istana. Suasana tegang dan cemas menghampiri mereka. Freya, Lucian, Kael, Althea, dan Lyra semuanya hadir, meskipun suasana di antara mereka masih terasa canggung.

“Ini adalah ancaman serius,” ujar Lord Edric, sambil melihat surat itu dengan cermat. “Kita harus segera merencanakan strategi untuk menghadapi sosok ini. Kita tidak bisa menganggap remeh ancamannya.”

Althea, yang sedang berusaha menahan perasaannya, mendengarkan dengan penuh perhatian. Keberanian yang ditunjukkan Lord Edric membuatnya terinspirasi untuk berbuat lebih. “Apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi istana?” tanyanya.

“Pertama-tama, kita harus memastikan bahwa semua pengawal dalam keadaan siap,” jawab Kael tegas. “Kita perlu meningkatkan patroli di sekitar istana dan mengawasi setiap gerak-gerik yang mencurigakan.”

“Bagaimana jika sosok bertudung itu muncul? Kita harus bersiap untuk menghadapi serangan,” tambah Lucian, suaranya tegas meskipun hatinya masih terbagi antara kekhawatiran dan perasaannya yang mendalam terhadap Althea.

Lyra, yang mendengarkan diskusi itu, merasa tertekan dengan situasi yang sedang berlangsung. Dia masih terguncang oleh kejadian antara dirinya dan Kael, dan kini harus menghadapi ancaman yang lebih besar. “Aku setuju. Kita tidak bisa membiarkan sosok itu mendapatkan kesempatan untuk menyerang kita,” katanya, berusaha menampilkan keberanian meski hatinya masih goyah.

Freya menatap semua orang dengan serius. “Kita harus bekerja sama. Ini adalah waktu untuk bersatu dan melindungi Eldoria dari ancaman ini,” serunya.

Setelah beberapa jam berdiskusi dan merencanakan strategi, mereka pun memutuskan untuk membagi tugas. Para pengawal akan meningkatkan keamanan di sekitar istana, sementara menteri dan sekertaris akan terus memantau setiap informasi yang masuk.

Namun di dalam hati masing-masing, kecemasan dan ketegangan mulai menghantui mereka. Ancaman dari sosok bertudung itu tidak hanya mengancam fisik, tetapi juga menguji hubungan mereka yang sudah rumit—terutama hubungan antara Althea, Kael, dan Lyra.

Ketika semua anggota rapat mulai beranjak, Althea merasa bingung dan terjebak dalam situasi yang lebih rumit dari sebelumnya. Dia tahu bahwa kehadiran sosok bertudung akan menguji ketahanan hati dan hubungan mereka semua. Sekarang, tidak hanya masalah cinta dan kecemburuan yang menghantuinya, tetapi juga bayang-bayang ancaman yang mungkin menghancurkan segalanya.

Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang