BAB 6: Kegelapan yang Kembali

71 61 2
                                    

( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)

TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA* 

---

Pesta rakyat di Eldoria berlangsung dengan meriah. Suara tawa dan sorak-sorai mengisi alun-alun, diiringi dengan alunan musik dan tarian yang penuh semangat. Malam itu, bintang-bintang bersinar cerah, menciptakan suasana magis. Althea, Freya, Lyra, Kael, dan Lucian merasa kehangatan persahabatan dan kegembiraan saat mereka berbagi momen bahagia itu.

Althea, yang selalu menjadi cahaya dalam hidup kedua kakaknya, kini bersinar lebih terang dengan kehadiran Kael di sisinya. “Kau terlihat bahagia, Althea,” ucap Lucian lembut, mencoba menyelipkan rasa cemburu yang mulai merayapi hatinya.

“Terima kasih, Lucian! Semua ini terasa seperti mimpi,” jawab Althea, matanya berbinar saat menatap Kael, yang tersenyum malu-malu. “Kael sangat berbakat dalam menari, kan?”

“Ah, tidak terlalu,” Kael menjawab sambil tersenyum, tetapi sinar kebahagiaan di wajahnya tidak bisa disembunyikan. Dia merasa istimewa bisa berbagi momen ini dengan Althea. Freya menatap mereka dengan perasaan campur aduk; rasa cemburu mulai menyelip di hatinya, namun ia berusaha keras untuk tidak menunjukkan perasaannya.

Lyra, yang menyadari ketegangan di antara mereka, berusaha untuk menenangkan suasana. “Ayo kita bergabung dalam tarian! Kita harus menikmati setiap momen,” serunya, membujuk semua orang untuk ikut serta.

Ketika mereka semua mulai menari, suasana semakin ceria. Warga Eldoria bersatu dalam kegembiraan, melupakan ketakutan yang sempat menghantui mereka. Namun, saat langit mulai gelap, suasana tersebut mulai berubah. Freya merasakan perubahannya sebelum yang lain; perutnya bergetar, dan instingnya memberi peringatan.

Tiba-tiba, seberkas asap hitam muncul dari ujung alun-alun, menyelimuti suasana yang sebelumnya ceria. “Apa yang terjadi?” teriak salah satu penduduk, kebingungan menyelimuti kerumunan.

“Bersiap-siaplah!” Freya berteriak, memperingatkan semua orang. “Itu... itu asap hitam!” Suaranya terdengar tegas meski jantungnya berdebar kencang.

Asap itu semakin menyebar, menciptakan ketakutan di hati rakyat. Sosok bertudung hitam muncul dari balik asap, menampakkan wujudnya yang menyeramkan. Matanya berkilauan dengan kebencian, dan suara gelapnya menggema di tengah keramaian. “Kau semua telah merayakan kebahagiaan yang semu. Kini saatnya kegelapan menguasai Eldoria!” teriaknya, menyebarkan ketakutan yang melanda.

Althea merasa ketakutan, tetapi dia tahu bahwa mereka tidak bisa mundur. “Kita harus melindungi rakyat!” serunya kepada saudara-saudarinya dan kedua sahabatnya. Suara mantapnya berusaha memberi semangat di tengah kegelapan yang melanda.

Freya dan Lyra segera merapat ke samping Althea, dan Kael serta Lucian bersiap-siap di depan mereka. “Kita tidak akan membiarkan dia merusak kebahagiaan ini!” kata Kael, berusaha mengerahkan semua keberaniannya.

Dengan semangat yang membara, mereka berdiri bersatu, siap menghadapi ancaman itu. Namun, semakin mereka berjuang melawan asap hitam yang menyelimuti, semakin kuat kekuatan gelap itu. Rakyat yang panik berlarian ke segala arah, terjebak dalam ketakutan yang melanda. Althea menatap ke arah kerumunan, melihat wajah-wajah yang dipenuhi ketakutan.

“Mari kita gunakan kekuatan kita bersama!” teriak Lucian, mencoba memimpin kelompoknya. “Kita tidak boleh membiarkan kegelapan menguasai Eldoria!”

Saat mereka semua bersatu, kekuatan magis mulai berkumpul di sekitar mereka. Freya dan Lyra mengulurkan tangan mereka, memusatkan kekuatan sihir yang telah mereka latih selama ini. Althea, meski masih merasa ketakutan, berusaha menenangkan dirinya dan mengikuti langkah mereka. Dia tahu, dalam situasi ini, mereka harus saling bergantung satu sama lain.

“Kita bisa melawan ini!” seru Kael, mengarahkan tangannya ke arah sosok bertudung. Dia mencoba memanggil api untuk melawan kegelapan. “Bersama-sama kita bisa melawan ini!”

Dengan semangat juang yang membara, mereka berdiri dalam formasi, bersatu, siap menghadapi sosok bertudung hitam yang kembali mengancam kedamaian Eldoria. Freya berusaha mengendalikan sihirnya, sementara Lyra dengan berani melancarkan serangan sihirnya.

Namun, saat mereka berusaha melawan, asap hitam itu semakin menyebar, menghalangi pandangan mereka. “Kita harus menemukan cara untuk menembus asap ini!” teriak Althea, suaranya penuh tekad. Dia merasa keberanian yang tumbuh dalam dirinya meski kegelapan melanda.

“Fokus pada kekuatanmu, Althea! Kau bisa melakukannya!” dorong Lucian, berharap bisa memberi semangat. Althea menatapnya, lalu berusaha memusatkan pikirannya.

Saat asap mulai menipis, mereka bisa melihat sosok bertudung dengan jelas. Sosok itu berdiri di tengah kerumunan, mengeluarkan kekuatan gelapnya. “Kalian tidak akan pernah bisa menghentikanku!” teriaknya, suaranya menggema dengan penuh amarah. Dia mulai melancarkan serangan sihirnya, menciptakan gelombang energi yang membuat tanah bergetar.

Althea dan yang lainnya berusaha menghindar dari serangan itu. “Kita tidak boleh mundur!” teriak Freya, berusaha memotivasi semua orang. Dia merasakan kekuatan sihir yang mengalir dalam dirinya dan menggunakannya untuk melindungi rakyat.

Di tengah kegelapan itu, suara ketukan jantung Althea terdengar kencang. Dia menyadari bahwa meskipun ada rasa takut, harapan juga tumbuh dalam diri mereka. “Kita harus berjuang, tidak peduli seberapa besar ancamannya!” katanya, berusaha memberikan keberanian.

Melihat semangat Althea, Kael merasakan rasa terinspirasi. “Kita akan mengakhiri ini, bersama-sama!” ujarnya dengan penuh semangat. Saat mereka semua bersatu, cahaya terang mulai bersinar dari tangan mereka, menghalau asap hitam yang melanda.

Dengan seruan kolektif, mereka mengarahkan kekuatan mereka ke sosok bertudung. “Dengan kekuatan persahabatan dan harapan, kami akan melindungi Eldoria!” seru Althea, suaranya menggema penuh keberanian.

Sosok bertudung merasa terancam. “Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku? Aku adalah kegelapan yang abadi!” Dia meluncurkan serangan terakhirnya, tetapi kekuatan gabungan mereka semakin kuat.

Cahaya dari tangan mereka menyatu, menciptakan gelombang energi yang menembus asap hitam. Dengan satu serangan terakhir, mereka meluncurkan kekuatan itu ke arah sosok bertudung. “Jangan biarkan kegelapan menang!” teriak Freya.

Saat cahaya itu menghantam sosok bertudung, teriakan menggelegar mengisi udara. Asap hitam mulai menghilang, dan sosok itu terlempar jauh, kehilangan kekuatan jahatnya.

Dengan satu ledakan besar, kegelapan itu lenyap, dan alun-alun kembali diterangi cahaya. Warga Eldoria bersorak, menyambut kemenangan yang penuh harapan. Namun, rasa cemas masih menyelimuti hati mereka. Meskipun mereka berhasil mengalahkan sosok bertudung untuk saat ini, ancaman kegelapan mungkin akan kembali.

Althea, Freya, Lyra, Kael, dan Lucian berdiri bersama, menatap ke arah alun-alun yang kini kembali cerah. Keceriaan yang sempat hilang kini perlahan kembali, tetapi mereka tahu, perjalanan mereka belum berakhir. Kegelapan mungkin telah mundur, tetapi mereka harus tetap waspada.

“Saatnya kita bersatu dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan selanjutnya,” kata Althea dengan semangat. “Kita tidak bisa membiarkan mereka mengancam Eldoria lagi!”

Dengan rasa harapan dan keberanian, mereka berjanji untuk melindungi kerajaan dan rakyat mereka, siap menghadapi setiap tantangan yang akan datang. Kegelapan mungkin kembali, tetapi bersatu, mereka akan selalu menjadi cahaya yang membimbing Eldoria menuju masa depan yang lebih cerah.

Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang