Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)

BAB 10: Kesalahpahaman

( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)

TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA*

---

Setelah kejadian di hutan, suasana di istana Eldoria berubah lebih tenang dan damai. Hujan deras yang menyertai kepulangan Althea dan Kael telah berhenti, menyisakan udara segar dan embun pagi yang membasahi taman-taman istana. Selama beberapa hari, tidak ada lagi tanda-tanda sosok bertudung yang sempat meneror Eldoria, membuat rakyat merasa lega dan yakin bahwa ancaman itu telah lenyap.

Para penduduk kembali beraktivitas dengan normal, ke pasar, ke ladang, dan menyambut kedamaian yang jarang mereka rasakan sebelumnya. Rakyat meyakini bahwa sosok bertudung hitam telah pergi atau dilenyapkan oleh para penjaga istana, meskipun sesungguhnya sosok itu masih bersembunyi di balik bayang-bayang, menyusun rencana licik untuk kembali menghantui kerajaan.

Di tengah suasana yang semakin kondusif itu, hubungan antara Althea dan Kael semakin intens dan mesra. Mereka sering kali menghabiskan waktu bersama di taman istana, duduk di bawah pohon sakura yang berbunga. Mereka tak pernah mengatakan apapun secara langsung kepada orang lain, tetapi gestur dan tatapan mata mereka sudah cukup menunjukkan perasaan yang kian mendalam.

Kael, dengan sikap tengilnya yang kerap membuat Althea tersenyum, kini menjadi semakin perhatian dan romantis. Althea merasa nyaman dalam setiap kebersamaan mereka, meskipun hatinya sering kali berdebar lebih cepat saat mata Kael menatapnya dalam. Ada kehangatan di antara mereka yang tak bisa disembunyikan lagi, namun tak semua orang di istana menyambut perubahan itu dengan senang hati.

Freya, kakak Althea yang selalu tenang dan penuh kasih, mulai merasakan adanya sesuatu yang berbeda. Awalnya, Freya tidak terlalu memperhatikan interaksi antara Althea dan Kael. Namun, belakangan ini, ia mulai menyadari bahwa keduanya sering menghilang dari keramaian tanpa alasan yang jelas. Althea sering tersenyum sendiri dan tampak lebih bersemangat dari biasanya. Sebagai kakak yang penyayang, Freya merasa khawatir dan sedikit curiga. Namun, dia tidak langsung bertanya, memilih untuk mengamati terlebih dahulu.

---

Suatu sore, Freya duduk di balkon kamarnya, menatap ke taman di bawah, tempat Althea dan Kael berbicara sambil tertawa kecil. Mata Freya sedikit menyipit, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Ada apa dengan mereka?” gumam Freya pada dirinya sendiri. “Mereka terlalu sering bersama akhir-akhir ini.”

Sementara Freya masih mencari kepastian, Lyra, kakak Althea yang memiliki sifat lebih keras dan kompetitif, mulai merasa risih. Lyra tidak bisa mengabaikan perasaan cemburu yang perlahan tumbuh di dalam hatinya. Setiap kali melihat Althea bersama Kael, ada sesuatu yang membuatnya merasa panas dan kesal. Bukan hanya karena Althea terlihat bahagia, tetapi juga karena Kael, yang sering menjadi perhatian Lyra, kini sepertinya lebih tertarik kepada adiknya.

Lyra tak bisa menahan perasaannya lebih lama. Ia menatap Althea dan Kael dengan tajam, tanpa berusaha menyembunyikan kekesalannya. "Kenapa mereka begitu dekat sekarang?" pikirnya, rasa cemburu menguasai hatinya. Setiap kali Kael tersenyum pada Althea atau menggenggam tangannya, hati Lyra terasa terbakar. Meskipun ia berusaha bersikap biasa saja, rasa cemburu itu kian menggerogoti pikirannya. Ia merasa seperti tersisih, seolah-olah Althea telah merebut sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.

Di sisi lain, Lucian, sang introvert yang jarang mengekspresikan emosinya, juga merasakan sesuatu yang berbeda. Ia selalu mengagumi Althea dari kejauhan, tanpa pernah berani menyatakan perasaannya. Diam-diam, Lucian telah menyimpan rasa kagum dan suka kepada Althea sejak lama. Namun, melihat kedekatan antara Kael dan Althea membuatnya merasa tidak nyaman. Meskipun ia mencoba untuk menutupi rasa cemburunya, setiap kali Kael berada di dekat Althea, hati Lucian terasa sakit.