( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)
TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA*
---
Hari-hari berlalu di Eldoria, dan meskipun ancaman Modrak masih membayangi, suasana di kerajaan perlahan mulai pulih. Lyra dan Kael, meskipun masih dihantui oleh kenangan masa lalu, berusaha keras untuk melanjutkan hidup dan memenuhi tanggung jawab mereka di kerajaan. Mereka bekerja sama dalam banyak urusan, membantu Raja Aleron dan para penasihat dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk menjaga keamanan Eldoria.
Lyra, meskipun terlihat tegar, terkadang masih merindukan momen-momen manis bersama Althea dan Freya. Namun, ia tahu bahwa tugasnya sebagai putri juga penting, dan kini lebih dari sebelumnya, mereka harus bersatu menghadapi tantangan yang ada.
“Kael, apa kau sudah melihat rencana untuk penguatan pertahanan istana?” tanya Lyra saat mereka berjalan di koridor istana, berdiskusi tentang strategi yang perlu diterapkan.
Kael mengangguk. “Ya, aku sudah berbicara dengan para jenderal. Kami berencana menambah pasukan di perbatasan dan meningkatkan pengawasan. Kita tidak bisa lengah dengan ancaman Modrak.”
“Bagus,” balas Lyra. “Kita harus memastikan bahwa Eldoria aman.”
---
Sementara itu, di sudut lain istana, Althea semakin menunjukkan kemajuan dalam menguasai kekuatannya. Dukungan dari Kael, kekasihnya, memberikan semangat tambahan. Meskipun keduanya memiliki tanggung jawab yang besar, mereka selalu menemukan waktu untuk berkencan di malam hari, berbagi momen-momen manis di bawah sinar bulan.
Malam itu, mereka duduk di taman istana, dikelilingi oleh bunga-bunga yang mekar. Kael menggenggam tangan Althea, menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Aku bangga padamu, Althea. Kekuatanmu semakin berkembang setiap hari,” ujarnya dengan lembut.
Althea tersenyum, merasakan hangatnya cinta yang mengalir di antara mereka. “Terima kasih, Kael. Aku merasa lebih kuat karena ada kau di sisiku.”
Kael mendekat, menempelkan dahinya ke dahi Althea. “Aku akan selalu ada untukmu.”
Mereka saling memandang, dan tanpa berpikir panjang, Kael menarik Althea ke dalam pelukannya. Sebuah ciuman lembut muncul di antara mereka, perlahan-lahan membara menjadi lebih dalam. Momen itu seolah menghentikan waktu, dan semua kekhawatiran tentang ancaman Modrak terasa jauh dari pikiran mereka.
---
Disisi lain, Freya dan Lucian juga semakin dekat. Mereka menjadi tim yang solid dalam membantu rakyat yang terkena dampak banjir. Setiap hari, mereka bekerja sama, membangun kembali desa dan mendengarkan cerita para penduduk.
Pada suatu hari, saat Freya sedang menyiapkan bahan makanan untuk dibagikan kepada penduduk yang terkena dampak banjir, tiba-tiba salah satu penduduk tak sengaja menabraknya. Freya hampir kehilangan keseimbangan, namun Lucian dengan sigap menangkapnya sebelum tubuhnya menyentuh tanah.
Mata mereka bertemu dalam jarak yang begitu dekat, hingga mereka bisa merasakan napas satu sama lain. Freya membeku, wajahnya memerah karena situasi tak terduga ini. Sementara Lucian, dengan tangan masih memegang erat lengan Freya, ikut merasakan canggung yang menyelimuti suasana.
“Terima kasih…” ucap Freya, suaranya hampir berbisik, namun pandangannya tetap terpaku pada Lucian.
Lucian mengangguk pelan, bibirnya sedikit terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada kata yang keluar. Jantungnya berdegup cepat, perasaan yang selama ini ia pendam tiba-tiba muncul ke permukaan. Ia tidak bisa mengabaikan betapa dekatnya mereka sekarang.
Freya, yang biasanya tegas dan tenang, merasakan kegugupan yang jarang ia alami. Seolah tanpa sadar, ia menggerakkan tangannya, menyentuh dada Lucian yang kokoh, mencoba menenangkan dirinya. Namun, sentuhan itu justru semakin mempertegas kecanggungan yang ada.
"Freya..." Lucian akhirnya memecah keheningan, suaranya berat dan sedikit serak. "Kau baik-baik saja?"
Freya mengangguk, tapi matanya masih terkunci pada Lucian. "Aku... baik," jawabnya, meski dalam hatinya, ia tahu ada sesuatu yang berubah. Ada perasaan yang tak bisa lagi mereka abaikan.
Lucian menelan ludah, lalu dengan pelan ia melepaskan tangannya dari Freya. Mereka saling menatap untuk beberapa saat, sebelum Freya tersenyum kecil, mencoba meredakan ketegangan. "Kita... kita harus kembali bekerja," katanya, suaranya sedikit bergetar.
"Ya, benar," Lucian menyetujui, meski pikirannya masih tertahan pada momen yang baru saja terjadi. Perasaan aneh dan hangat menyelimuti hatinya.
Meski mereka kembali bekerja, ketegangan antara mereka tak bisa sepenuhnya hilang. Lucian tak bisa berhenti memikirkan momen itu, sementara Freya merasakan jantungnya masih berdebar kencang. Kini, baik Freya maupun Lucian tahu bahwa hubungan mereka tak akan pernah sama lagi setelah ini.
---
Sementara itu, malam hari di taman istana, Althea dan Kael terus berbagi momen-momen manis. Mereka berbincang-bincang tentang impian dan harapan, dan Althea merasa sangat bersyukur memiliki Kael di sisinya.
“Kael, apa yang akan kau lakukan jika semua ini berakhir?” tanya Althea, ingin tahu tentang masa depan kekasihnya.
Kael berpikir sejenak. “Aku ingin memastikan Eldoria aman. Setelah itu, mungkin aku bisa melakukan perjalanan dan melihat dunia di luar sini.”
“Dan aku ingin menyertaimu,” jawab Althea dengan tegas. “Aku ingin menjelajahi tempat-tempat baru bersamamu.”
Mereka saling tersenyum, merasakan harapan dan cinta yang mengikat mereka. Meskipun ancaman Modrak masih mengintai, mereka bertekad untuk terus saling mendukung, menjaga satu sama lain dalam perjalanan yang penuh tantangan ini.
Althea menatap bintang-bintang yang bersinar di langit malam, merasakan kekuatan yang mengalir di dalam dirinya. “Aku akan berjuang untuk Eldoria, Kael. Aku berjanji.”
Kael mengangguk, menyadari betapa besar tanggung jawab yang diemban Althea. “Dan aku akan selalu ada di sampingmu.”
Dengan semangat yang menyala, Althea dan Kael melanjutkan malam mereka, siap menghadapi apa pun yang akan datang, sambil membangun kisah cinta mereka di tengah tantangan yang harus dihadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)
FantasyDi Kerajaan Eldoria, Raja Aleron dan Ratu Isolde memerintah dengan bijaksana, memiliki tiga putri dengan kekuatan sihir unik: Freya menguasai api, Lyra mengendalikan angin, dan Althea, si bungsu, memiliki kekuatan tertinggi yang mencakup semua eleme...