BAB 7: Kegelapan yang Mengintai

69 58 0
                                    

( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)

TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA* 

---

Suasana di Eldoria masih terasa mencekam. Meskipun sosok bertudung itu tampak hilang setelah kegaduhan pesta, ketakutan tetap menghantui semua orang. Para menteri dan penasihat berkumpul di ruang rapat, membahas strategi untuk melindungi kerajaan dari ancaman yang mungkin muncul lagi.

“Seperti yang kita semua ketahui, sosok bertudung itu tidak mungkin hanya lenyap begitu saja,” kata Lord Edric dengan nada serius. “Dia pasti masih ada di luar sana, mengamati dan merencanakan langkah berikutnya.”

Freya, Lyra, Althea, Lucian, dan Kael duduk di sekitar meja besar, mendengarkan dengan penuh perhatian. Ratu Isolde mengangguk, menunjukkan dukungannya. “Kita perlu merancang rencana yang tidak hanya mempertimbangkan keselamatan kita, tetapi juga kesejahteraan rakyat. Mereka harus merasa aman di tengah ketidakpastian ini.”

“Betul, Ratu,” kata Lucian, berusaha menjelaskan. “Kita perlu meningkatkan pengawasan di sekitar istana dan kota. Penjagaan harus diperketat, dan informasi mengenai ancaman ini harus disampaikan dengan bijaksana kepada rakyat. Kita tidak ingin mereka panik.”

“Dan kita harus menyusun tim penyelidik untuk mencari tahu lebih banyak tentang sosok bertudung itu,” Kael menambahkan, wajahnya terlihat serius. “Mungkin ada jejak yang bisa kita ikuti.”

Althea, yang biasanya tenang, kini terlihat gelisah. “Aku merasa sosok bertudung itu masih mengawasi kita dari bayang-bayang. Kita harus lebih waspada dan bersiap untuk setiap kemungkinan. Jika dia kembali, kita harus bisa menghadapi dan menghentikannya.”

“Setuju,” Lyra menyetujui pendapat Althea. “Kita juga harus berbagi informasi dengan seluruh pengawal dan dayang di istana. Setiap detail penting dan dapat membantu kita mengantisipasi langkah berikutnya.”

Dengan kesepakatan bersama, mereka mulai membahas langkah-langkah konkret untuk menyusun strategi. Pengawal, sekertaris, dan menteri bekerja sama, membuat rencana yang cermat. Althea dan Lyra berfokus pada penguatan pertahanan istana, sementara Freya mengawasi komunikasi dengan rakyat, memastikan mereka tidak merasakan kepanikan yang berlebihan.

Sementara itu, di sisi lain istana, para penjaga mempersiapkan diri. “Kita harus memeriksa setiap sudut istana dan memastikan tidak ada yang terlewatkan,” perintah salah satu kapten pengawal. “Kegelapan dapat mengintai dari mana saja.”

Beberapa jam berlalu, dan setelah pertemuan panjang, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pekerjaan mereka. Althea, Kael, dan Lucian duduk bersama di taman istana, di mana cahaya matahari mencoba menembus awan gelap di atas.

“Apakah kau merasa kita sudah melakukan yang terbaik?” tanya Althea kepada Lucian. “Aku merasa kami masih kurang mempersiapkan diri.”

“Kita sudah melakukan yang terbaik dengan informasi yang kita miliki,” jawab Lucian. “Sekarang kita harus berdoa agar semua persiapan kita cukup untuk melindungi Eldoria.”

Kael, yang duduk di samping Althea, menatapnya. “Kau tidak perlu merasa khawatir. Kita akan melalui ini bersama-sama. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu.”

Senyum Althea menghangatkan hati Kael. “Terima kasih, Kael. Kau selalu membuatku merasa lebih baik. Kita harus tetap kuat.”

Di sisi lain, Lyra memperhatikan dari kejauhan, merasakan sedikit kecemburuan melihat kedekatan antara Althea dan Kael. Dia berusaha menyembunyikan perasaannya, tetapi semakin sulit untuk tidak merasakannya. Ketika dia melihat senyuman Althea, hatinya terasa sakit. “Mengapa dia selalu mendapatkan perhatian itu?” pikirnya.

---

Hari berlalu, dan saat malam tiba, semua orang berkumpul kembali di ruang rapat. Ratu Isolde meminta laporan terbaru tentang keadaan keamanan. “Apakah semua sudah siap untuk malam ini?” tanyanya.

“Semua penjaga sudah dikerahkan di seluruh area istana, dan mereka telah dilatih untuk menghadapi kemungkinan terburuk,” jawab salah satu pengawal.

Namun, saat mereka berdiskusi, tiba-tiba seorang penjaga masuk dengan wajah panik. “Yang Mulia, kami menemukan jejak aneh di sekitar istana. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.”

Raja Aleron segera berdiri. “Apa maksudmu?”

“Jejak kaki mengarah ke hutan. Kami khawatir ada yang mengintai kita dari luar.” Suara penjaga itu bergetar saat ia melaporkan.

Semua orang terdiam, ketegangan menyelimuti ruangan. Ratu Isolde menggenggam tangan suaminya, merasakan ketakutan yang mendalam. “Kita tidak bisa membiarkan kegelapan menguasai kita. Kita harus segera mengirim tim untuk menyelidiki.”

“Siapkan tim penyelidik segera,” perintah Raja Aleron. “Kita harus menemukan apa yang terjadi dan melindungi rakyat kita.”

Setelah perintah dikeluarkan, tim penyelidik segera bersiap-siap untuk berangkat ke hutan. Althea, yang merasa cemas, meminta untuk ikut serta. “Aku ingin membantu. Aku tidak bisa hanya duduk di sini sementara semua orang pergi.”

Lucian dan Kael saling bertukar pandang. “Kita harus menjaga semua orang dengan baik,” kata Lucian. “Tapi aku setuju, Althea. Jika ada yang bisa kita lakukan, kita harus melakukannya bersama-sama.”

Akhirnya, mereka sepakat untuk pergi bersama-sama, bergabung dengan tim penyelidik. Dengan langkah penuh tekad, mereka berangkat menuju hutan yang gelap, meninggalkan istana dengan harapan bisa menemukan kebenaran di balik sosok bertudung yang masih mengintai.

Saat mereka memasuki hutan, malam semakin pekat, dan suara binatang malam mulai terdengar. Mereka berusaha menjaga diri tetap tenang, meskipun ketakutan mulai menyelinap ke dalam hati mereka. “Ayo, kita harus tetap fokus,” kata Kael. “Jangan biarkan ketakutan menguasai kita.”

Di tengah perjalanan, Althea merasakan ada yang mengawasi mereka. “Kalian merasakannya juga, kan?” tanyanya kepada Lucian dan Kael, matanya menyapu sekeliling. “Sepertinya kita tidak sendirian di sini.”

“Berhati-hatilah. Kita harus terus bergerak,” Lucian membalas dengan suara tegas, meskipun hatinya berdegup kencang. Mereka terus melangkah, tidak ingin terjebak dalam permainan kegelapan.

Perlahan, mereka mendekati lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian sosok bertudung. Namun, yang mereka temukan adalah kesunyian dan bayangan yang mencekam. Dengan hati-hati, mereka menjelajahi lebih jauh, berharap menemukan petunjuk yang bisa membawa mereka ke sosok bertudung yang masih mengintai.

Sementara itu, di dalam goa rahasia di hutan, sosok bertudung mengamati semua yang terjadi dengan penuh kemarahan. “Mereka pikir aku telah pergi, tapi mereka tidak tahu bahwa aku masih di sini, mengawasi setiap gerak mereka,” bisiknya pada diri sendiri. Kegelapan di dalam dirinya semakin membara, dan saatnya untuk mengambil kembali kekuasaan yang telah hilang.

“Eldoria akan merasakan kedatangan kegelapan sekali lagi, dan kali ini, mereka tidak akan dapat melawan,” katanya sambil tersenyum licik, bersiap untuk membuat rencana baru yang lebih mematikan dan mengerikan.

Ketegangan di udara semakin pekat saat para penyelidik mendekati sumber ancaman, tanpa menyadari bahwa sosok bertudung itu masih mengawasi mereka dari jauh, menunggu saat yang tepat untuk melancarkan serangannya.

Eldoria: Kekuatan, Cinta, dan Intrik (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang