Jennie terus berjalan kearah ruang makan dimana ayah dan ibu lisa sudah menunggunya
"jennie..."
chitip begitu senang dengan kedatangan jennie kerumah itu lagi, wanita paruh baya itu merentangkan kedua tangannya untuk menyambut jennie, dan jennie pun tak kalah senang saat melihat sosok chitip yang tak ia jumpai selama satu tahun maka keduanya sudah tak sungkan untuk saling memeluk
"oh putriku, kamu tidak berubah tetap cantik seperti dulu..." chitip memang sudah menganggap jennie seperti putrinya sendiri karena jennie juga sempat tinggal dirumah itu selama beberapa bulan ketika lisa dan jennie masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih
"apa mommy sehat? apa daddy juga sehat, maaf baru sempat berkunjung mom dad..."
"daddy dan mommy sehat seperti yang kamu lihat sendiri, meskipun kalian berdua sudah lama meninggalkan kami" sahut marco
"meninggalkan? bukannya lisa tetap tinggal disini?" tanya jennie sambil mengerutkan keningnya dan menatap wajah lisa
"a-aku menyewa flat yang letaknya tidak jauh dari kantor untuk lebih menghemat waktu.. y-ya" jawab lisa yang terlihat gagapan
"bagaimana kalau kita makan malam dulu sebelum kalian melanjutkan obrolan... jennie, lisa ayo duduk..." ucap marco yang membaca ketegangan diantara lisa dan jennie
seusai jennie dan keluarga lisa menyantap makan malam mereka chitip dan marco pamit untuk beristirahat, meninggalkan lisa dan jennie yang masih berada di ruang makan
"kenapa kamu tidak kembali kerumah? apa kau sudah tinggal bersama dengan kekasih barumu? oh siapa namanya? boleh aku melihat seperti apa wajahnya? apa dia lebih cantik dariku sehingga kamu mengabaikanku?" semua pertanyaan itu terlontar dari bibir tipis jennie yang semakin membuat tubuh lisa menegang
"a-aku—"
"tunggu, aku ingin ke kamarmu, bolehkah aku menumpang mandi disini? seharian berada di kampus membuat tubuhku berkeringat dan rasanya sangat tidak nyaman" lisa menganga, ia belum memberikan jawaban apapun namun jennie memotong pembicaraannya begitu saja dengan alasan diluar nalar
"y-ya tentu" jennie beranjak dari kursi makan dan berjalan kearah kamar lisa, sementara lisa segera bangkit dari duduknya dan mengikuti kemana jennie pergi
untungnya lisa meningglkan kamar itu dalam keadaan rapih dan sepertinya sang ibu juga kerap membersihkan kamar itu dari debu sehingga ketika jennie lebih dulu membuka pintu kamar lisa tak tercium aroma tempat yang sudah lama di tinggalkanlagi-lagi jennie memperhatikan tata letak kamar lisa, bahkan foto jennie juga masih berada di meja kerja lisa mengundang senyum di sudut bibir jennie jika lisa selama ini masih sangat mencintainya
wanita bermata kucing itu berjalan kearah lemari dan menuju tempat lisa terbiasa meletakan tumpukan handuk baru, jennie mengambil tumpukan handuk paling atas kemudian ia berjalan menuju ke dalam kamar mandi
sementara lisa masih terlihat tegang, ia bingung apa yang harus ia lakukan saat ini maka ia hanya meletakan bokongnya di sisi ranjang sambil mendengarkan gemericik air dari dalam kamar mandi yang sedang ditempati jennie hingga tak sadar jika ia tertidur selama beberapa menit diatas ranjang miliknya sampai tangan dingin jennie menyentuh lengannya
"hei apa kamu tidak ingin mengganti bajumu dan langsung tertidur begitu saja, cepat bangun... bersihkan tubuhmu" ucap jennie yang nengambil tshirt oversize milik lisa di dalam lemari pakaian
"k-kamu tidak pulang?" jelas lisa kebingungan dengan tingkah jennie
"kamu mengusirku? baiklah setelah ini aku akan pulang... apa kau sudah ada janji dengan kekasihmu? makanya kamu menyuruhku untuk segera pulang" nada sinis terlontar dari bibir jennie
"t-tidak aku tidak ada janji dengan siapapun, apa kamu akan menginap?" lisa bangkit dari ranjang, mengambil handuk dan pakaian ganti dari dalam lemari sementara jennie sedang mengeringkan rambutnya
"lihat saja nanti..." ketus jennie
lisa segera masuk kedalam kamar mandi dan membasuh tubuhnya dibawah shower, entah lisa harus merasa senang atau sedih dengan kondisinya saat ini, mengapa ketika ia mulai membuka hatinya untuk orang lain, tiba-tiba saja jennie kembali datang dan menghancurkan benteng pertahanan yang sudah lisa bangun selama satu tahun ini, namun lisa tidak bisa berbohong jika ia masih mencintai jennie dan menginginkan wanita itu lagi
beberapa menit kemudian lisa keluar dari dalam kamar mandi dengan tshirt dan celana pendek, ia melihat jennie sedang asik berbaring diatas rajang sambil menonton televisi, membuat lisa semakin kebingungan, karena merasa tak enak lisa berjalan kearah pintu karena akan lebih baik jika ia tidak berdekatan dengan kekasih orang, dan lisa juga sadar jika ia sudah memiliki kekasih
"lisa kunci pintunya..."
perkataan itu terlontar saat lisa ingin memutar knop pintu di depannya, bagaikan terhipnotis hanya dengan mendengar lembutnya suara jennie, lisa patuh dan langsung mengunci pintu itu kemudian ia berbalik dengan wajah kebingungan sementara jennie sudah melepaskan pakaiannya di hadapan lisa membuat kedua mata lisa sontak melotot karena melihat payudara jennie yang begitu sintal masih terbalut bra berenda berwarna merah
tanpa pikir panjang lisa mendekat ketas ranjang, lisa mendaratkan bibirnya didepan bibir jennie dan melumatnya dengan rakus
keduanya becumbu dengan liar hingga tak sadar jika masing-masing dari mereka tak lagi mengenakan pakaian, kemaluan lisa yang tampak ereksipun sudah membengkak dan meneteskan cairan precumnya
"jangan memakainnya, keluarkan saja didalam..." ditengah kegiatan panas keduanya lisa mengeluarkan alat kontrasepsi dari laci nakas tempar tidurnya namun jennie tidak ingin lisa menggunakannya
jennie sadar dengan aktifitas seksnya yang aktif maka dari itu ia rutin meminum pil pencegah kehamilan untuk berjaga-jaga karena usianya masih telalu muda untuk memiliki anak dan jennie masih ingin bermain-main menikmati masa mudanya
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow
Teen Fictionhidup bukan hanya sekedar bernafas dan berjalan, tetapi tentang siapa yang akan pergi dan tetap bertahan... bagaimanakah jennie dan lisa bertualang di kehidupan mereka masing-masing? dua orang yang berbeda, namun sama-sama mencari tempat ternyaman u...