Pada pagi harinya jennie memutuskan untuk pulang ke kediaman kedua orang tuanya membawa semua barang-barang miliknya
"Jennie?" ucap eomma kim yang melihat sosok jennie masuk kedalam rumah sambil menyeret sebuah koper berukuran sedang
"Eomma..." jennie berhamburan dan memeluk sang ibu, eomma kim begitu merindukan putrinya, berbeda dengan appa kim yang setiap harinya bertemu dengan jennie di perusahaan
"Kamu akan kembali tinggal disini? syukurlah akhirnya kau sadar jika hidup di luar rumah tentunya tidak seenak dirumah sendiri kan..." ucap appa kim yang sedang menikmati sarapannya karena kebetulan hari itu adalah akhir pekan
"Jennie akan tinggal disini lagi, appa dan eomma tidak keberatan kan jika jennie kembali?"
"Ck, kamu bicara apa, ini adalah rumahmu tentu kamu bebas untuk tetap tinggal disini sampai kapanpun, apa kamu sudah sarapan? duduklah kebetulan tadi eomma membuat pancake untuk sarapan makanlah kamu terlihat sangat kurus sayang..." eomma kim segera mengambil piring saji dan meletakan dua lembar pancake yang sudah ia berikan sirup gula, krim dan buah strawberry segar kemudian eomma kim meletakan piring itu dihadapan jennie
Jennie yang sedang tidak berselera makan karena pikiran-pikirannya hanya menatap pancake itu dan terdiam
"Jennie..." panggil appa kim yang membuat jennie tersentak dalam lamunannya kemudian segera memasukan potongan pancake itu kedalam mulut
Huekkkk
HuekkkkJennie segera berlari menuju wastafel karena tiba-tiba saja ia merasa mual ketika pancake itu masuk ke dalam rongga mulutnya, eomma kim segera berlari untuk memastikan keadaan putrinya, melihat jennie menuduk dan memuntahkan isi perutnya eomma kim menepuk dan mengusap punggung putrinya
"Apa kamu sakit hm..? kenapa? apa rasa pancake eomma tidak enak? atau kamu ingin toping coklat? biar eomma ganti ya..." jennie hanya melambaikan tangan sambil menutup mulutnya dengan rapat kerena ia masih merasa mual
Setelah menumpahkan seluruh isi perutnya jennie kembali duduk di meja makan dengan wajah yang memucat
"Appa eomma jennie ingin menyampaikan sesuatu..." appa dan eomma kim mengerutkan keningnya keduanya penasaran dengan hal apa yang akan jennie sampaikan maka keduanya menunggu jennie mengucapkan kalimat selanjutnya
"Jennie h-hamil..." wajah appa kim memerah sementara eomma kim menganga tak percaya mendengar pengakuan putrinya
"Jennie kamu tidak sedang bercanda kan? jennie?" jennie hanya menunduk sambil terisak, ia mengeluarkan hasil rekam ultra sono graphy yang kemarin diberikan oleh pihak sumah sakit
Brakkkkkkkkk
Appa kim menggebrak meja, ia begitu marah setelah melihat dan mendengar jika jennie memang sedang mengandung dan putrinya memang sedang tidak mengada-ngada
"Siapa ayahnya? appa akan menyeretnya keisni untuk bertanggung jawab, apakah jeff-jeff itu yang sempat kau ceritakan pada appa?" jennie menggeleng dan masih terus menangis, eomma kim mendekat dan duduk di sebelah jennie, mengusap air mata putri satu-satunya itu
"Lalu siapa? jangan katakan lisa adalah ayah anak itu karena lebih baik kamu mengugurkannya karena appa tidak mau cucu appa nantinya hidup serba kesulitan karena memiliki ayah yang miskin!!!" appa kim semakin marah karena jennie tetap diam dan enggan mengatakan siapa ayah janin yang di kandungnya itu
"Bukan lisa!!!, kami sudah berpisah selama empat tahun jadi dia bukan ayahnya, dan jennie juga tidak tau siapa ayahnya..."
Plakkkkk
Perkataan jennie sontak membuat appa kim meradang dan melayangkan tamparannya kearah pipi jennie yang untungnya di tepis oleh eomma kim
"Jangan berani-beraninya kau memukul putriku!!!" bentak eomma kim yang melindungi jennie
"Lihat anakmu ini memang selalu membuat masalah, bisanya hanya menghabiskan uang, berpesta, berganti-ganti pria dan sekarang dia menggandung anak dari ayah yang tidak jelas siapa dan kau masih tetap melindunginnya, dasar anak tidak berguna!!!..."
.
.
.Maldives
Diatas speed boat lisa dan diana duduk di deck depan sambil memandangi lautan lepas keduanya terlihat begitu mesra dan serasi lisa melingkarkan lengannya di pinggang diana, begitupun diana yang besandar pada dada lisa
"Sayang bolehkah aku bertanya?..." ucap diana yang tampaknya sedikit ragu
"Apa yang ingin kamu tanyakan? katakan saja?"
"Kita belum melakukannya, maaf jika aku terus menerus menyinggung hal ini, tetapi apa kamu memilik masalah? atau ada sesuatu hal yang menggangumu?" diana benar tentunya pasangan manapun akan bertanya-tanya karena lisa belum pernah menyentuh diana sama sekali
"Sepertinya aku masih butuh waktu... apa kamu bermasalah soal itu?" entah lisa butuh waktu berapa lama untuk melupakan bayangan-bayangan jennie setiap kali lisa mencoba untuk menyentuh diana dan lisa belum mengatakan hal yang sejujurnya karena tidak mau membuat diana kecewa apa bila lisa mengatakan yang sebenarnya
"Tidak masalah aku akan menuggu kamu siap, oh sayang jika nanti kita memilik anak kamu ingin berapa orang anak?" lisa terkekeh mendengar perkataan diana ia memang belum memikirkan soal itu
"Aku tidak ingin terburu-buru mungkin kita harus lebih saling mengenal selama beberapa bulan setelah itu kita akan memikirkannya lagi, tapi kamu bisa mengatakan jika kamu keberatan dengan keinginanku, aku mengatakan ini karena usaha yang aku jalani sedang berkembang pesat dan itu membutuhkan konsentrasi aku tidak mau kamu mengandung seorang diri sementara aku sibuk menjalankan perusahaan dan tidak memperhatikan kehamilanmu.." syukurlah diana merasa lega karena lisa begitu memperhatikannya dan tidak mau diana kesulitan selama masa hamil
"Aku sudah tidak sabar menanti saat-saat itu, terima kasih sayang aku mencintaimu..." diana mengeratkan pelukannya pada lisa
"Ya aku juga mencintaimu..."
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow
Teen Fictionhidup bukan hanya sekedar bernafas dan berjalan, tetapi tentang siapa yang akan pergi dan tetap bertahan... bagaimanakah jennie dan lisa bertualang di kehidupan mereka masing-masing? dua orang yang berbeda, namun sama-sama mencari tempat ternyaman u...