Bab 1 transmigrasi?

985 59 10
                                    

Hai, aku Seli. Entah kenapa, aku agak kesal dengan temanku yang merekomendasikan novel bertema reverse harem ini.

Dari sampulnya sih terlihat menarik, tapi agak menyeramkan. Ceritanya tentang tokoh wanita yang harus menjalani misi untuk menaklukkan lima pria di sebuah tempat yang bertema game, teka-teki, dan misteri. Tapi, kebanyakan adegan berdarah-darah. Entah ide dari mana penulis itu membuat drama harem romantis yang dipaksakan begini.

Aku nggak tahu apa yang bagus dari cerita ini, karena terasa klise dan pusing dengan teka-teki yang terus diberikan oleh penulis di setiap bab. Misalnya, sekarang aku nggak tahu kenapa tiba-tiba malah membeli spoiler dan rahasia dari novelnya, karena penasaran dan katanya bisa dapat giveaway dari penulisnya kalau dapat petunjuk di sana. Akhirnya, aku beli juga, harganya lumayan murah, cuma sekitar 50 ribu. Itu pun karena paksaan temanku. Tapi setelah beli, temanku malah hilang entah ke mana.

Setelah baca spoiler itu, aku jadi agak heran, apa maksudnya "sistem bantuan di balik semak-semak? Hah? Dan ada tulisan kalau sistem itu akan membantu penjelajah perhaluan kalau ketabrak truk kun, supaya bisa mendapatkan sistem yang seperti di novel-novel dan sebuah kunci. Entah apa maksudnya itu? ". Tanyanya entah kepada siapa.

Karena penasaran, aku tutup spoiler itu dan langsung kirim email ke penulis bilang sudah membeli dan menemukan petunjuknya.

"Anjir, gue dibohongin ini!!" teriak Seli dengan kesal sambil menatap layar handphone-nya ketika ia sedang scroll ia menemukan sebuah fakta baru.

"Huwaa, duit 50 ribu gue sia-sia... Pantesan nggak ada yang beli, ternyata orang-orang pada ditipu. Ya walaupun yang beli gue sama satu orang ini aja sih..." ucapnya sambil memukul bantal. "Giveaway apa-apaan, huhhh... Hm, tapi kok aneh ada satu orang yang komen bilang nggak ada tulisannya di sana. Jelas-jelas ada kok, apa dia juga ditipu?" pikir Seli sambil memegang dagu.

"Ahh, bodo amat deh, mau beli seblak dulu aja, ke warung Bu Inah," ucapnya lalu beranjak dari kasur empuknya.

***

Sesudah sampai di warung Bu Inah, Seli memesan makanannya dan pulang sambil memegang handphonenya, karena ada notif email mengejutkan yang baru dia baca.

"A-aapaaaa?? Apa maksudnya 'Anda diterima memasuki game??' Jangan ngadi-ngadi lu, wahh, penulis geblek!" ucap Seli sambil memaki-maki penulis novel yang mengiriminya email. Bukannya dapat giveaway, malah masuk game apa pula itu.

Setelah memaki-maki, Seli tidak sadar sudah berada di pinggir jalan dan tidak fokus. Dari arah samping, sebuah truk dengan kecepatan tinggi menabraknya, membuatnya terpental dan jatuh bersimbah darah di jalanan.

"A-a-sakitt... se-blak ku... yang mala-ngkhh..." ucap Seli terbata-bata sambil menatap prihatin seblak yang belum sempat dimakannya.

Orang-orang yang melihat korban (alias Seli) langsung menelepon ambulan dan polisi sebelum membawanya ke rumah sakit.

***

Welcome to the game, Lil---

Bztt bzttt bztt, sel--- bzt bzttt, Lilith!

Error!

Error!

...

Hujan membasahi seseorang yang terbaring dengan luka di mana-mana, lingkungan yang berantakan seperti habis porak-porandakan. Seorang gadis tertidur lelap di jalanan yang basah.

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam berlalu. Akhirnya gadis itu pun membuka matanya.

"Uhghh...." keluhnya, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar.

"Ehhh, gue di mana ini? Kok ancur gini lingkungannya? Apa lagi gue tiduran di aspal dan malah hujan lagi... haaaacimmm," ucapnya, sambil menggosok hidungnya.

"Aduhh, kok kepala sama badan gue kayak abis digeprek sama truk ya... EHHHH, ohhh iya, truk! Anjimmm, baru ingat, ternyata gue udah mati, bukannya?" tanyanya, yang baru sadar dirinya sudah mati, tapi tiba-tiba entah bagaimana dirinya bisa bangun di tempat yang tak dikenal ini.

"Tapi, di mana ini??!!" lanjutnya lagi, langsung berdiri dengan sekuat tenaga, meskipun rasanya tubuhnya seperti tidak ada tulangnya.

Seli pun berjalan entah ke mana, yang penting berteduh dulu di rumah seberang yang agak retak dan tidak layak huni, tapi masih cukup kokoh untuk menampungnya yang hanya ingin berteduh.

"Hahhh capeknya... Tapi kok gue masih hidup sih? Apa ini seperti transmigrasi di novel-novel gitu? Atau ini cuma mimpi? Tapi nggak mungkin, soalnya sakit banget tubuh ini dan wow!! kulitnya juga putih, walaupun tertutupi noda darah dan tanah," ucapnya sambil menyeka darah dan tanah yang menempel di tubuhnya menggunakan air hujan, karena di rumah itu tidak ada air sama sekali.

Karena kelelahan, Seli pun tidak terasa sudah berbaring di sofa di pojokan, hingga tiba-tiba ada sebuah bayangan berjalan mendekati rumah itu.

"Rrrrrghh... gahgah... erghh...."

Seli yang sensitif, kalau tidur bisa kebangun hanya dengan suara sekecil apapun, langsung terbangun. Ia merinding di sekujur tubuhnya.

"Apa itu...? Kok suaranya nggak asing? Kayak di film bioskop horor itu," ucap Seli, yang tiba-tiba saja waspada dan bersembunyi di lemari sambil melihat ke arah suara, tak lupa juga membawa sebatang kayu runcing yang ditemuinya di rumah itu.

Seli pun mengintip dari celah lemari, lalu bulu kuduknya merinding karena melihat sesuatu yang sangat menyeramkan.

Ya, itu sebuah manusia, tapi tidak bisa disebut manusia, karena tubuhnya yang tidak berbentuk dan menyeramkan, mirip seperti zombie dalam film yang sering Seli tonton.

'Anjir, gue sebenernya di mana ini? Kok ada zombie kek film-film gitu?' kata batinnya, langsung membekap mulutnya karena bau mayat berjalan itu. 'Kayaknya gue yakin transmigrasi deh, karena ini nyata banget. Tenang, Seli, lu pasti bisa. Tenang, tenang...' lanjutnya dalam hati.

Tiba-tiba, zombie itu berhenti di depan jendela. Namun, tak lama kemudian, ia menengok dengan gerakan kaku dan perlahan mulai berjalan menuju lemari tempat Seli bersembunyi. Suara langkahnya yang berat terdengar menyeramkan di tengah keheningan ruangan.

'Mampus dah, ngapain ke sini sih?! Tenang-tenang, lu bisa bela diri, tinggal hajar aja tuh makhluk sialan!' batin Seli, bersiap-siap untuk menyerang makhluk itu. Tapi, ia tidak jadi melakukannya karena zombie itu balik badan menghadap jendela lagi, teralihkan oleh suara yang sangat nyaring.

'Akhirnya kesempatan,' batin Seli, lalu mendekat pelan-pelan dan menusuk kepala zombie itu mengikuti tutorial di film-film, karena katanya kepala zombie adalah area vital untuk membunuhnya dengan sekali tusuk. Dan benar saja, zombie itu langsung tumbang. Seli pun kabur dari situ, karena mendengar sesuatu yang lebih menakutkan daripada zombie yang dia bunuh itu...



TBC

.
.
.
.

Spoiler eps selanjutnya..

"Apa maksudnya 5 fragmen dunia yang terkoyak?" Tanya seli ke wanita itu tapi di pikirannya seolah tidak asing dengan tulisan itu dan lagi kenapa namanya lilith padahal namanya seli tapi nanti saja lah pikirnya otak dan tubuhnya lagi cape banget sekarang.

"Kata pemandu kita disuruh selesain game ini dan mecahin teka tekinya hingga muncullah fragmen pertama dan setelah itu baru ganti dunia kedunia, kita disuruh kumpulin fragmen itu dan itu pun tidak mudah karena harus lulus teka teki dunia ini baru muncul fragmen untuk dunia ke 2 , sebenarnya ini agak menarik karena kita disuruh kerja sama untuk memecahkan teka teki itu seperti yang tertera di layar hologram misi
Mencari kehangatan nahh itu bukan mencari kehangatan berpelukan atau apa ya, tapi rumah atau kita sebut zona aman karena disana zombie tidak akan bisa masuk" jelas wanita itu panjang lebar.

"Oh iya sebelum kamu bertanya lebih banyak lagi lebih baik kita ke zona aman dulu karena sudah hampir malam zombie itu agresif kalau di malam hari, Hati-hati saja ya" ucap wanita itu yang menuntun seli untuk bangun.

Next?

Jangan lupa vote and komen yaa🥰....

Transmigrasi ke novel reverseharem?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang