Suara burung malam berkicau mengiringi munculnya bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit, menandai datangnya malam. Di sebuah mansion megah, yang sebenarnya adalah sebuah kerajaan modern di dunia lain, suasana terasa tenang namun sarat dengan kekuatan tersembunyi.
Dunia ini tampak mirip dengan dunia nyata tempat Lilith berasal, namun dengan aturan yang sangat berbeda. Di sini, kasta tertinggi tidak hanya ditentukan oleh garis keturunan, tetapi oleh kekuatan, kekayaan, dan aliansi yang dimiliki. Para penghuni dunia itu adalah orang-orang berkuasa yang kekuatannya melampaui batas manusia biasa, menguasai dunia dengan tangan besi, tanpa menghiraukan hukum dunia normal.
Lilith yang baru bangun dari pingsan membuka matanya dan menyadari dirinya berada di kamar mewah. Ruangan ini seperti milik kerajaan yang hanya ia lihat di film-film, membuatnya heran. Dengan kepala yang masih sedikit pusing dan bekas cakaran yang berada di tangannya masih terasa perih, ia bangkit dari kasur dan berjalan menuju balkon. Entah mengapa, Lilith merasa seolah setiap langkahnya di dunia ini mengundang perhatian, setiap gerak-geriknya diawasi. Di balik keindahan malam yang dihiasi bintang-bintang itu, tersembunyi persaingan dan ambisi yang tak kenal ampun.
Saat sedang melamun di balkon, Lilith tidak sadar bahwa pintu kamarnya terbuka. Dua pria masuk-seorang pria berambut merah dan seorang pria berambut putih, yang sebelumnya ditemuinya di hutan.
"Oh, sudah bangun rupanya, gadis lemah," sindir pria berambut merah dengan nada mengejek.
"Bukankah tidak sopan memasuki kamar seorang gadis tanpa izin?" balas Lilith, tidak terima dirinya disebut lemah.
Pria berambut merah mendekat dengan tatapan tajam. "Oh, kau mulai berani sekarang? Apa kau lupa di sini siapa yang berkuasa?" Ia mencengkram rahang Lilith dengan keras, menyebabkan rasa sakit yang menusuk di rahangnya.
"Untuk apa kau berada di hutan milikku tadi siang? Apa kau mata-mata yang dikirim oleh si bangsat itu?" tanyanya sambil mempererat cengkeramannya. Lilith berusaha melawan, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Dengan sisa tenaganya, Lilith hanya bisa mengeluarkan makian, "Pria gila!" Ia mencoba menginjak kaki pria itu, meskipun tenaganya tidak cukup kuat untuk membuatnya kesakitan.
"Berani-beraninya kau, gadis murahan! Berapa nilai dirimu? Akan kubeli," ejek pria berambut merah. Mendengar ejekan itu, Lilith merasa terhina dan langsung menampar wajah pria itu.
Plak!
Wajah pria itu tertoleh ke samping, meskipun tamparan Lilith tidak menyakitinya secara fisik, namun harga dirinya terluka. Tidak ada wanita yang pernah berani menamparnya; biasanya mereka justru ingin dekat dengannya dan merelakan tubuhnya walaupun ia tak sudi menyentuh mereka. Namun, gadis di depannya ini berani-beraninya melawannya. Pria itu hampir saja meluapkan amarahnya, namun tangannya ditahan oleh pria berambut putih yang bersamanya.
Pria berambut merah menatap tajam pada pria berambut putih yang menahannya, tampaknya mereka berkomunikasi melalui isyarat yang tidak dipahami Lilith. Akhirnya, dengan enggan, pria berambut merah keluar dari kamar itu, membanting pintu dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke novel reverseharem?!
FantasyKarena sebuah undangan misterius di handphonenya, Seli terjebak dalam dunia novel penuh petualangan dengan genre reverse harem. Di dunia novel ini, dia dikenal sebagai Lilith dan akan bertemu karakter-karakter menarik dari lima dunia berbeda yang ma...