Ini part di mana lucian bisa tiba tiba ada di dekat reruntuhan dengan tubuh yang berdarah darah seperti yang tertera di foto pada Bab 13.
Sekaligus aktivitas selama seminggu lucian dan Lilith
part ini yang wajib di baca agar nyambung sama alur dan juga kalian bisa melihat sisi dari karakter lain.
*******************
“Bagaimana? Kau sudah menempelkan chip yang kubilang, kan?” tanya pria itu dengan nada dingin pada bawahannya yang menundukkan kepala.
“Iya, Tuan. Sudah.” jawab bawahannya tegas, namun segera diinterupsi oleh cengkeraman kuat pada rambutnya. Pria yang dipanggil “Tuan” itu menarik kepalanya hingga wajah bawahan tersebut terangkat untuk menatapnya langsung.
“Apakah di bawah lantai ada wajahku? Tatap lawan bicaramu! Apa kau mencoba tidak menghormatiku? Huh?” desisnya dengan tajam, lalu menghempaskan bawahan itu hingga terjungkal dan membentur pintu dengan keras.
“Keluar,” ucapnya dingin. Tanpa menunggu perintah kedua, bawahan itu langsung mengangguk dan keluar dengan langkah gontai, meninggalkan ruangan dengan rasa takut.
Setelah bawahannya pergi, pria itu menatap layar monitor yang menampilkan peta dengan titik lokasi di mana Lilith berada di dunia yang disebut sebagai game itu.
Meski tubuh Lilith ada di dunia nyata, ia tetap bisa melacaknya hanya dengan menempelkan chip itu. Lucian—nama pria tersebut—tidak main-main dalam melakukan riset. Ia telah memerintahkan timnya untuk meneliti dan menciptakan perangkat khusus yang mampu menyusup ke dalam dunia game tersebut tanpa terdeteksi oleh sistem keamanan game. Sejak pertama kali terlempar ke dunia game itu, Lucian sudah curiga. Tak mungkin, sebagai salah satu orang terkaya dan terkuat kedua di dunia, ia tidak menyelidiki alasan dan bagaimana dirinya bisa berada di sana. Meski hasilnya masih belum jelas, beberapa alat yang diciptakan berhasil membantunya melacak berbagai hal di dalam game itu.
"Hahaha, ternyata kau ada di sana, Lilith. Baiklah," ujarnya sambil tersenyum penuh arti, lalu melangkah pergi, bertekad menyusul Lilith di dunia virtual yang kini dapat ia kendalikan dari kejauhan.
***
Dalam perjalanan menuju Lilith, Lucian dihadang oleh beberapa zombie. Tidak ingin membuang waktu dan terlambat menjalankan rencananya, ia menebas setiap zombie dengan gerakan cepat dan mematikan, tidak membiarkan setetes darah pun menyentuh dirinya.“Ck, zombie sialan,” gumamnya sambil menebas zombie yang terus berdatangan.
Akhirnya, ia tiba di zona aman tempat Lilith berada. Sesuai rencananya, Lucian mengeluarkan pisau yang bersih dari noda darah, lalu dengan sengaja melukai dirinya sendiri tanpa terdengar ringisan sedikit pun. Sebaliknya, ia malah tertawa kecil sambil bersenandung, menikmati rasa sakit itu sebagai bagian dari rencana yang telah ia susun. Setelah itu, ia berpura-pura pingsan di pinggiran reruntuhan, menunggu Lilith yang semakin mendekat.
Saat mendengar suara langkah Lilith yang sudah berada tepat di depannya, Lucian yang merasa tidak nyaman dengan tatapan gadis itu yang terus mengamati wajahnya tanpa melakukan apa pun. Perlahan, ia membuka matanya, berpura-pura baru saja tersadar. Di hadapannya, terpampang wajah Lilith yang begitu cantik alami, dan ia seketika terpesona oleh keindahan itu.
Saat lucian sedang terpesona saat itu juga Lilith memuji matanya dengan suara lembut, Lucian hampir tertawa kecil. Pujian itu membuatnya ingin terkekeh, namun ia menahan diri agar tidak menimbulkan kecurigaan. Namun tiba-tiba, Lilith berdiri dan melangkah menjauh. Lucian sempat ingin menghentikannya, tetapi ia mengurungkan niatnya saat menyadari bahwa gadis itu hanya bersembunyi di balik reruntuhan yang tidak terlalu jauh, tubuhnya pun masih terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke novel reverseharem?!
FantasíaKarena sebuah undangan misterius di handphonenya, Seli terjebak dalam dunia novel penuh petualangan dengan genre reverse harem. Di dunia novel ini, dia dikenal sebagai Lilith dan akan bertemu karakter-karakter menarik dari lima dunia berbeda yang ma...