Bab 10 pingsan lagi?

209 25 23
                                    

Udah up ya makasihh yang sudah komenn 🥰 love you banyak banyak
.
.
.
.
.

Sringg!

Cahaya terang tiba-tiba memenuhi ruangan, memancarkan kilauan di tengah keheningan malam. Ketika cahaya itu meredup, tampak seorang gadis cantik yang duduk di atas tempat tidur—Lilith, yang sedang memegang kepalanya, pusing akibat efek teleportasi yang mendadak. Tubuhnya belum terbiasa dengan sensasi perpindahan instan, sesuai dengan peringatan yang sempat diberikan sistem.

Sambil mengelus kepala yang masih berdenyut, Lilith mencoba memanggil sistem untuk meminta hadiah, karena ia yakin sudah menyelesaikan misinya dengan baik. Namun, setelah beberapa kali mencoba, sistem tetap tidak muncul. Kesal, Lilith menggerutu dalam hati, berdiri perlahan dengan niat untuk memarahi sistem jika bisa.

"Sis—ehh!" serunya terkejut saat tiba-tiba sebuah tangan kuat dan dingin menggenggam pergelangan tangannya, menariknya kembali duduk. Lilith langsung menoleh, matanya bertemu dengan sosok pria tampan dengan mata biru yang menatapnya tajam. Rambut pria itu sedikit berantakan, memberikan kesan seksi sekaligus berbahaya. Sorot matanya yang tajam seolah bisa menembus Lilith, membuatnya semakin bingung.

"Sudah selesai main-mainnya?" Suara pria itu rendah dan dalam, terdengar menakutkan namun memikat di saat bersamaan.

Lilith menelan ludah, mencoba menenangkan diri. "Apa… apa yang kamu lakukan?" ucapnya gugup, tanpa sadar berganti kata menjadi aku-kamu. Ia merasa aneh dengan pria ini—baru semalam aku menolongnya ralat pria itu yang menolongnya, bahkan ini baru pertemuan kedua mereka, namun pria itu sudah begitu posesif, seakan tidak ingin melepaskannya.

“Hm? Jadi, kamu gadis nakal yang menghilang begitu saja dan sekarang malah muncul di kamarku?” Senyuman kecil tersungging di wajahnya, penuh misteri dan keinginan yang tak tersirat. Ia mendekatkan wajahnya pada Lilith, jemarinya menahan dagu gadis itu, memaksa matanya untuk bertatapan langsung dengan sorot tajam miliknya. Tubuh Lilith melemah, masih pusing dari teleportasi yang mendadak, ditambah tubuhnya yang lemas karena belum sempat meminum ramuan pemulih yang diberikan oleh sistem.

Lilith merasa sedikit panik. 'Kenapa dia bersikap begini? Bukankah semalam baru saja kita bertemu? Kenapa bisa seposesif ini?' pikirnya, tubuhnya gemetar. Lilith ingin melawan, ingin melepaskan cengkeraman pria itu, namun tubuhnya terasa terlalu lemas. Pusing di kepalanya semakin kuat, membuat pandangannya mulai kabur.

'S-Sistem…' gumamnya pelan dalam hati, namun kekuatan untuk memanggilnya menghilang saat pandangannya semakin buram.

"Lilith?" Pria itu mendekatkan wajahnya, tampak bingung saat melihat perubahan wajah Lilith yang semakin pucat.

"Aku…" bisik Lilith lemah, sebelum tubuhnya akhirnya tak kuasa lagi menahan diri dan terkulai, jatuh tak sadarkan diri dalam dekapan pria itu.

Pria itu menegang sejenak, matanya menatap Lilith yang kini pingsan di pelukannya. Wajahnya yang awalnya penuh ketegangan berubah menjadi kekhawatiran yang tak ia tunjukkan pada siapa pun sebelumnya. “Lilith… Lilith!” panggilnya cemas, suaranya sedikit gemetar saat mencoba membangunkannya.

Tanpa berpikir panjang, pria itu segera mengangkat Lilith ke dalam pelukannya, menggendongnya dengan gaya bridal style, memastikan kepalanya bersandar nyaman di dadanya. Ia membawa Lilith ke tempat tidurnya dengan langkah lembut namun penuh ketegangan, lalu membaringkannya dengan lembut, pria itu segera memanggil asistennya.

“Cepat, panggil dokter. Pastikan dia datang secepat mungkin,” perintahnya tegas, nada suaranya menahan kekhawatiran yang dalam.

Pria itu duduk di tepi tempat tidur, pandangannya tidak lepas dari wajah Lilith yang masih terlihat pucat. Jemarinya dengan lembut menyisir rambut Lilith, tatapannya penuh kecemasan yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya. "Kau tidak akan pergi dariku lagi, Lilith. Aku tidak akan membiarkanmu," bisiknya pelan, namun penuh ketegasan.

Transmigrasi ke novel reverseharem?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang