Saran:
Ketika bagian nyayi silahkan setel lagu agar lebih menghayatiJangan lupa sebelum membaca vote dan komen ya🥰
Terimakasihh 🥰
________________________________Setelah sistem melakukan teleportasi, Lilith mendapati dirinya berada di tengah hutan, tepat di depan sebuah rumah minimalis yang entah milik siapa. Lilith duduk di sofa rumah itu, tatapannya kosong dan matanya sembab karena terlalu lama menangis. Dia tampak tenggelam dalam lamunan, terdiam di sana cukup lama.
Akhirnya, Lilith keluar dari rumah itu, berjalan tanpa tujuan, tak peduli hujan mulai turun dengan rintik-rintik yang semakin lebat diiringi suara gemuruh petir. Ia terus berjalan sambil menangis, langkahnya gontai, dan bibirnya menggumamkan kata-kata tak jelas. Pakaian yang dikenakannya sudah tampak kusut, basah kuyup dan tak terurus.
Ketika hujan semakin deras, Lilith mulai memukul-mukul kepalanya ke pohon, seolah mencoba melampiaskan rasa sakit hatinya. Sistem yang mendampingi Lilith segera menghentikannya, menasihatinya dengan suara penuh kepedulian, namun Lilith hanya menghempaskannya dengan kasar, tidak ingin mendengar apa pun.
Lilith pun mulai berlari tanpa arah, langkahnya goyah hingga tersandung akar pohon yang menjulang, membuatnya terjatuh ke tanah basah. Ia perlahan bangkit, lalu kembali berlari tanpa tujuan, membiarkan tubuhnya sepenuhnya basah oleh derasnya hujan. Akhirnya, di tengah derasnya hujan dan rasa putus asanya, Lilith berbicara pelan kepada sistem yang tetap setia di sisinya.
"Sis, kenapa mencintai seseorang sesakit ini?" Lilith berbisik di tengah hujan deras, air mata mengalir tanpa henti. "Dia bilang sudah melupakan masa lalunya, tapi kenyataannya? Aku masih di sini, aku masih hidup. dalam kenanganmu apakah aku tak berarti? ... Kenapa kamu bisa begitu cepat melupakan aku? Padahal kekasihmu yang dulu pernah mengkhianatimu, tapi sekarang kamu malah memaafkannya dan menikah dengannya. Kenapaaa?!"
Dengan histeris, Lilith mendongak, membiarkan air hujan mengguyur wajahnya, menyamarkan isak tangis yang tak ingin didengar siapapun. Di tengah derasnya hujan, dia menundukkan kepala, menyerah pada rasa sakit yang mengoyak hatinya.
Sistem, yang setia menemaninya, hanya bisa menghela napas panjang, merasa prihatin dengan nasib Lilith. Nona yang selama ini menjaga jarak dengan semua pria demi dia, namun kini harus melihat dari "cermin dunia" bagaimana pria yang dicintainya malah bahagia bersama orang lain, gadis yang pernah ia cintai.
Di kejauhan, seorang pria dengan rambut perak, yang kebetulan melewati jalan itu, terkejut saat melihat Lilith yang di carinya sampai sekarang, duduk bersimpuh di tengah hujan, tampak begitu hancur. Dengan segera, dia keluar dari mobil, berlari mendekati Lilith menghiraukan hujan yang membasahinya.
"Lilith?" panggilnya dengan nada khawatir.
Namun, Lilith yang tenggelam dalam kesedihan tak merespons, hanya terisak dan menunduk sambil memukul dadanya yang terasa begitu sesak, berharap rasa sakit ini bisa lenyap. Melihat kondisinya yang begitu terluka, pria itu merasakan hatinya hancur. Wanita yang dicintainya terlihat begitu rapuh, seolah telah kehilangan harapan hidup.
Tanpa ragu, dia mengangkat tubuh Lilith yang lemah dalam pelukannya dan membawanya menuju mobil. Meski pakaian pria itu ikut basah kuyup terkena hujan, dia tidak peduli. Satu-satunya hal yang ada di pikirannya adalah keadaan Lilith, memastikan gadis itu merasa aman dan terlindungi. Di dalam hatinya, ada tekad untuk selalu berada di samping Lilith, apa pun yang terjadi.
Di sepanjang perjalanan menuju mobil, dia mempererat pelukannya, seakan berusaha memberikan ketenangan yang tak bisa ia sampaikan dengan kata-kata.
"Lilith, ayo, ganti baju. Nanti kamu sakit," ucapnya lembut sambil mengeluarkan kaos putih dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke novel reverseharem?!
FantasyKarena sebuah undangan misterius di handphonenya, Seli terjebak dalam dunia novel penuh petualangan dengan genre reverse harem. Di dunia novel ini, dia dikenal sebagai Lilith dan akan bertemu karakter-karakter menarik dari lima dunia berbeda yang ma...