Hilang Tanpa Bilang

202 19 13
                                    

  Sejak pagi satu keluarga yang terdiri dari ayah,ibu,dan kedua anaknya sudah bergotong royong mengemas semua barang-barang apa saja yang akan dibawa.Rumah dinas yang akan mereka tinggalkan hari ini harus sudah kosong karena besok akan di tempati oleh anggota keluarga lain.

"Dek,barang-barang kamu gak ada yang ketinggalan kan?".Tanya Ayunda pada anak perempuan nya.

"Udah semua kok,Bun".

"Kakak mu mana?".

"Kakak masih dikamar,kayaknya belum selesai packing deh,mau aku panggilin,Bun?".

"Gak usah biar bunda aja,sekalian mau ambil barang ayah dikamar".

  Ayunda meninggalkan Nabila,dia naik kelantai dua menuju kamar anak laki-laki nya.

"Kak...".Suara Ayunda membuat Rony menoleh kebelakang.

"Iya,Bun?".

"Lagi ngapain?".

  Ayunda menghampiri Rony yang sejak tadi duduk dimeja belajarnya.

"Mau ngucapin salam perpisahan sama dia".Rony tersenyum menatap ibunya kemudian mengalihkan tatapannya lagi pada foto polaroid yang dia tempel didinding.

"Kenapa gak dibawa aja?".Tatapan Ayunda ikut mengarah pada foto itu.

"Susah Bun,kalo dicopot bisa sobek". Terlihat jelas wajah sendu dari laki- laki itu."Gapapa lah,mungkin emang tempatnya disini".Imbuhnya lagi mencoba menghibur diri.

  Ayunda mengusap pelan punggung anak laki-lakinya.Sebenarnya ada perasaan iba melihat wajah murung Rony.Ini pertama kalinya Ayunda melihat Rony sedih karena perempuan lain selain dirinya dan Nabila.

"Sabar yah,kak..kalo jodoh gak akan ke mana.Bunda yakin,suatu saat nanti kalian pasti akan ketemu lagi dalam fersi yang lebih baik".Ucapan Ayunda berhasil menyentuh relung terdalam Rony.

  Rony menatap Ayunda dengan senyum manisnya.Dalam hati ia mengucap rasa syukur karena memiliki ibu yang selalu mensupport nya dalam hal apa pun.Selama ini ayahnya sangat keras dalam mendidik dia dan Nabila,tapi sebagai seorang ibu,Ayunda bisa menempatkan diri sebagai penyeimbang sikap keras Sony.

  Ayunda memiliki peran penting dalam setiap tumbuh kembang anak- anaknya.Dia sosok ibu yang hangat dan selalu mengerti apa yang anak- anak nya rasakan.Itu yang kemudian menjadikan Rony dan Nabila tidak pernah membantah perintah Sony. Ayunda selalu mengajarkan anak- anaknya agar menghargai setiap peraturan yang sudah dibuat oleh Sony.

"Bunda!ayah udah datang!!".Teriak Nabila dari lantai bawah.

"Ayo kak".Ayunda mengajak Rony untuk membawa semua kopernya ke bawah.

  Semua barang-barang dinaikan ke atas truk untuk dibawa ke pelabuhan merak,supir truk yang akan membawa nya menggunakan kapal laut.Sedangkan mereka lebih memilih menggunakan jalur udara.

"Bu ayu jadi pindahan?".Tanya salah satu tetangga saat Ayunda akan mengunci pintu rumahnya.

"Iya Bu Asti,maaf yah?kalo selama kami tinggal disini suka merepotkan".

"Sama-sama Bu,saya juga kadang suka ngerepotin Bu ayu,emang pak Sony dipindah tugaskan kemana lagi Bu?".

"Ke Pekanbaru,tolong nanti kalo ada yang tanya atau nyariin anak-anak saya bilang aja kita tinggal di pekanbaru kota,kalo bu Asti main ke Pekanbaru jangan lupa mampir yah?".

"Insyaallah Bu...".

"Bu Asti saya permisi yah?".Ucap Sony yang baru selesai menelfon.

"Oh iya pak,hati-hati dijalan".

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang