Sedekat Nadi

173 19 10
                                    

  Setelah Sintya membujuk Rony akhirnya laki-laki itu tidak jadi pulang sore ini.Sintya beralasan,pagi ini dia harus pergi mengecek kantor cabang yang ada di Djogja,kemungkinan malam baru sampai rumah.Dan benar saja,setelah selesai sarapan dia sudah bersiap untuk berangkat ke Djogja,tapi dia tidak ingin berangkat sendiri.

Tok tok tok

"Ron...".

  Suara ketukan pintu dari Sintya, membuat Rony yang sedang mengemas barang-barangnya buru- buru berjalan kearah pintu.

"Iya tante?".Tanya laki-laki itu setelah membuka pintu kamarnya.

"Kamu gak kemana-mana kan?".Rony mengangguk.

"Tante butuh bantuan?".Pertanyaan Rony mengukir senyum diwajah Sintya.

"Mau gak jadi sopir sehari buat tante? Nanti tante bayar deh...".

"Bukannya gak mau bantu tante,tapi kan aku gak tau jalanan sini?".

"Nanti tante tunjukin arahnya,kamu bawa aja baju ganti,takutnya nanti kita harus nginep disana".

"Tapi,sore ini kan aku harus pulang?".

"Udah...besok pagi aja pulangnya,kalo gak nanti malam setelah pulang dari Djogja.Mumpung kamu disini,tante mau ajak kamu jalan-jalan,gak pernah kan jalan-jalan ke Djogja?". Rony mengangguk."Ya udah sana, siap-siap dulu.Tente tunggu dibawah ya?".

  Melihat wajah antusias Sintya membuat Rony tidak tega untuk menolaknya.Rony hanya mengangguk sebelum wanita itu berlalu.Rony sempat memberi kabar pada keluarga nya kalau sore ini dia tidak jadi pulang. Setelah siap,Rony segera menghampiri Sintya yang sudah menunggunya di depan rumah.

"Kamu udah ngabarin bunda?".Tanya Sintya saat Rony sudah berdiri didepan nya.

"Udah tante.Oyah,aku cuma bawa satu setel baju ganti,gapapa kan?.

"Gapapa,ayo masuk".Ajak Sintya yang lebih dulu masuk kedalam mobilnya.

  Dalam perjalanan menuju Djogja, banyak yang mereka bicarakan.Dari hal-hal kecil yang dia lihat di jalan sampai kesibukannya selama ini. Tentu saja Sintya yang lebih banyak bercerita,sedangkan Rony hanya menjadi pendengar yang baik.

"Kalo kamu gimana,Ron?gimana hubungan kamu sama pacar kamu?. Eh,itu nanti perempatan belok kiri aja,kita ambil jalur tikus biar cepet nyampenya".

  Sambil bercerita,sesekali Sintya menunjukan arah jalan yang harus mereka lewati.

"Kemaren kamu bilang udah punya pacarkan?".Tanya wanita itu lagi.

  Rony tersenyum canggung mendengar pertanyaan Sintya yang terkesan frontal.Seharusnya itu hal yang wajar,tapi bagi Rony yang baru pertama kali pacaran,pertanyaan Sintya terlalu mengusik privasinya.

"Sebenarnya ini pengalaman pertama ku,jadi aku gak tau harus cerita apa. Lagi pula hanya satu malam,setelah itu dia pergi".Wajah terkejut Sintya terlihat jelas setelah mendengar pengakuan Rony.

"Maksudnya?kamu udah berhubung an sama....".

"Oh enggak tante!bukan kesitu arah nya".Rony buru-buru meralat ucapan nya yang memang terdengar ambigu.

"Terus?".

"Gimana yah jelasin nya....".Rony menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja gatal.

  Sebisa mungkin laki-laki itu menjelas kan apa yang menjadi permasalahan dalam hubungan percintaan nya saat ini.

"Jadi selama satu sekolah kalian gak saling kenal?apa emang gak seakrab itu?".

"Mungkin karena aku nya yang terlalu menutup diri.Sebenernya ayah juga selalu ngelarang aku terlalu dekat sama temen-temen ku,dia gak pernah izinin temen-temen ku main ke rumah".

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang