Mencoba Berdamai

80 18 7
                                    

  Rony yang sedang menuruni anak tangga sempat menjeda langkahnya. Dia melihat Sintya sedang berbincang santai dengan satu keluarga yang asing bagi Rony.Ini pertama kalinya dia melihat keluarga itu.Mendengar sekilas obrolan mereka Rony seperti nya mulai paham siapa orang-orang yang saat ini duduk didepan Sintya.

"Hay sayang...sini nak,mamah kenalin sama saudaranya Ana".Ucap Sintya yang menyadari kehadiran Rony.

  Laki-laki itu sempat kaget saat mendengar ucapan Sintya.Dengan ragu dia mulai melangkah lagi menuju meja makan.Senyum Rony terlihat kaku saat dia menyapa laki-laki paruh baya didepannya, tatapan laki-laki itu sulit diartikan. Sedangkan wanita paruh baya yang duduk disamping laki-laki itu menatap Rony dengan senyum, disebelah wanita itu ada anak perempuannya.Ini yang di bilang saudara tiri Salma?berarti laki-laki ini papahnya Salma?dan yang ini....ibu tiri Salma?.Pikirannya masih sibuk menerka-nerka,gimana kalo Salma tau mereka ada disini?apa yang akan terjadi?",bisiknya dalam hati.

"Ron,kenalin ini papahnya Ana,dan ini tante Desy sama anaknya,nama nya Anggis".Suara Sintya menyadar kan Rony dari lamunannya.

"Rony".Dia mengulurkan tangannya, menyalami ketiga orang itu secara bergantian.

"Dia anaknya Ayunda sama Sony". Sintya sengaja mengatakan itu karena menyadari tatapan Baskara yang tidak bersahabat,laki-laki itu sempat melempar tatapannya pada Sintya kemudian menatap Rony lagi.

"Oh,jadi ini anaknya mba Ayunda ya mba?".Desy yang bertanya.

"Iya,kebetulan dia kuliah disini.Jadi saya suruh nemenin saya,karena kan Ana gak setiap hari ada dirumah".

"Memangnya Ana kuliah dimana?". Baskara mulai membuka suaranya.

"Dia minta kuliah di ISI Djogja,dia kan suka banget sama musik".Jawaban Sintya membuat laki-laki itu mengangguk paham.

  Setelah memperkenalkan dirinya, Rony duduk disebelah Sintya.Dia sempat melempar tatapannya kearah tangga.Rony tidak yakin kalau Salma bisa menerima kehadiran mereka. Belum sempat dia membuang tatapan nya,laki-laki itu menangkap bayangan Salma yang akan menuruni anak tangga.Semua yang duduk didepan meja makan juga ikut mengarahkan pandangannya karena mereka mendengar tawa Salma.Gadis itu belum menyadari keberadaan orang- orang yang saat ini sedang menatap nya.Wajah Salma menunduk,menatap ponsel,dia sedang sibuk membalas pesan dari Paul dan Novia.Saat di pertengahan tangga wajahnya mendongak, seketika langkahnya pun terhenti.Senyum yang sejak tadi menghiasi wajah Salma perlahan memudar.

"Dek!".Panggil Sintya yang melihat Salma memutar tubuhnya,gadis itu naik lagi menuju kamarnya.

"Biar aku aja mah".Rony menahan lengan Sintya sebelum wanita itu beranjak dari duduknya.

"Tolong ya Ron?".Rony hanya mengangguk kemudian naik kelantai dua menuju kamar Salma.

Tok tok tok

"Sayang...ini aku,boleh aku masuk?". Ucap Rony.

  Laki-laki itu tidak butuh waktu lama untuk menunggu.Dengan cepat Salma menuju pintu,dia membiarkan Rony masuk kemudian mengunci pintu kamarnya lagi.

"Ngapain mereka ada disini?dulu dia rebut papa,sekarang mereka juga mau rebut mama?!belum puas ya mereka ngancurin hidup aku?!".Dada Salma naik turun mengatakan itu,dia meluapkan emosi yang tertahan sejak tadi.

  Rony menarik tangan gadis itu, membawa kedalam dekapannya.Dia bisa memahami apa yang Salma rasa kan saat ini.Besyukurnya selama ini Rony selalu mengajarkan Salma agar bisa mengutarakan isi hatinya.Dan gadis itu selalu mengingat apa yang pernah Rony katakan.Sepertinya hanya Rony yang bisa membuat gadis itu dengan mudah meluapkan isi hati nya.

"Ssstt...tenang dulu,kita bisa bicarain ini baik-baik".

"Tapi aku gak suka liat mereka".Suara Salma mulai bergetar karena menahan tangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang