Pergi Menjauh

241 20 15
                                    

POV.Salma

  Pukul empat sore pesawat tujuan Jakarta-Surabaya baru saja transit dibandara Juanda.Seorang gadis cantik menarik kopernya berjalan keluar dari pintu terminal kedatang an.Dia menurunkan sedikit kacamata hitam yang ia kenakan,kala netranya menangkap sosok wanita paruh baya yang sedang berjalan didepannya.

"Mama!".Panggilnya pada wanita itu.

"Astaga!adek?kok kamu ada disini?kapan kamu pulang?kok gak ngabarin mama?".Terlihat jelas wajah terkejut dari wanita itu.

  Gadis itu pun mendekat pada wanita yang ternyata ibunya sendiri.Mereka saling berpelukan,melepas rindu setelah hampir sebulan tidak bertemu.

"Mama kok tau aku pulang hari ini? Pasti si bule yah,yang ngasih tau?". Gadis itu mencebik,kesal mengingat mulut saudara sepupu nya yang suka sekali cepu.

"Enggak kok,mama habis nganter anak lanang pulang".Gadis itu mengerutkan dahi mendengar penjelasan sang ibu.

"Nanti mama ceritain dirumah, sekarang waktunya kita pulang,si mbok pasti seneng banget liat kamu pulang".Wanita itu merangkul pundak anaknya,berjalan beriringan menuju ketempat ia memarkirkan mobilnya.

"Kok bisa sih mau pulang gak bilang dulu?".Tanya wanita itu saat mereka sudah masuk kedalam mobil.

"Surprise dong,mah..kalo dikasih tau dulu,gak seru!biar nanti pas nyampe rumah si mbok heboh".Gadis itu tertawa renyah mengingat apa yang selalu dilakukan pembantunya saat melihat dia pulang.

"Bisa aja kamu!".Mobil mereka mulai keluar dari area bandara.

"Mah,adek jadinya mau kuliah di Djogja aja,boleh kan?".Gadis itu menatap lekat wajah ibunya.

"Kenapa gak di sini aja sih,dek?biar bareng sama anaknya temen mama. Dia juga kuliah disini loh,malah mau tinggal bareng sama kita.keren loh dek anaknya.Udah ganteng,pinter, nurut sama orang tua lagi.Dia juga sekolahnya dapet beasiswa.Idaman bangetlah pokoknya!".Tatapan wanita itu seolah menerawang,mengingat kembali sosok laki-laki yang tiga hari kebelakang tinggal dirumahnya.

"Jangan bilang kalo itu berondongnya mama?".Ucap gadis itu dengan tatapan menyelidik.

"Sembarangan kamu kalo ngomong!". Wajah kesalnya membuat sang anak menghamburkan tawa.

"Dia anaknya temen kuliah mama, dek.Kalo kamu mau rencananya mau mama jodohin sama dia,tapi katanya dia udah punya pacar".Ada raut kecewa diwajah wanita itu.

"Oyah?syukurlah kalo begitu".Gadis itu bernafas lega,sedangkan ibunya hanya tersenyum melihat anak gadis nya mengusap dada.

"Kamu sendiri udah punya pacar belum?waktu itu bukannya lagi galau gara-gara cowok?".

"Apaan sih mah,enggak yah...".

"Beneran kamu belum punya cowok, dek?".Gadis itu tertunduk lesu.

"Gak tau lah mah,mau dibilang punya juga dianya udah pergi".

"Hah?!meninggal maksud kamu?!".

"Astaga!si mama ada-ada aja!dia masih hidup,mah...".Rengekan gadis itu membuat ibunya tersenyum.

"Oalah...kirain udah gak ada karena meninggal,kaget mama".Setelah mengatakan itu mereka sama-sama diam.

  Melihat wajah murung anaknya, wanita itu pun tidak melanjutkan obrolannya lagi.Dia tidak tega jika harus bertanya lebih dalam tentang siapa sosok laki-laki yang menjadi kekasih anaknya.Wanita itu berfikir, mungkin nanti saat tiba dirumah mereka akan melanjutkan obrolan itu lagi,atau biasanya sebelum tidur mereka akan melakukan deep talk.

#hayo..siapa yang bisa nebak,ibu sama anak ini siapa?gak ush cengengesan kamu🫵🏻adek happy?

  Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai rumah,karena memang rumah mereka dekat dari bandara Juanda.Setelah memarkirkan mobil didepan halaman rumahnya,wanita itu pun berjalan masuk dengan menggandeng tangan anak gadisnya.

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang