9. Hari Menuju Medan Pertempuran.

155 21 0
                                    

Author POV

Setelah hari yang penuh dengan latihan dan persiapan, semua terasa seperti bergerak lebih cepat. Kemenangan bukanlah sesuatu yang hanya bisa dicapai dengan strategi; Zee tahu betul bahwa fisik dan mental yang kuat adalah kunci utama dalam menghadapi musuh yang cerdik.

Di sisi lain, Adel terus menempa dirinya dengan semangat yang sama. Setiap langkah dalam latihannya bukan hanya tentang kemampuan fisik, tetapi juga tentang bagaimana dia membangun keberanian yang lebih besar di dalam dirinya. Keduanya sedang menapaki jalan yang berbeda, tapi dengan tujuan yang sama—bertahan, melindungi, dan menang.

***

Matahari baru saja terbit ketika Zee dan Kilan kembali ke ruang perang, suasana di dalam ruangan terasa penuh ketegangan, seakan udara di dalamnya dipenuhi oleh rahasia dan rencana yang belum terungkap. Tim elit mereka sudah berkumpul, siap untuk menerima arahan baru dari pemimpin mereka.

“Rencana kita sudah matang,” Zee membuka pertemuan dengan nada tegas. “Ini waktunya kita bergerak ke langkah berikutnya.”

Kilan membuka peta digital di meja, menyorot beberapa titik di mana jebakan yang telah mereka susun mulai berfungsi. Mereka tahu bahwa musuh sudah menggigit umpan yang mereka berikan. Kini, Zee hanya perlu mengarahkan serangan balasan yang sempurna.

“Tim Alpha akan bergerak menuju sektor selatan,” Kilan melanjutkan dengan penjelasannya. “Sementara tim Beta dan Charlie bersiap menutup setiap jalur pelarian. Kita akan mengepung mereka dari tiga arah, tanpa memberi mereka kesempatan untuk mundur.”

GAMBAR INI MEMILIKI HAK CIPTA! TIDAK BOLEH DI PAKAI SEMBARANG !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GAMBAR INI MEMILIKI HAK CIPTA
! TIDAK BOLEH DI PAKAI SEMBARANG !

Zee menyimak dengan tenang, sesekali memberikan perintah tambahan di sini dan sana. Setiap keputusan yang diambilnya penuh dengan perhitungan yang matang. Waktu untuk bertindak sudah dekat, dan kesalahan sekecil apa pun akan berarti bencana.

Saat Kilan mengakhiri penjelasan strateginya, Zee menatap seluruh timnya. “Ini adalah saatnya kita menyerang. Jangan ragu, jangan mundur. Serangan ini akan menentukan siapa yang bertahan dan siapa yang kalah.”

Semua anggota tim menunduk dengan penuh hormat, memahami bahwa tidak ada ruang untuk kegagalan. Perang ini bukan hanya tentang kemenangan; itu tentang bertahan hidup.

***

Di tempat lain, Adel berusaha keras dalam setiap latihan yang diberikan oleh Taufik. Meski tubuhnya terasa semakin lelah, tekadnya tetap kuat. Dia sudah cukup lama merasa seperti beban bagi Zee—seseorang yang harus dilindungi. Tapi sekarang, dia ingin menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

“Aku mulai paham,” kata Adel sambil mencoba gerakan bela diri yang baru saja diajarkan. “Ini bukan hanya tentang kekuatan, tapi tentang ketepatan.”

𝐌𝐀𝐅Ì𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang