Haloo...
Ada yang masih baca cerita ini??
Bahkan ada yang nungguin aku update??
Atau nggak ada sama sekali???
Huh...
Apapun itu aku sangat mengucapkan terima kasih kepada kalian yang mau mampir baca atau sekedar kepencet buka cerita ini. Tanpa kalian cerita ini hanyalah deretan huruf tak bermakna. Terima kasih kalian♥️
Oh iya, sudah pasti tahu kan kalo paduka Jeonghan sudah berangkat wamil sejak tanggal 26 September kemarin?
Dan G-friend bakal comeback untuk anniversary debut mereka?
Jujur saja aku sangat ingin sekali menyelesaikan cerita ini. Banyak hal baik buatku untuk excited mulai menulis.
Untuk mengurangi kangenku pada Jeonghan, dan menyambut Sowon as idol, aku memutuskan untuk menyelesaikan cerita ini sebelum Jeonghan selesai wamil.
Ingatkan aku jika ini adalah omong kosong ku. Aku dengan senang hati menerima teror kalian. Dan semoga aku serius untuk ini.
Setelah sekian lamanya, dan bertepatan dengan ulang tahun Jeonghan, aku membawa kelanjutan cerita ini. Selamat membaca.
Sovia memperlahan laju motornya saat lampu lalu lintas di depannya kini berubah merah. Gadis itu menghela napas lega, sudah tidak lagi merasa bersalah atas sakitnya Johan. Tak apa mengorbankan uang bulanan yang dikirim bapaknya dan 'hampir' membakar dapur kosan, yang penting Sovia bisa terbebas dari itu semua.
Gadis itu menatap ke arah jam sepuluh, sekilas ia melihat motor trail seperti milik Victor. Lengkap dengan si pengemudi memakai helm full face warna hitam, yang lagi-lagi seperti punya Victor. Kedua mata Sovia menyipit ingin melihat plat motor, namun sedikit terhalang oleh motor lain yang mendadak maju.
Hal yang membuat ia penasaran adalah jika benar itu motor Victor, lalu siapa cewek yang memeluk si pengendara dari belakang? Tanpa disadari, lampu berganti hijau. Membuat Sovia tergagap ketika kendaraan di belakangnya mulai memberi klakson. Ia segera melajukan motor.
Entah ini kebetulan apa lagi. Motor yang diduga milik Victor melaju di jalanan yang sering Sovia lewati, yaitu jalan menuju kosan. Takut dikira mengikuti, gadis itu mengurangi laju motornya. Sovia semakin dibuat penasaran, apakah motor itu benar milik Victor atau tidak. Sejauh ini ia tak bisa mengenali nomor plat motor tersebut, dikarenakan pengelihatan Sovia yang mulai tak jelas ketika malam.
Dada Sovia semakin berdebar saat motor itu juga belok di gang menuju kost. Ia tak bisa mengontrol debaran di dalam sana, tiap belokan, tiap polisi tidur, tiap rumah-rumah yang dilewati, membuktikan bahwa tujuan motor trail itu adalah kosan Sovia.
KAMU SEDANG MEMBACA
1004 Days With Johan
FanfictionBerawal dari tragedi kecil di bar malam itu, yang mana bisa saja akan membuat image Sovia hancur jika seseorang buka mulut. Ia tidak pernah menyangka akan menghabiskan masa putih abu-abunya bersama cowok ngeselin dan mageran seperti Johan. Apalagi c...