Ada apa dengan Joseph dan Jihan

45 7 0
                                    

Tanpa Johan sadari, hari menuju arisan keluarga semakin dekat. Segala persiapan ini-itu dirumahnya sudah diurus oleh sang mama, sedikitpun cowok itu tidak membantu. Hanya pusing memikirkan bagaimana cara dia untuk tidak menghadiri acara tersebut.

Johan mengesah berat, menyandarkan punggung di bangku. Ia melihat Joseph disebelahnya sedang terkikik geli pada benda digenggamnya, ditambah brightness level pada ponsel itu seakan mengundang Johan untuk penasaran. Kalau sekedar nonton video lucu mah, kuping Johan pasti dengar, lah ini? Cowok itu mendekatkan kepala, mengintip apa yang tengah Joseph lakukan.

"Hah, Bonita?!" teriak Johan kaget saat mendapati Joseph sedang chattingan dengan Bonita teman sekelas mereka. Bahkan bukan chat sembarang chat, melainkan chat yang menunjukkan keduanya sedang lovey dovey.

Joseph reflek menjauhkan badan juga menonaktifkan ponselnya. Ia menoleh ke arah Johan yang seperti meminta penjelasan padanya.

"Dua hari, Han," ucap Joseph memelas, seperti maling tertangkap basah .

Johan geleng-geleng kepala sambil berdecak. "Ilmu Choki sama Arga udah nurun ke elo. Wah, gawat ini."

"Lo jangan samain gue sama mereka, dong," bela Joseph merasa tak terima. "Ini tuh beda, Han. Gue nggak selingkuh, emang mau move on aja dari Jesslyn," lanjut Joseph malah jadi curcol.

"Ah, sama aja lo. Crocodile!"

"Gue udah nggak ada hubungan apa-apa sama dia."

Johan terdiam mendengar pengakuan Joseph. Terkadang hal yang membuatnya betah untuk sendiri disaat teman-temannya sudah mulai berpacaran adalah hal semacam Joseph ini. Dia punya pacar, tapi terlihat seperti jomblo ngenes. Joseph yang serba mandiri. Paling kalau butuh banget teman, dia ngajak Johan atau Deka.

"Jadi, beneran putus lo sama si Jesslyn?"

Joseph mengangguk. "Apa yang harus gue pertahanin sih, Han? Tiap gue ajak jalan atau makan, ada aja kerjaan dia. Syuting endorsan lah, ngedit video, meeting sama clien. Ketemuan sama gue kapan?"

Cowok itu menoleh sekeliling, mengawasi jika tiba-tiba Bonita masuk ke dalam kelas. "Gue tuh sadar, kalau gue cuma cowok dia di belakang layar doang. Kalau pun ada project dia sama cowok, yang diajak pasti cowok lain, bukan gue."

"Followers lo kurang banyak sih," celetuk Johan mencairkan suasana.

"Entar deh, gue beli ke si Juno. Kemarin dia nawarin buat olshop gue," kata Joseph menyinggung soal dia ingin buka online shop gelang manik-manik.

Johan diam lagi, apa dia juga cerita tentang masalahnya aja ya? Mumpung momen sedihnya masih dapat? Ah, Johan tidak mau ambil pusing dengan memendam cerita sendiri.

"Sep," panggil Johan. "Selain Bonita, lo ada kenalan cewek lagi kagak?"

Mendengar itu Joseph lantas menantap Johan dengan dahi berkerut. "Hah, buat apa?"

"Buat gue kenalin ke nyokap," jawab Johan terus terang..

"Ah, elo. Pacaran mah, pacaran aja. Nggak usah fomo kali."

"Gue beneran, anjir. Malah lo bilang fomo."

Joseph merasa ada yang tak beres dengan temannya satu ini. "Emang lo tuh ada masalah apa sih, mau pacaran segala? Hidup lo nggak lama lagi? Kalau gitu mah, banyakin ibadah, Han, bukan pacaran."

Johan tak segan untuk mencengkeram kuat kerah cowok di sebelahnya itu. Hingga Joseph memohon ampun.

"Gue nih serius, jing!" kesal Johan.

1004 Days With JohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang