Bab 3 Permainan Dimulai

28.4K 144 0
                                    

Setelah seminggu berlalu, aku masih memikirkan bagaimana cara merayu Vica agar mau mengikuti permainan yang telah ku rencanakan.

Akhirnya kuputuskan untuk memberikan hadiah tak terduga yaitu sebuah kalung emas dengan tujuan iming-iming atau sogokan agar dia luluh dengan ku.

Sabtu, di siang hari kulihat Vica sedang duduk santai diruang TV, kemudian datang menghampiri dan mengajaknya ngobrol

Aku : Sayang, aku ada hadiah buat kamu.

Vica : ihh kok tumben banget mas, ada apa nih? Pasti ada maunya kan? (Sambil mencubit perutku)

Aku : (Aku senyum) eee anuuu... Gimana pendapatmu tentang fantasiku malam itu hehe? Aku mau lihat kamu di "pake" orang lain (sambil nyengir dan memelas)

Vica : mas kamu itu sebenernya sayang ga sih sama aku? Masa mau lihat aku "dipake" orang lain

Aku : Aku sayang sama kamu, tapi aku cuma ingin sekali ini aja, setelah itu aku janji ga akan aneh-aneh lagi.

Vica : Serius kamu ikhlas dan ga cemburu? Trus orangnya siapa?

Aku : Aku ikhlas dan ga cemburu, asalkan kamu jangan dibawa hati ya. Aku sudah ngobrol sama Hendri, dia setuju dan akan datang malam ini. Gimana?

Vica : Hah?!!! (Kaget se kaget-kaget nya) Hendri mas? Ga salah orang? Aku kan kenal sama Istrinya? Aku malu Mas. Hendri kan orangnya religius, kok bisa-bisanya dia mau?

Aku : (Sambil tersenyum) Iya Hendri, dia sahabatku, aku lebih percaya dia dibanding orang lain. Istrinya belum tau sayang. Jadi kamu mau?

Vica : (dengan tertunduk malu) ya udah aku mau demi Mas. Tapi sekali ini saja ya. Trus aku harus apa nanti malam.

Aku : Nah gitu donk, aku jadi semakin cinta sama kamu. Iya janji sekali ini saja. Nanti malam kamu seperti biasa aja pakai daster pendekmu tapi ga usah pakai BH. Nanti kamu ikuti permainanku aja ya

Vica : Iya deh

Perasaan senang bercampur cemburu yang luar biasa ketika istriku menyetujui keinginanku. Dalam hati ingin ku batalkan saja rencanaku, tapi di sisi lain aku sudah sangat bergairah membayangkan Vica dijamah sahabatku sendiri.

Malam pun tiba. Aku menyiapkan tempat permainan yaitu di ruang TV beralaskan karpet tebal, bantal dan kocokan permainan yang sudah ku buat beberapa hari sebelumnya. Sofa sengaja ku geser agar permainan ini dilakukan dibawah (lesehan).

Jam menunjukkan pukul 20:30. Bel rumah berbunyi dan terdengar suara Hendri memberikan salam. Kemudian aku membuka pintu dan mempersilahkan Hendri masuk ke ruang TV yang telah aku persiapkan sebelumnya.

Seperti biasa Hendri datang dengan membawa martabak manis yang dibelinya di jalan.

Vica masih sibuk didapur menyiapkan minuman hangat untuk kami. Setelah menunggu sambil berbincang-bincang ringan, Vica datang membawa minuman hangat kemudian duduk di sebelah kiri ku. Sementara Hendri ada di sebelah kananku.

Suasana terasa sangat canggung. Yang semula kami biasa saling bercanda satu sama lain, kali ini hanya diam sambil menatap kosong TV yang sedang menyala.

Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang