Bab 9

16.6K 80 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Aku bangun dan bersiap-siap untuk berangkat. Kulihat Vica juga sudah terbangun dengan posisi masih duduk ditepi ranjang.

Setelah semua beres, aku mulai menyalakan mesin mobil kemudian berpamitan kepada Vica.

Aku : Aku berangkat ya sayang, nanti aku info ke Hendri selesai kamu mengantar anak sekolah.

Vica : Iya hati-hati ya Mas.

Singkat cerita, aku sudah tiba di kota tujuan pukul 06.50 Biasanya anak-anak pergi ke sekolah pukul 06.30, dan seharusnya di waktu ini Vica sudah berada dirumah.

Untuk memastikan, aku menelepon Vica

Aku : sayang kamu udah anter anak-anak?

Vica : udah mas, ini baru sampe rumah. Aku mau mandi dulu ya.

Aku : oke kalau gitu, nanti Hendri aku suruh kerumah jam 08.00 aja ya

Vica : oo ya udah. Trus nanti aku pakai baju apa Mas?

Aku : Bebas sayang. Pake jilbab juga gpp hehe

Vica : Ya udah klo gtu, nanti aku pake jilbab deh buat jaga-jaga kalau ada tamu lain

Kemudian aku menelpon Hendri

Aku : Dri, istri ku udah dirumah. Sekarang lagi mandi, nanti kamu ke rumah jam 08.00 aja ya

Hendri : oke siap bro. Oh iya nanti aku di antar Tio (adik Hendri) ya

Aku : terserah kamu mau diantar siapa. Nganter aja kan?

Hendri : iya bro

Aku : oke kalo gitu, nanti jam 08.00 aku stand by lihat cctv. Kamu jangan telat ya.

Hendri : siapp bro

Aku menunggu menghabiskan waktu di dalam mobil, karena jadwal untuk audit di undur menjadi after lunch. Kebetulan atau memang sudah jalannya pikirku. Jadi aku bisa santai dan leluasa menyaksikan cctv istriku sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.55, aku mulai menyalakan aplikasi untuk memantau cctv. Kamera 1 ( kamera garasi), aku terus melihat lalu-lalang orang didepan garasiku. Sesekali terpantau juga ibu-ibu, pedagang sayur keliling, tukang bubur,dll.

Tak lama, muncul Hendri yang sedang di bonceng Tio menggunakan motor. Kulihat ia menyapa dan memanggil namaku seolah-olah sedang mencariku. Pinter juga Hendri, dalam hatiku, alhasil tetangga tidak ada yg curiga hehe.

Tidak lama kemudian, Vica muncul dan menyapa Hendri.

Terlihat Vica mengenakan kaos pink oversize selutut, legging panjang berwarna hitam dan memakai hijab hitam, namun hijabnya dipakai hanya sekedar menutup kepala, atau bisa dibilang, pakai hijab asal asalan.

Kemudian Vica membuka gerbang dan mempersilahkan Hendri untuk masuk, dan heran nya lagi, Tio juga ikut masuk, padahal sebelumnya Hendri mengatakan kalau Tio hanya mengantar. Tapi ya sudah lah, mungkin Tio hanya mampir, pikiran positif.

Kamera 2 (ruang tamu), Vica mempersilahkan Hendri dan Tio untuk duduk, namun entah kenapa Tio justru pamit kepada Vica, sepertinya Tio memang hanya mengantar Hendri sekaligus berangkat kerja. Akhirnya Tio pun pamit kepada Vica.

Benar apa kata ku, Tio hanya mampir. Aku sempat berpikir apa iya Tio sudah tau?

Saat ini hanya Vica dan Hendri berdua, duduk di sofa ruang tamu.

Terdengar samar dari cctv, Vica menawarkan Hendri minum

Vica : Mau minum apa? (Sambil tersenyum)

Hendri : Ga usah repot-repot Vik, air putih juga gpp kok

Vica : Aku buatkan kopi ya?

Hendri : eee... iya boleh deh.

Kemudian Vica beranjak dari sofa menuju dapur. Hendri merogoh HP dari dalam saku celana, sepertinya ia mau menghubungi seseorang, dan "tung", benar saja, ada pesan masuk dari Hendri, "Bro aku udah dirumahmu ya sama Vica", lalu ku balas, "oke aman, aku juga mantau kok".

Kamera 3 (dapur)

Dari kamera 3 terlihat Vica sedang membuatkan kopi untuk Hendri dan menyiapkan sedikit cemilan.

Ketika Vica sedang sibuk menyiapkan cemilan, tiba-tiba saja Hendri muncul, terlihat dari sudut kamera ia datang mendekati Vica sambil berkata

Hendri : Ga usah repot-repot Vik, sini aku bantu...

Vica : ehhh..iya Dri gpp kok. Kamu ngapain disini? Tunggu di depan aja.

Hendri : Gpp pengen lihat kamu aja (senyum bengis)

Hendri berjalan perlahan mendekat, hingga saat ini ia berada tepat di belakang Istriku.

Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang