Bab 22

12.8K 55 1
                                    

Akupun duduk di sofa kamar sambil melihat live show istriku bercinta dengan 2 sahabatku. Melihat kejadian tersebut, mr.pku mulai bangkit kembali.

Vica hanya menatapku dengan isyarat meminta ijin kepadaku lalu kembali melanjutkan mengulum 2 mr.p yang ada didepannya. Setelah puas dengan aksi Vica, kemudian mereka merubah posisi, Vica dengan posisi Doggy dan Hendry berada di belakangnya bersiap memasukkan mr.pnya. Sementata Bowo masih dengan posisinya yang sedang melihat Vica sambil mengocok mr.pnya. "Ahhhhh.....ahhhh.....ahhhhh...", desah Vica yang sedang digenjot Hendry, kemudian Bowo memegang kepala Vica lalu mengarahkan mr.p ke mulutnya, "ehmmmm.....emmmmmm....hmmmmmm....", desah Vica.

Selang tidak berapa lama, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu kamar, suara yg sedikit bergetar, "ASTAGFIRULLAH.....". Ya tiba-tiba saja Ely membuka pintu kamar dengan mata yang terbelalak kaget melihat kejadian didalam kamar yg saat itu suaminya sedang menggenjot istriku. Sontak kami bertiga melihat ke arah Ely, Hendry pun segera mencabut mr.pnya. Saat itu Ely mengenakan pakaian tidur panjang berwarna putih dengan jilbab lebarnya.

Sudah kepalang tanggung pikirku saat itu. Tanpa aba-aba aku langsung menarik paksa Ely masuk kedalam kamar kemudian mengunci pintu. "Minggir Jo, aku mau keluar" Ely berkata dengan suara yang hampir menangis, "Ssssstt..... nanti anak2 bangun. Sudah kebongkar semua kan hehe" sahutku. "Kamu gila bang" ucap Ely kearah Hendry, "udah kamu sama Joni sana", balas Hendry. "Udah Ly, santai dulu, duduk disofa tuh", ucapku. "Ga mau, aku mau keluar, mana kuncinya?!!!", aku hanya tersenyum sambil kembali duduk di sofa. "Udah lanjut aja Wo Dry".

Kemudian Bowo mulai memanaskan suasana kembali. Dengan posisi Vica yang masih menungging, Bowo menjilati miss.v Vica dari belakang, "ahhhh....ahhhhh", Vica kembali mendesah tak memperdulikan Ely. Lalu Hendry memposisikan dirinya berdiri didepan Vica, Vica langsung meraih mr.p Hendry yang sudah sedikit loyo, kemudian mengulumnya. Sesekali Hendry melihat ke arah Ely dengan tatapan penasaran.

Aku melihat Ely hanya berdiri tertunduk sambil menangis. Lalu aku tidak mau menyia-nyiakan momen yang sudah terlanjur terjadi. Aku mencoba menarik Ely untuk duduk di pangkuanku, namun ia terus menolak dan meronta, "jangan Jo", aku pun tak mau menyerah, kali ini dengan tenaga lebih, aku menarik Ely duduk dipangkuanku sambil kudekap pinggangnya. Ely duduk dipangkuanku dengan posisi menyamping sambil meronta-ronta ingin pergi. Tapi karena aku memeluk dengan sangat erat, maka usahanya untuk pergi pun sia-sia. Aku mulai menciumi bagian leher Ely dari balik jilbabnya, Ely terus berontak "Jo jangan, Bang tolong", ucapnya sambil memohon kepadaku dan minta tolong kepada suaminya. Kulihat Hendry tak peduli, ia masih menikmati mr.pnya yang sedang di jilati Vica.

Sambil terus menciumi Ely untuk memberikan rangsangan, tangan ku mulai bergerak ke arah payudara dari balik jilbabnya. Rupanya tangan Ely menutup rapat payudaranya. Kemudian perlahan kulepaskan tangannya dari dekapan payudaranya, awalnya sulit, mungkin karena sejak tadi aku menciumi lehernya, akhirnya Ely pun terlihat sedikit goyah, tangannya mulai merenggang dan kemudian aku pun bisa memegang payudaranya. Ia pun tidak berontak seperti sebelumnya.

Ternyata Ely memiliki payudara yg cukup besar dan kencang. Saat itu Ely tidak menggunakan bra sehingga aku bisa merasakan putingnya dari balik bajunya. Sembari meremas payudara Ely, aku mengarahkan wajah Ely ke arahku, lalu aku mulai mencium bibirnya. Namun Ely hanya diam saja tidak membalas sambil memejamkan mata.

Lalu aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu sampai seluruh kancingnya terbuka, sempat ada sedikit perlawanan dari Ely, namun karena suasana malam itu sangat panas, akhirnya ia pun pasrah. Kemudian aku langsung melahap puting yg sudah menonjol. Saat itu Ely terdengar mendesah namun sangat lirih, "ehmmm", wah sinyal bagus nih, gumamku dalam hati.

Setelah puas menjelajah payudara Ely, aku kembali ke wajahnya dan langsung mencium bibirnya dengan lembut. Kali ini Ely membalas bibirku dengan perlahan sembari tanganku terus meremas dan memainkan putingnya.

Tak terasa, kami berciuman dengan sangat bernafsu, Ely mulai merangkak. Lalu tanganku mulai menjalar ke bagian bawah. Ely merenggangkan kedua kakinya pertanda ia mengijinkan tanganku menjelajah area miss.vnya. Dengan masih terbungkus celana panjang, ku usap-usap miss.vnya sambil tetap berciuman. Sesekali kulihat Hendry yang sudah berganti posisi melihat ke arah kami penasaran.

Disisi lain, Vica saat ini sedang di genjot dari belakang oleh Bowo sementara ia terus mendesah sambil mengulum mr.p Hendry, "ahhh....arhhh....ehmmmm...ehmmm", desahannya terdengar lebih keras dari biasanya.

Aku merasakan Ely sudah sedikit nyaman berada dipangkuanku. Lalu aku menggeser tubuh Ely yg semula duduk menyamping di pangkuanku, kini duduk berpangku membelakangiku sehingga ia juga bisa menyaksikan mr.p suaminya yang sedang dikulum oleh Vica.

Kemudian tanpa meminta izin kepada Ely, aku langsung membuka jilbab lebarnya. Ternyata Ely memiliki rambut panjang sedikit bergelombang berwarna kecoklatan dan diikat (kuncir kuda). Ely terlihat sangat berbeda, mungkin karena selama ini aku selalu melihatnya menggunakan jilbab lebar.

Dengan posisi berpangku membelakangiku ditambah sudah tidak ada perlawanan dari ely, aku pun dengan leluasa bisa menggerayangi dan menciumi Ely.

Aku mulai meremas kedua payudara nya sambil menciumi leher Ely. Lalu aku mulai menurunkan bajunya yang tadi kancingnya sudah terbuka. Lalu ia pun ikut membuka celana tidurnya, dan menyisakan CD berwarna hitam. Kemudian aku melanjutkan meremas payudara Ely sambil menciumi punggungnya. Ely pun mulai mendesah sambil ikut memegang tanganku yg sedang meremas payudaranya.

"Hmmmm.....ssssss.....ahhh....." desah Ely yg masih malu-malu. Lalu tanganku turun menyusup kedalam CD dan menemukan miss.v berbulu yg mulai basah. Kuhisap dan ku elus area miss.vnya dari bawah sampai atas dengan lembut. Terus berulang-ulang sampai jariku sedikit masuk dan akhirnya bermuara di klitorisnya. Akupun mulai memainkan klitoris Ely sambil menjilati punggung dan meremas payudaranya. Rupanya Ely sudah menikmati permainanku, karena terlihat tubuhnya bergelinjang sambil mendesah, "ehmmmm....sssssshhh....ahhhh...aku ijin ya bang Hen.....ahhhhh...sshhhhh" ucap Ely meminta izin kepada suaminya. Hendry hanya menganggukkan kepalanya sambil menikmati kuluman Vica.

Kemudian Ely yg terlihat sudah sangat bergairah, turun dari pangkuanku berlutut dan menurunkan celanaku. Lalu ia melumat dan memasukkan mr.pku ke mulutnya. Aku terheran-heran, tak kusangka Ely yg kukenal sangat religius ternyata memiliki sisi liar yang menurutku justru lebih liar dibanding Vica dan Lisa. Aku merasakan kuluman Ely lebih lihai dan sangat nikmat dibanding Lisa. 

Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang