Bab 6

24.1K 122 0
                                    

Aku : Iya gpp Dri, dari awal memang ini tujuanku. Aku sudah lama menanti momen ini.

Hendri : Kenapa baru cerita kalau kamu punya fantasi seperti ini? Tau gitu dari dulu aja.

Aku : Yah aku malu bro, ini kan masalah sensitif dan ga semua orang bisa terima fantasi ini.

Hendri : haha santai aja bro, kita kan sudah lama kenal. Sebenarnya, dari dulu aku sudah ada ketertarikan sama istrimu bro, makanya aku sering main ke rumahmu, hehe, tapi masa iya aku ungkapkan kalau aku tertarik sama istri sahabat sendiri.

Mendengar ucapan Hendri, aku hanya bisa tersenyum. Dalam hatiku, pantas kamu sering main kesini, tahu begitu sudah dari dulu kita lakukan ini.

Tak berapa lama setelah kami ngobrol, Vica datang menghampiri kami sambil mengikat rambutnya kebelakang. Payudara Vica yang semula sudah menyembul keluar pun sudah dikembalikan ke posisinya namun tetap dengan kancing yang terbuka setengah dada.

Hendri menatap Vica tanpa berkedip, karena saat itu Vica terlihat sangat seksi dengan daster pendek sedang mengikat rambut, ketiak putihnya terlihat seolah memanggil untuk di jilati. Leher putih mulusnya pun terlihat sangat menggoda. Aku tahu kenapa Vica mengikat rambutnya, mungkin supaya lehernya leluasa untuk dijilati, karena ia sangat suka akan hal itu.

Masih dengan posisi Vica berdiri mengikat rambut, tiba-tiba Hendri bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Vica dengan posisi berhadapan. Tinggi Vica terlihat kontras, hanya se dagu Hendri.

Kemudian Hendri memegang kepala Vica (bagian kuping) dengan kedua tangannya sambil perlahan mendekat sambil menunduk, karena posisinya lebih tinggi dari Vica, lalu mencium kening, turun ke pipi dan akhirnya menciumi bibir Vica.

Vica yang sejak tadi sedang merapikan rambutnya menjadi berhenti ikut menyambut kecupan hangat dari Hendri dengan posisi mendongak keatas dan sedikit jinjit.

Mereka berciuman dengan sangat bernafsu seolah-olah tak menghiraukan aku yang sejak tadi hanya duduk melihat sambil memegangi mr.p yang sudah berdiri keras.

Tangan Hendri perlahan turun ke leher Vica, kemudian turun sampai pantat Vica yang semok. Sambil berciuman dengan penuh nafsu, Hendri meremas pantat Vica dan sesekali menampar pantat Vica, Plak! "Ehmm..." terdengar desahan kecil Vica.

Masih dengan posisi berciuman sambil berpelukan, perlahan Hendri menuntun Vica berjalan ke sofa. Sesampainya di depan sofa, Hendri mulai mengangkat daster Vica, Vica pun hanya menuruti arahan Hendri.

Hingga akhirnya, Vica sudah tidak mengenakan daster lagi. Dan kagetnya aku, ternyata Vica sudah tidak mengenakan celana legging pendek (celana basic), sepertinya ia sudah melepas celana pendeknya selagi di kamar mandi tadi.

Saat ini Vica hanya mengenakan CD berwarna cream polos dengan sedikit renda-renda dengan payudara yang sudah tidak terbungkus apa-apa.

Setelah melepas daster Vica, Hendri menidurkan Vica di sofa. Oh iya sofa ku ini bisa dilipat model sofa bed, jadi sejak awal sofa aku setting menjadi mode Bed.

Saat ini posisi Hendri berada di atas Vica. Setelah Hendri puas berciuman dan saling bertukar liur dengan Vica, ia mulai menjilati bagian leher sampai kuping. Vica pun meronta terlihat sangat geli, tangannya tegang meremas apapun yang ada.

Lalu jilatan Hendri mulai turun ke payudara Vica, tidak langsung menjilati puting, tetapi ia masih menjilati area sekeliling payudara Vica, sampai akhirnya Vica mengarahkan kepala Hendri ke putingnya agar Hendri segera melumatnya.

Hendri pun tak segan untuk melihatnya, di hisap puting Vica yang sudah mengeras sambil memainkan lidahnya.

Tak puas sampai disitu, jilatan Hendri mulai turun sambil menjilati perut dan pinggang Vica, sementara tangannya berusaha melepaskan CD yang masih dipakai Vica. Setelah berhasil melucuti CD, Hendri menatap miss.v Vica dan berkata

"wow miss.v kamu tembem ya Vik, bulunya sedikit dan halus pula",

"ia Dri kan perawatan, cepetan Dri aku udah ga tahan, becek banget nih" sahut Vica.

Kemudian Hendri mulai menciumi sekeliling area miss.v Vica. Vica tak henti-hentinya bergelinjang menahan geli sekaligus nikmat sambil memejamkan matanya "sshhh...ahhhh", karena mungkin selama ini aku jarang sekali melakukan Oral sex ke Vica.

Hendri mulai menjilati bagian atas miss.v Vica, tangan Hendri sedikit membuka miss.v Vica agar lidahnya dapat dengan mudah menyentuh klitoris Vica.

Hendri seperti serigala yang sedang haus darah, ia menjilati, menghisap, memainkan lidahnya di klitoris Vica, tangan Hendri pun tidak diam, ia memasukan jari tengah kedalam lubang miss.v sambil tetap memainkan lidahnya.

"Ahhhh...aww....enak banget Dri...shhhh... cepet masukin mr.p kamu, aku udah ga kuat..ahhh...." ucap Vica.

Aku yang sejak tadi melihat adegan istriku dijamah pria lain membuat mr.pku semakin keras. Dilain sisi ada perasaan cemburu yang luar biasa. Perasaan ini campur aduk sangat sulit digambarkan. Untuk pertama kalinya aku melihat istriku dijamah sahabatku. Dan pertama kalinya istriku merasakan ada pria lain selain diriku yang menjamah tubuhnya.

Hendri sejak tadi masih mengenakan pakaian lengkap, mendengar ucapan Vica yang meminta untuk segera di "pake", ia pun akhirnya bangkit dan melepaskan seluruh pakaiannya. Dan sekarang Hendri sudah telanjang bulat dengan mr.p yang sudah berdiri tegak.

Aku akui, ukuran mr.p Hendri lebih besar dan panjang dibanding mr.pku, mr.pnya pun sedikit melengkung ke atas. Postur tubuh Hendri yang seorang buruh pabrik juga terlihat cukup atletis.

Vica masih dengan posisi terlentang dengan tatapan sayu melihat Hendri yang sudah bugil berkata "kamu seksi banget Dri, ihhh mr.p kamu gede ya ternyata, cepet masukin Dri..."

Emosi, cemburu sekaligus Nafsu mendengar perkataan Vica. aku berharap Vica bangkit dari tidurnya kemudian mengulum mr.p Hendri, tapi ternyata tidak.

Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang