Beberapa hari setelah kejadian Vica bercinta dengan Hendry. Di Suatu malam ketika aku pulang sehabis olahraga, aku melihat Vica dikamar berbaring diranjang dengan posisi miring membelakangiku, kemudian ia menyapa "eh kamu udah pulang mas" sahutnya, "iya sayang" jawabku. Aku melihat ada sesuatu yang berbeda di raut wajahnya. Aku melihat raut kesedihan di matanya. Dalam hati ku bertanya, "kenapa ya?".
Aku : Kamu ada masalah apa syg?
Vica : Ga ada apa-apa mas.
Aku : Matamu ga bisa bohong sayang (sambil memegang pipinya)
Vica : Aku....aku ga tau mas. Aku minta maaf. Kayanya aku ga bisa ngelanjutin ini
Aku : Ngelanjutin apa maksud kamu?
Vica : Tentang Hendry Mas. Sejak kejadian terakhir, aku kayak wanita murahan. Awalnya kamu bilang sekali aja. Tp ternyata sampai kedua kali, dan ini juga salahku terbawa nafsu tanpa pikir panjang. Aku shock pas Hendri masukin mr.p nya ke anusku. Bukannya aku ga suka, tp ini pengalaman pertamaku yg sensasinya beda. Tapi aku ga mau terlalu jauh.
Please stop mas, Demi keluarga kita terutama anak-anak.
Mendengar Vica bicara dengan mata yang berkaca-kaca, aku pun tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya bisa memeluknya dan seketika tangisnya pecah.
Saat itu yang kupikirkan adalah, apa Vica mulai ketagihan dan ada rasa dengan Hendry tapi disatu sisi khawatir keluarga kami hancur. Ahhh...sudahlah.
Malam demi malam berlalu dengan Vica yg masih "galau".
Aku berpikir keras bagaimana caranya agar Vica tetap menjaga hatinya hanya untuk ku. Yang kuinginkan, Vica menganggap ini hanya sebatas sex experience.
Apa mungkin karena Hendry orang lain pertamanya Vica, sehingga dia "baper" dengan perlakuan Hendry?
Apa perlu laki-laki lain lagi agar Vica bisa merasakan sensasi lain sehingga dia sadar kalau Hendry hanya perasaan sesaat.
Suatu hari aku pergi kerumah Hendry untuk ngopi dan berbincang-bincang selepas kerja.
Sesampainya dirumah Hendry, aku duduk di ruang tamu menunggu Hendry yg sedang mandi, lalu datang Ely menghampiriku mengantarkan kopi dan pisang goreng. Seperti biasanya Ely mengenakan daster panjang dengan jilbab lebarnya menghampiriku dan menyapa "Nih mas kopi dan pisgor nya", "siap, makasih Ly", kemudian Ely berlalu.
Aku tidak terlalu memikirkan Ely, saat itu yang ku pikirkan hanya membicarakan masalah Vica dengan Hendry.
Akhirnya Hendry pun datang dan aku pun mengajaknya pindah ke teras agar bisa dengan leluasa membicarakan masalah ini.
Hendry : gimana bro? Ada rencana apa lagi nih? Hehe
Aku : ah kamu pasti ketagihan ya?
Hendry : haha ya wajar donk bro
Aku : tempo hari Vica curhat, kayanya dia kaget kamu masukin pantatanya (sambil mengecilkan suara). Trus dia bilang kayanya dia ga mau lagi Dry. Kamu sih ga kira2, masih awal2 langsung tusbol aja, aku aja ga pernah.
Hendry : waduhhh... yah sorry deh bro, aku kebawa suasana, nafsu banget liat dia. Karena aku lihat dia agresif, aku pikir dia oke oke aja. Yah klo gitu aku ikut instruksi kamu aja bro gimana baiknya.
Aku : hmmm.. satu lagi Dry, Istriku kayanya baper sama kamu tuh. Apa jangan2 kamu juga?
Hendry : Gila aja kamu... klo emang aku suka udah dari dulu bro. Bahkan aku ga kepikiran sama sekali. Insyaallah aku bisa lah jaga hati.
Aku : haha pake bawa2 insya allah segala masalah ginian. ya aku percaya sih kita cowok2 emang ga pernah baper. Klo Vica kan beda. Aku sih kepikiran untuk ajak Bowo gabung. Kira2 menurutmu reaksi dia gimana ya?
Hendry : Gabung gimana? Pake Vica juga? Makin stress aja sih kamu bro. Ga tau ya dia mau apa ngga, secara istri nya aja beda banget tipe nya sama Vica.
Aku : iya ajak Bowo sekalian lah, maksudku biar Vica ga baper sama kamu. Nanti aku atur rencana liburan bareng gimana? Biar dapet momennya.
Hendry : Terserah kamu deh
Aku : Oke lah nanti aku info di group wa ya biar pada tau sekalian semuanya.
Setelah obrolan dengan Hendry, aku heran dengan diriku sendiri, kok bisa-bisanya mau ajak Bowo juga untuk pake Vica, ah sudah kepalang tanggung, dalam hatiku.
============
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)
RomanceHubungan kami bisa dibilang biasa saja seperti pasutri pada umumnya, sedikit cekcok tentang anak, ekonomi, orangtua sudah menjadi hal yg wajar. Lain halnya dengan hubungan sex, di umur pernikahan yg bisa dibilang cukup lama, sex terasa hambar dan me...