Setelah ku ceritakan kronologi dari awal mula permainan challenge dengan Hendry, Bowo Pun kaget tidak percaya.
Bowo : Sorry ya bro bukanya gimana 2, tapi aku sama sekali ga tertarik sama Vica dan ga kepikiran apa2 juga
Hendry : Kamu belum liat aja Wo makanya bisa bilang begitu
Aku : Haha.. silahkan testimoninya Bang Hendry
Hendry : Mantab lah pokoknya
Bowo : ah.. brengsek kamu berdua. Ya udah gas lah
Aku : serius nih? Eh btw kamu sama Lisa gimana Wo? Kesepian tuh kayaknya dia. Pake baju nya udah mulai berani juga. Biasanya ga gitu loh, ya kan Dry?
Hendry : iya ga kayak biasanya, ga tau sengaja apa ngga, kadang kancing atas nya suka lepas haha
Bowo : ah...biarin aja. Aku udah B aja sama dia, udah jarang juga aku ga main sama Lisa. Kenapa emangnya?
Aku : ya gpp, kali aja bisa icip icip
Hendry : setuju hahaha
Bowo : kamu nafsu sama Lisa?
Aku : Ngga juga sih, penasaran aja sama yang tocil haha
Bowo : Sial.... gw sih bebas aja kalo pada mau. Yang penting mah Lisa nya mau apa ngga
Aku : Kita kan yg penting acc dari kamu Wo, masalah Lisa mah gampang
Bowo : Monggo...yg penting klo Lisa udah mau jangn lupa pake kondom ya, doi ga KB bro
Aku : haha siap...Ya udah kita fokus ke Vica dulu nanti malem ya Wo. Lisa belakangan.
Setelah itu aku mengatur rencana dengan Bowo untuk malam ini. Sementara Hendry belum aku sertakan. Mungkin karena Bowo juga lagi BU, jadi terpaksa ia menuruti rencanaku.
Rencanaku kalau Vica sudah tidur pulas, Bowo akan menyelinap masuk ke kamarku menggantikan posisiku disebelah Vica. Biasanya aku dan Vica tidur dalam keadaan gelap atau menggunakan lampu tidur remang-remang, jadi aku pikir ini akan sedikit aman. Sementara aku akan mengintip dari bawah kasur.
Kemudian terserah Bowo ingin bagaimana memulainya.
Mungkin rencanaku terdengar agak ekstrim, bisa saja Vica teriak minta tolong hingga seluruh orang bangun, atau bisa saja Vica malah menikmati.
Kemudian kami melanjutkan ngobrol kesana kemari sampai larut malam. Sekitar pukul 11.30 malam, terlihat ruang TV sudah tidak ada orang, lalu aku bergegas menuju kamarku di lantai 1. Pertama aku periksa kamar anak-anak untuk memastikan mereka sudah pulas. Dan ya, anak-anak sudah tertidur pulas akibat kelelahan seharian bermain. Kedua aku memeriksa kamarku untuk melihat keadaan Vica, dan ya beruntungnya aku Vica juga sudah tertidur pulas dengan keadaan gelap. Laku aku pun ikut berbaring disebelah Vica sambil memeluk dan mencium aroma punggung wanginya dari belakang.
Kemudian aku segera mengeluarkan HP untuk menghubungi Bowo dan Hendry melalui pesan WA, "Wo, Dry, Anak dan istri ku udah tidur, coba kalian cek anak2 dan istri kalian gimana".
"Amaan" balas Bowo dan Hendry. "Ya udah kamu ke kamarku Wo, nanti begitu masuk kamar jangan lupa di kunci, Hendry tolong jaga diruang Tv ya"
Tak menunggu lama tiba-tiba, "cekleeeeek..." pintu kamar terbuka muncul siluet pria besar dan sedikit gempal masuk ke kamarku kemudian mengunci pintu dengan sangat perlahan. Kemudian aku melambaikan tangan memberikan isyarat agar Bowo tidur disebelah Vica menggantikanku, sementara aku turun dari kasur dengan perlahan.
Bowo perlahan-perlahan naik ke kasur memposisikan dirinya berada di sebelah Vica yang sedang menghadap sisi lain sehingga membelakangi kami. Bajingan nya, sebelum naik kasur Bowo sudah melepaskan celananya hingga mr.pnya terlihat samar-samar. Kemudian aku memberikan isyarat kepada Bowo untuk memulai aksinya. Aku membungkukkan badan sambil mengintip di bawah kasur bagian ujung kaki, jadi aku bisa melihat apa yang dilakukan Bowo dengan sedikit cahaya dari ventilasi pintu.
Bowo terlihat masih terlentang sambil mengelus-elus mr.pnya, sementara Vica miring membelakanginya. Lalu dengan sangat perlahan Bowo mengarahkan dan menempelkan mr.pnya ke pantat Vica. Ku lihat Bowo dengan sangat hati-hati mengesek-gesekkan mr.pnya yang mulai ngaceng.
Tiba-tiba saja Vica mengenduskan nafas panjang bergerak mengambil guling dan memeluknya. Bowo pun tersentak kaget dan menarik mr.pnya mundur. Sepertinya Bowo tak sanggup melakukan aksinya, mungkin jantungnya sudah berdebar kencang, karena kulihat Bowo melambaikan tangannya ke arahku sembari turun dari kasur dengan perlahan. Kemudian aku menghampirinya dan bertanya tanpa bersuara, "kenapa?" Bisikku, "kamu aja duluan, aku ngeri" jawab Bowo lirih.
Saat itu aku sedikit putus asa, namun adrenalinku terus bertambah sambil memikirkan bagaimana caranya.
Sekarang aku yang naik ke kasur mengambil posisi di sebelah Vica kemudian memeluk pinggangnya sembari menciumi punggungnya. Malam itu aroma tubuh dan rambut Vica berbeda dari biasanya, sepertinya ia telah mempersiapkan wangi yang berbeda untukku, karena ia sempat mengatakan ingin bulan madu.
Kemudian tanganku mulai naik ke arah payudara yang sudah tidak memakai Bra, karena memang Vica tidur tanpa Bra. Lalu aku mainkan puting Vica sembari menggesekkan mr.pku di pantatnya, Vica terlihat sedikit tersadar kemudian berkata lirih, "kamu dari mana aja sih mas jam segini baru masuk kamar...ehmmm" ucap Vica lirih sambil merubah posisinya menjadi terlentang.
Matanya menatapku sayu. Kemudian Vica memiringkan tubuhnya ke arahku lalu memegang kepalaku dan langsung melahap bibirku. Aku pun tak mau kalah, kubalas ciuman Vica sambil mengusap pantat dan pahanya, sesekali ku elus dengan lembut ke sela-sela miss.vnya.
Hampir saja aku lupa, Bowo masih ada dikamarku!!!
Otakku tiba-tiba memiliki ide yang sepertinya akan berhasil.
Sambil berpelukkan dengan Vica aku berkata,
Aku : Sayang, kita main tapi matamu ditutup mau ga
Vica : aneh-aneh aja kamu mas, ini kan udah gelap juga. Lagian ditutup pake apa?
Aku : Hehe ya gpp, siapa tau kamu rasain sensasi yang berbeda.
Aku pun beranjak dari kasur untuk mengambil syal yang digantung di pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)
RomanceHubungan kami bisa dibilang biasa saja seperti pasutri pada umumnya, sedikit cekcok tentang anak, ekonomi, orangtua sudah menjadi hal yg wajar. Lain halnya dengan hubungan sex, di umur pernikahan yg bisa dibilang cukup lama, sex terasa hambar dan me...