CCTV
Beberapa minggu setelah kejadian Vica di"pake" sahabatku Hendri, kehidupan kami kembali normal seperti hari-hari biasa. Setiap pagi, aku berangkat kerja sekaligus mengantarkan ke-3 anakku ke sekolah. Sengaja anak-anak ku sekolahkan di sekolah yang sama agar lebih memudahkan kami mengurusnya.
Kesibukan Vica setiap hari juga sama, menyiapkan bekal untuk anak-anak kemudian siang hari nya menjemput anak-anak pulang sekolah.
Vica termasuk wanita yang jarang keluar, tidak seperti ibu2 kebanyakan yang sering kumpul-kumpul bergosip sana sini. Vica lebih senang menghabiskan waktu bersama anaknya dan rutin olahraga.
Di suatu hari, aku mendapatkan informasi dari atasan kerjaku kalau aku mendapatkan tugas untuk melakukan audit di salah satu Cabang perusahaan di luar kota selama 2 hari. Ini memang sudah biasa kulakukan rutin setiap 6 bulan sekali.
Mendapat kabar itu, seketika otak nakal ku bekerja, aku punya rencana baru, ya , rencana untuk Vica.
Aku ingin Vica di "pake" Hendri LAGI, bedanya kali ini aku ingin menyaksikan lewat cctv yang bisa ku monitor secara live dari mana saja.
Saat ini cctv yang terpasang hanya ada area garasi. Artinya aku harus menambah cctv di area-area yg telah ku rencanakan, ruang tamu, dapur dan kamar utama.
Vica: Untuk apa mas nambah cctv? Pasangnya dikamar? Bukannya ini area privasi?
Aku : Ya buat jaga-jaga, semua barang berhargaku kan ada dikamar, termasuk kamu, kalau-kalau nanti ada maling kan nanti bisa kelihatan
Vica : Ooh gtu. Aneh-aneh aja kamu. Terserah kamu deh kalo gtu
Setelah mempersiapkan semuanya dengan matang, aku yang sedang berada di kantor, menelepon Hendri
Aku : Assalamualaikum Dri
Hendri : waalaikumsalam, iya bro gimana?
Aku : langsung ke topik aja ya. Kamu mau "make" Vica lagi ga?
Hendri : ah serius kamu Bro, ya mau lah masa nolak. Cuma kapan waktunya, bukannya kamu sibuk. Trus kan ada anak-anakmu
Aku : jadi gini, rencana hari senin dan selasa minggu depan aku ada tugas luar kota. Nah kalau kamu mau, dihari itu kamu cuti.
Hendri : Trus?
Aku : Kamu bisa eksekusi Vica diwaktu anak-anakku sekolah Dri. Aku nonton dari cctv aja
Hendri : lah gimana ceritanya bro, masa tiba-tiba aku datang kerumahmu trus langsung hajar istrimu
Aku : Nanti aku atur Vica nya, yang penting kamu bisa cuti kan?
Hendri : Bisa donk, sisa cutiku masih banyak kok.
Aku : Oke sip kalo gtu
Hendri : sip
Sore hari ketika aku baru saja sampai dirumah.
"Vica sayang..." Aku memanggil dari lantai 1, semetara Vica istriku sedang berada di kamar anak-anak di lantai 2.
"Iya mas, sebentar" sahut Vica
Kemudian tidak lama Vica datang mampiriku.
Vica : Kenapa Mas?
Aku : Aku minggu depan ada tugas keluar kota sekitar 2 hari, jadi nanti kamu antar anak sekolah gpp kan?
Vica : oh ya udah gpp nanti aku yg antar, ya kalau ga sempat nanti aku bisa pesankan taksi online.
Hari demi hari ku lalui dengan rasa tidak sabar. Setiap malam ketika Vica tidur hanya menggunakan piyama tipis, aku selalu membayangkan tubuhnya di jilati Hendri. Aku membayangkan bagaimana jika ia berhubungan dengan pria lain tanpa ada aku.
Di suatu malam ketika sedang berbaring santai di ranjang, aku membuka topik pembicaraan tentang kejadian saat ia di genjot Hendri,
Aku : Sayang..cerita donk pengalaman kamu di "pake" Hendri
Vica : Hmmm...gimana ya..aku tuh malu sebenarnya mas, selama ini cuma kamu laki-laki yg menyentuhku. Jangankan disentuh laki-laki lain, kemana-mana aja aku selalu pakai jilbab.
Aku : Trus waktu pertama Hendri peluk kamu dari belakang, apa perasaan kamu?
Vica : Deg deg an banget mas waktu pertama dia peluk, apalagi waktu dia raba-raba dan ciumin leher aku. Aku sebenarnya geli, bukan geli sange, tapi geli ya geli aja
Aku : Tapi aku lihat di adegan ke 2 kamu mulai menikmati. Apalagi adegan terakhir.
Vica : Gimana ya Mas...sentuhan dia lembut, ditambah Hendri juga wangi, udah gitu titit nya gede, gimana aku ga terbawa suasana. Kamu cemburu ya? (Sambil mencubit perutku)
Aku : Hmm jangan ditanya, kalau cemburu ya pasti lah. Trus kamu mau lagi ga?
Vica : Emang boleh?
Aku : Kalo kamu mau ya gpp asal sama Hendri dan aku harus tau. Besok 2 hari kan aku ga dirumah. Kamu boleh main sama Hendri, nanti aku ngomong sama dia.
Vica : serius Mas? Trus kan ada anak-anak, gimana caranya coba
Aku : anak-anak selagi sekolah kan bisa.
Vica : O iya juga ya. Aku ga kepikiran. Tapi beneran boleh?
Aku : Iya boleh. Tapi janji cuma sama Hendri dan tidak pakai hati ya
Vica : iya aku janji. Makasih ya Mas. Love U...mmmhhuah...
Aku : Love u too...
Obrolan ini bikin mr.p ku tegang, langsung saja ku lahap bibir Vica yang sejak tadi kepalanya memang sudah berada di dadaku. Kemudian aku bercinta seperti layaknya suami istri. Sepertinya aku tidak perlu menceritakan bagian ini.
Setelah selesai mengeluarkan sperma, aku sempat berfikir dalam hati, sepertinya Vica sudah mulai ketagihan, karena dari jawabannya sangat berbeda dengan jawaban saat pertama kali aku tanya sebelum ML dengan Hendri. Sekarang jawabannya sudah tidak ragu-ragu dan malu lagi.
=========
"Kukuruyuuukkk...." terdengar suara alarm ku berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)
RomanceHubungan kami bisa dibilang biasa saja seperti pasutri pada umumnya, sedikit cekcok tentang anak, ekonomi, orangtua sudah menjadi hal yg wajar. Lain halnya dengan hubungan sex, di umur pernikahan yg bisa dibilang cukup lama, sex terasa hambar dan me...