Aku : halaah... bisa aja kamu
Begitulah sedikit gambaran dan obrolan sehabis kami berhubungan. Keesokan paginya, ku ulangi pertanyaan semalam, Vica kembali normal dan tidak menggubris pertanyaanku dan selalu mengalihkan pembicaraan.
==============
2 bulan kemudian, hari dimana rencana kami untuk liburan keluarga bersama yg telah direncanakan sebelumnya pun tiba, tepatnya hari sabtu. Istriku telah menyiapkan segala kebutuhan kami untuk berlibur mulai dari pakaian ganti, makanan dan sex toy pun tak lupa ia bawa juga.
"Kamu bawa ini juga?" Tanyaku sambil menunjuk ke dildo
"Iya kan mau bulan madu lagi hehe..." sahutnya sambil tersenyum.
Villa yang kami tuju berada di kawasan puncak. Kami menyewa villa yg cukup besar, yaitu berbentuk rumah 2 lantai dengan 6 kamar, ruang tamu dan ruang tv yang dilengkapi sofa menjadi satu dengan dapur dan meja makan sehingga ruangan ini memang sangat luas untuk kami beraktivitas. Kurang lebih seperti ini gambarannya:
Diluar terdapat teras dengan sofa panjang yang langsung menghadap ke taman bermain dan kolam renang. 4 kamar berada di lantai 2 dan 2 kamar berada di lantai 1.
Di lantai 2 juga ada ruang bersantai dengan sofa mini yang dikelilingi oleh 4 kamar.
Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 kami memulai perjalanan.
titik kumpul berada di rumah Bowo dan biasanya kami jalan ber iringan.
Singkat cerita kami tiba di Villa tujuan sekitar pukul 09.30.
Hendry dan Bowo memilih kamar di lantai 2, sedangkan aku memilih kamar yang ada di lantai 1. Masing-masing keluarga menempati 2 kamar, 1 kamar untuk orang tua dan 1 kamar untuk anak-anak. Karena pastinya tidak akan cukup jika hanya 1 kamar.
Sesampainya di Villa, anak-anak kami terlihat sangat senang, mereka langsung menuju taman dan kolam renang sambil bercanda satu sama lain. Sementara kami sibuk merapikan barang bawaan kami di kamar masing-masing.
Setelah itu, karena hari sudah menjelang siang, para istri-istri kami sibuk di dapur saling membagi tugas untuk menyiapkan makan siang. Kami memang sengaja tidak memesan makanan dari pihak pengelola Villa atau memesan makan di luar supaya budget bisa di tekan hehe. Jadi kami membawa bahan-bahan makanan dari rumah untuk dimasak disini, ya hitung-hitung agar istri-istri jadi lebih kompak juga.
Sesekali ku perhatikan Vica, Ely dan Lisa tampak sedang ngobrol sambil menyiapkan makanan. Ketiganya mengenakan hijab namun dengan model yang berbeda. Vica mengenakan hijab segiempat seperti hijab yang dipakai guru sekolah, Lisa mengenakan Hijab pashmina yg dililit di lehernya dengan rambut yang masih terlihat dan Ely yang mengenakan hijab syari menjulur sampai pinggul.
Sementara itu Bowo terlihat sedang mengawasi anak-anak, karena anaknya lah yang paling banyak dan masih ada yang berumur 4 tahun.
Aku dan Hendry pun tak kalah sibuk, kami berjalan menyusuri sudut-sudut Villa untuk memastikan semua kondisi dalam keadaan aman dan baik-baik saja. Sesekali kami memeriksa spot-spot yang sekiranya ada cctv yang sengaja dipasang oleh pihak pengelola villa, karena seharusnya cctv tidak boleh ada di Villa khususnya di dalam ruangan.
Sembari menyusuri seluruh ruangan Villa, kami sempatkan ngobrol berdua
Hendry : Rencanamu apa? Gimana cara kamu bilang ke Bowo?
Aku : Aku juga bingung Dry hehe...liat nanti aja deh, kalau memang ga memungkinkan ya cancel aja
Hendry : oke lah...
Disini aku terus memikirkan bagaimana caranya agar Bowo juga ikut dalam permainan. Sampai-sampai sesekali aku tidak fokus ketika diajak berbicara.
Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu hingga sore menjelang. Hanya aktifitas biasa saja. Anak-anak masih bermain dengan asik nya. Sementara kami ber-6 duduk-duduk santai di teras yang menghadap ke taman. Obrolan pun sangat ringan, mulai dari membicarakan sekolah anak-anak hingga membicarakan hobi dan kesibukan kami masing-masing.
Di malam harinya, kami semua sudah berganti pakaian. Anak-anak berganti pakaian tidur. Vica mengenakan daster panjang lengan pendek berwarna maroon dengan model kancing setengah dada dan tidak mengenakan hijab. Lisa mengenakan setelan pendek bermotif sehingga sesekali kulit putih pahanya terlihat. Sedangkan Ely mengenakan setelan panjang dengan hijab yang tidak terlalu lebar.
Sementara para istri sedang duduk santai diruang TV sambil mengawasi anak-anak yg kini bermain di dalam ruangan, Aku, Hendry dan Bowo ngobrol sambil menikmati kopi di saung yang ada di taman bermain. Obrolan kami kali ini membahas tentang kehidupan Bowo yang masih berhubungan dengan orang ketiga nya.
Aku : Wo, kamu masih sama "dia"?
Bowo : Yah sekarang ini udah agak jarang sih, paling sesekali aja aku ketemu, biasalah pinggiran lagi sepi bro (uang sampingan)
Aku : ah bisa aja kamu, pinggiran kan mafia semua rata2.
Bowo : Ga tau nih semenjak Covid jadi kering. Pada bangkrut mereka. Oiya Bro, aku lagi butuh uang nih untuk biaya masuk sekolah. Kamu pegang uang ga 10ribu aja? tp aku bayarnya tempo 3 bulan.
Aku : Ada sih, gpp klo mau pake dlu. (Seketika muncul ide cemerlang)
Bowo : Oke aku pak dulu ya.gpp nih ?
Aku : iya gpp pake aja. Aku juga sebenernya mau minta tolong.. tp susah nih ceritanya...
Hendry yang sejak tadi mendengar obrolan ku dengan Bowo hanya tersenyum...
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)
RomanceHubungan kami bisa dibilang biasa saja seperti pasutri pada umumnya, sedikit cekcok tentang anak, ekonomi, orangtua sudah menjadi hal yg wajar. Lain halnya dengan hubungan sex, di umur pernikahan yg bisa dibilang cukup lama, sex terasa hambar dan me...