Bab 4 Permainan Dimulai

25.2K 128 0
                                    

Akhirnya aku pun berinisiatif memulai obrolan dan memberikan aturan-aturan permainan.

Aku : Sayang kamu pindah ke tengah sini ya (menunjuk ke sebelah kanan)

Saat ini posisi Vica ada diantara Aku dan Hendri

Aku : Rules nya simpel aja ya Hend

Pertama, tidak boleh pakai hati, jadi ini hanya permainan.

Kedua, saling menjaga privasi, jangan sampai permainan ini terdengar ke orang lain.

Jumlah kocokan sementara aku bikin 10 challenge dlu ya, nanti aturannya aku dan Hendri suit 1x, pemenang bisa kocok 1 kali dan ikuti challange nya. Begitu seterusnya.

Gimana setuju Hend? Sayang?

Vica dan Hendri : Oke

Aku : oke kita mulai aja ya

Aku dan Hendri pun suit, aku pemenangnya.

Kocokan pertama untukku. Vica membantu membuka kocokan dan membacanya "Cium kening, cium pipi, french kiss".

Aku pun tersenyum dan langsung menghadap Vica dan langsung melakukan challenge tsb, karena hal ini sudah biasa ku lakukan setiap hari, namun bedanya kali ini ada sahabatku yg melihat. Hendri pun hanya terdiam melihat aku mencium Vica.

Suit Kedua, dimenangkan oleh Hendri, dan seketika jantungku berdebar tak kuasa membayangkan apa yang akan dilakukan Hendri kepada Vica.

Kocokan kedua untuk Hendry, dibacakan oleh Vica, "Peluk dari belakang sambil mencium leher dan meremas payudara".

Aku seperti tersambar petir tidak bisa bergerak mendengar challenge tsb. Hendri pun tersenyum sambil bergeser ke arah belakang Vica. Vica menatap wajahku seolah olah meminta persetujuan. Akupun meng iya kan dengan tatapan penuh arti.

Kulihat Hendri memposisikan dirinya duduk dibelakang Vica kemudian kudengar Hendri berbisik di telinga Vica,

Hendri : "Kamu wangi banget Vik, Maaf ya"

kemudian Vica menjawab

Vica : "Iya gpp"

Hendri mulai memeluk perut Vica sambil menciumi rambut wanginya dari belakang, kemudian perlahan tangan Hendri naik ke atas sampai menyentuh payudara Vica yang masih terbungkus daster. Hendri mulai meremas payudara Vica sambil menciumi leher dan telinga Vica, sesekali Vica terdengar mendesah lirih sambil memejamkan mata "ahhh...".

Tak cukup sampai disitu, Hendri mulai membuka kancing daster Vica satu persatu dan berhasil mengeluarkan kedua payudara Vica diantara kancing daster, kemudian kembali meremas dan menciumi leher dan rambut Vica yang kala itu sangat wangi. Sesekali Hendri memainkan jari di puting Vica yang saat itu sudah terlihat sangat keras.

Vica yang pada awalnya tertunduk malu, mulai menikmati dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Hendri, nafasnya berat dan terus mendesah merasakan pria lain menjamah tubuhnya.

Aku hanya terdiam melihat pemandangan ini. Cemburu bercampur sange membuat mr.pku sangat keras.

Tak terasa Hendri menjamah Vica dengan penuh nafsu, aku pun memberikan aba2 untuk menyudahi adegan ini untuk memulai kocokan baru.

Aku : Stop Dri, jangan lama-lama nanti keterusan, kocokannya masih banyak lho...(ak menghentikan Hendri sambil tersenyum)

Hendri : ehh iya Bro sorry sorry, abis Vica wangi banget bikin nafsu. Payudaranya ternyata juga masih kenceng ya bro hehe.

Vica : (sambil malu-malu) ah bisa aja kamu Dri

Kemudian kami melanjutkan permainan....

Kemudian kami melanjutkan permainan....

Lagi-lagi suit dimenangkan oleh Hendri, sepertinya dia sudah membaca gerak gerik jariku. Tapi sebenarnya tanpa dia sadari aku memang sengaja sedikit memperlambat gerakan sepersekian detik agar Hendri yang menang. Ya seperti rencana awalku, aku hanya ingin melihat istriku Vica di setubuhi sahabatku didepan mataku.

"Kocokan ketiga untuk Hendri, Memangku Vica dengan posisi berhadapan dan French Kiss", ucap Vica dengan intonasi suara yang sedikit lebih kecil dan mata sayu khas perempuan yang sedang birahi.

Wajah Hendri terlihat sangat bergairah menatap tajam Vica yang sedang merapikan kancing baju yang telah terbuka.

Aku : ehh sayang, aku ada rule tambahan, kalau kita tidak boleh merapikan atau merubah apapun dari challenge sebelumnya

Rules tambahan yang spontan aku katakan, agar suasana tetap panas. Vica hanya diam mengangguk dan tersenyum kecil.

Hendri bersiap-siap mencari posisi nyaman. Dia duduk di pinggir sofa yang sebelumnya sudah ku geser. Kemudian tanpa aba-aba, Vica perlahan mengangkat daster sampai bagian paha supaya bisa memposisikan di atas pangkuan Hendri. Namun sayangnya, ternyata Vica masih menggunakan celana legging pendek (celana basic) berwarna hitam, namun tetap saja lekuk paha nya terlihat seolah-olah tidak menggunakan celana.

Vica bergerak perlahan menuju Hendri dengan dengan sesekali menatapku sambil tersenyum malu hingga akhirnya Vica berada tepat didepan Hendri, lalu Hendri menggandeng kedua tangan Vica menuntun untuk duduk dipangkuannya dengan posisi berhadapan muka.

Berbagi Istri Bersama Sahabat (Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang