Chapter 4

14.1K 566 2
                                    

Lima tahun kemudian.

Terlihat seorang pemuda yang sedang duduk di balkon kamar nya, dengan pandangan lurus kedepan.

Sampai sebuah panggilan anak kecil mengalihkan pandangan nya.

"Bunda!"teriak tiga anak kecil sambil berlari kearah orang itu.

"Sayang jangan lari-lari, nanti kalian jatuh, dan Bunda juga udah bilang jangan teriak,"ucap orang itu sambil tersenyum.

"Maaf Bunda,"ucap ketiga anak kecil itu sambil menundukan kepala nya.

Orang itu tersenyum, lalu bangkit dari duduk nya, dan setelah nya jongkok di depan tiga anak kecil yang masih menunduk itu.

"Janji dulu sama Bunda kalau kalian gak bakalan teriak sama lari-larian,"pinta nya.

"Ia Bunda, kami tidak akan melakukan nya lagi, kami minta maaf,"ucap ketiga anak itu secara bersamaan.

"Bunda maafin kalian, kenapa gak pada tidur, ini kan udah waktunya tidur siang?"

"Gak bisa tidur Bun,"jawab salah satu dari anak itu.

"Terus sekarang kalian mau apa?"

"Kita mau denger dedek bayi Bun."

Orang itu tersenyum, lalu bangkit dari jongkok nya, dan setelah nya naik ke atas ranjang, lalu menyenderkan tubuh nya di kepala ranjang dan tak lupa dengan bandal di punggung nya.

"Tapi habis denger dedek bayi kalian tidur ya."

"Siap Bunda."

Mereka bertiga pun langsung menghampiri sang Bunda, lalu menempelkan kepala nya di perut buncit sang Bunda.

"Bunda Asel mau dedek bayi nya perempuan,"ucap anak kecil itu.

"Ia sayang, semoga aja dedek bayi nya perempuan ya,"ucap sang Bunda sambil mengelus kepala sang anak.

"Bunda sebenar nya Daddy itu sayang gak si sama kita?"tanya anak kecil yang sudah berusia 5 tahun.

"Ko Arga tanya kaya gitu?, udah pasti Daddy sayang sama kita."

"Tapi Bunda, Daddy itu selalu marah-marah sama kita, bahkan Arga juga pernah liat Bunda di pukul sama Daddy,"ucap Arga dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Waktu itu Daddy lagi banyak masalah sayang, dan Daddy juga kaya nya capek habis kerja, jadi Arga gak boleh bilang kalau Daddy itu gak sayang sama kita."

"Gak, Arga gak suka sama Daddy, kenapa Bunda gak nikah lagi si, terus cari Daddy yang baik terus yang sayang sama kita, Arga gak mau Daddy itu."

"Udah ya, Arga jangan nangis Arga kan anak kuat, sekarang Arga tidur, liat tuh, kedua adik Arga aja udah tidur."

"Tapi pas Arga bangun, Daddy baru nya harus udah ada."

"Ia sayang, nanti Bunda cari Daddy baru nya."

"Yey makasih Bunda, sayang Bunda."

"Bunda juga sayang Arga."

Lalu sang Bunda mencium kening Arga, dan menyuruh Arga untuk tidur dengan di elus-elus oleh diri nya.

Setelah ketiga anak nya tertidur, orang itu perlahan bangkit dari tempat tidur nya, lalu menyelimuti ketiga anak nya ,dan setelah nya keluar dari kamar itu.

Baru saja diri nya membuka pintu, terlihat lah sosok peria dengan tatapan tajam, bahkan kedua tangan nya sudah mengepal dengan sangat kuat.

"Kenapa mereka tidur di sini?"tanya pria itu.

"Emang nya kenapa kalau mereka tidur di sini?, ini kan kamar gue, jadi mereka berhak tidur di mana aja,"ucap nya.

"Ini rumah saya, dan saya tidak suka mereka tidur di sini."

"Lu kenapa si?, dia itu anak lu, jadi gak papah dong kalau mereka tidur di sini."

"Tapi saya mau istirahat."

"Di sini masih banyak kamar, udah deh gue capek debat sama lu terus, apa lagi sampai di denger anak-anak."

"Saya tidak peduli."

"Lu egois ya jadi orang, belum puas emang selama lima tahun ini lu siksa gue, lu kalau benci sama gue, gak usah bawa anak-anak, inget dia juga anak lu, kalau lu gak sayang sama mereka, ngapain lu buat anak."

"Karna saya menginginkan anak perempuan, bukan anak laki-laki."

"Ini udah takdir, gue tau lu pengen punya anak perempuan, tapi seengga nya lu gak usah kaya gitu sama mereka, mereka masih kecil dan masih butuh kasih sayang dari Daddy nya."

"Saya akan memberikan kasih sayang saya, ketika kamu memberikan saya anak perempuan."

"Serah lu aja deh, gue capek tiap hari depat terus sama lu, bener kata Arga lebih baik cari Daddy baru."

"Kata kan sekali lagi,"ucap orang itu sambil menc*k*k leh*r orang yang ada di depan nya, bahkan sampai orang itu harus berjinjit karna cek*k*n nya.

Orang itu berusaha melepaskan cek*kan nya, karna merasa sulit untuk bernapas.

"Gue benci sama lu, kalau lu emang mau bunvh gue, kenapa gak langsung lu bunvh aja,"ucap nya saat cek*kan itu berhasil di lepaskan.

"Karna saya masih butuh tubuh mu."ucap nya dan langsung pergi dari hadapan orang itu.

Orang yang barusan di cek*k itu hanya bisa menangis dan memegang leh*r nya yang terasa sakit."

"Gue harap kali ini anak nya perempuan, gue udah capek terus-terusan kaya gini,"gumam nya sambil mengelus perut nya yang sedang mengandung itu.

Pria yang sedang mengandung itu adalah Elvano, dan orang yang sudah menc*kik nya, yang tak lain adalah Hafdal.

Selama lima tahun Elvano tinggal bersama Hafdal, dan diri nya sudah mendapatkan tiga orang anak, dan mau empat.

Anak nya bernama Arga, Cashel dan juga Carel.

Arga berusia 5 tahun, sedangkan Chasel dan Carel berusia 3 tahun, Chasel dan Carel kembar, mereka bertiga laki-laki semua.

Jangan lupa tinggalkan vote

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang