Chapter 13

615 28 0
                                    


Braaaaakkk!.....

Suara gebrakan meja yang memenuhi satu ruangan dengan nuansa yang berwarna putih.

"Lu kenapa dateng-dateng?"tanya pemuda dengan pakaian Dokter nya yang tak lain adalah Alex.

"Lu nanya gue kenapa?, tanya balik Hafdal dengan muka penuh kemarahan.

"Oke gue tau gue salah, tapi gue lakuin ini karna di suruh sama El."

"Kenapa El lakuin ini sama gue?"

"Karna dia benci sama lu, sama semua perbuatan lu lima tahun ini."

"Jadi sekarang lu udah berpihak sama bocah itu?"

"Gue gak memihak lu atau pun dia, gue cuma kesian aja sama dia Dal, wajar kalau El marah dan benci sama lu, setara perlakuan lu kedia gak masuk akal."

"Jadi lu nyalahin gue, setelah lu saranin gue ini itu, dan lu nyalahin gue seenak nya?"

"Gue cuma nyaranin lu buat dia bisa hamil, bukan lu siksa kaya gitu, bahkan lu gak menganggap ketiga anak lu sebelum hadir nya Nadira."

"Tiap hari gue gak pernah gak nganggep mereka anak gue, cuma gue gak nunjukin aja di depan lu sama El."

"Ngeles aja kerjaan lu, udah ya Dal, lebih baik lu buang perasaan dendam lu itu sebelum semua nya terlambat."

"Gak bisa gitu lah, gue menderita selama bertahun-tahun karna keluarga nya, dan gue harus lupain semudah itu?"

"Mau lu apa lagi si, kalau lu mau nyawa di bayar nyawa, harus nya lu langsung bunuh aja si El, jangan siksa kaya gini."

"Gue mau dia ngerasain semua yang gue rasain dulu."

"Sadar Dal, dia gak tau apa-apa, gue tau lu sayang sama dia, dan gue juga tau kalau lu siksa dia bukan karna dendam."

"Sedikit juga gue gak sayang sama dia, sampai kapan pun gue bakalan tetep benci sama dia, walau pun dia udah ngelahirin anak perempuan."

"Dengerin gue, kalau lu sampai nyiksa El lagi, gue pastikan lu gak bakalan bisa bertemu lagi sama dia."

"Emang gue peduli, lagian gue gak suka sama dia, ngapain gue harus nyesel kalau dia ninggalin gue."

"Sampai kapan si lu gak bakalan sadar, apa harus gue cari Dokter yang bagus buat cek lu."

"Gue gak sakit ya, dan kesalahan masa lalu itu, udah pasti salah dia."

"Gue yakin kalau itu bukan kesalahan dia Dal, dia pasti korban."

"Korban lu bilang, gue yakin kalau dia itu sengaja, pokonya gue gak bakalan bikin hal itu terulang kembali."

Hafdal pergi dari ruangan itu setelah mengatakan hal itu, dan tak mempedulikan teriakan alex.

"Sadar Dal, kesian El, dia gak seburuk yang lu bayangin, kesalahan waktu itu gue yakin kalau El hanya korban, andai lu tau kalau ginjal El sekarang tinggal satu, dan itu semua kesalahan lu, sampai kapan pun gue gak bakalan biarin lu nyakitin El lagi,"gumam Alex yang menatap pintu ruangan nya.

Kembali ke Hafdal.

Kini Hafdal sudah berada di ruangan El, dengan tatapan dingin dan menyilangkan kedua tangan nya di dada.

"Kakak marah sama El?"tanya El yang melihat tatapan Hafdal sangat tajam.

"Kita pulang, lu udah ngabisin duit gue banyak selama di sini,"ucap Hafdal dingin.

"Tapi kak El belum boleh pulang, nanti El ganti deh duit kakak."

"Hahaha ganti?, lu kerja apa mau ganti duit gue, jadi pelacur lu."

Perkataan Hafdal membuat Elvano terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun, bahkan membuat kepala Elvano tiba-tiba sakit dan sekilas bayangan-bayangan yang tak jelas muncul di kepala Elvano.

Elvano memegang kepala nya yang terasa sakit, ingatan yang bermunculan itu, membuat nya semakin kesakitan.

"Gak usah banyak drama, ayok pulang,"ucap Hafdal tiba-tiba.

Elvano yang masih merasakan sakit di kepala nya, hanya bisa menganggukan kepala, perlahan-lahan melepaskan infus yang ada di punggung tangan nya, membuat darah keluar dari punggung tangan nya.

Hafdal terus saja memperhatikan Elvano sampai Elvano selesai mengganti baju nya, tidak ada sedikit rasa kesian yang Hafdal tunjukan pada Elvano.

"Ayok kak, El udah siap,"ucap Elvano sambil menatap Hafdal yang menatap ke arah nya.

Hafdal masih tak mengeluarkan suara nya, dan malah pergi begitu saja, meninggalkan Elvano.

"Kenapa sekarang gue jadi lemah kaya gini si, sekarang gue gak berani bentak cowok sialan itu,"batin Elvano merasa kesal.

Saat kedua nya sudah sampai di parkiran rumah sakit, tiba-tiba Alex datang dan langsung menggenggam tangan Elvano, yang membuat Hafdal langsung menepis nya kasar.

"El masih sakit, kalau lu gak mampu buat bayar biyaya rumah sakit nya, gue masih sanggup buat biyayain Dal,"ucap Alex dengan nada kesal.

"Gak usah lu ikut campur urusan gue,"ucap Hafdal dingin.

"lu gak bisa kaya gini Dal, apa lu tega biarin El pulang dengan keadaan yang masih sakit, bahkan sampai mansion lu bakal siksa dia lagi, di mana hati nuranilu sebagai manusia Dal."

"Brisik, gue bilang jangan ikut campur, El masuk,"pinta Hafdal yang langsung di turuti oleh Elvano.

Sebelum menyusul Elvano, Hafdal tak lupa memberikan satu pukulan tepat mengenai wajah Alex.

"Kalau lu berani ikut campur urusan gue atau pun sentuh El, gue bakal bikin kaya dua jalang itu,"ancam Hafdal dan langsung masuk kedalam mobil milik nya, dan setelah nya menjalan kan mobil nya.

Hafdal yang memang seorang mafia kejam, dengan tega nya, menggeleng salah satu kaki Alex menggunakan ban mobil nya, membuat Alex kesakitan.

"Jika kau berani melawan ku, maka akan ku buat kau merasakan apa yang Alex rasakan,"ucap Hafdal dingin dan pokus menyetir.

Elvano hanya menggidigkan bahu nya, ada rasa takut yang Elvano rasakan dengan ucapan Hafdal.


Jangan lupa tinggalkan vote

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang