Chapter 2

1.1K 47 0
                                    


Ke esokan hari nya.

Elvano terbangun dari tidur nya, yang diri nya pertama kali liat hanya lah kesunyian, dan diri nya sendirian di kamar itu.

Saat ini Elvano benar-benar bingung ingin berbuat apa, karna diri nya berada di rumah yang tak diri nya kenali.

Sampai akhirnya seseorang masuk kedalam kamar nya, dan tak lupa dengan tatapan tajam nya, yang melihatnya akan merasa ketakutan.

"Sebenar nya tujuan lu bawa gue kesini apa si?"tanya Elvano yang tak habis pikir dengan orang yang kini berada di hadapan nya.

"Saya ingin kamu melahirkan anak untuk saya,"ucap nya dengan dingin.

"Lu pikir gue cewek apa yang bisa hamil."

"Saya tidak peduli, kamu harus melakukan nya."

"Aneh banget si lu jadi manusia, sampai kapan pun gue gak bakalan bisa hamil, mau lu perkos* gue sampai gue mati pun, gue gak bakalan bisa hamil."

"Saya tau itu, tapi saya akan membuat mu bisa hamil, dan memberikan anak pada saya."

"Kenapa gak lu cari cewek atau omega aja, kenapa harus gue, gue itu beta dan juga gak bakalan bisa hamil."

Hafdal hanya tersenyum, lalu melemparkan baju pada Elvano.

"Cepat mandi, dan turun kebawah untuk sarapan,"ucap Hafdal dengan nada dingin dan langsung pergi keluar tanpa menunggu jawaban dari Elvano.

"Dasar cowok brengsek,"umpat Elvano merasa kesal pada Hafdal.

Tanpa pikir panjang lagi, Elvano langsung pergi mandi.

Setelah selesai mandi, Elvano langsung memakai  pakaian yang di berikan Hafdal tadi, dan setelah nya keluar untuk sarapan.

Sesampai nya di lantai bawah.

Elvano sudah melihat Hafdal  yang sedang duduk di kursi meja makan dengan satu pria yang baru kali Elvano liat.

"Cepat makan,"pinta Hafdal dengan nada dingin.

"Biasa aja kali lu, kalau gak ihklas kasih gue makan gak usah,"ucap Elvano sambil menatap malas ke arah Hafdal.

Hafdal hanya acuh saja, dan mereka bertiga pun  sarapan dengan santai, tanpa ada perbincangan.

Selesai makan.

"Minum ini,"pinta Hafdal sambil memberikan sebuah obat pada Elvano.

"Gue gak sakit ,"ucap Elvano.

Hafdal yang memiliki kesabaran setipis tisu, langsung berdiri dari duduk nya, lalu memegang kedua pipi Elvano dengan satu tangan nya, yang membuat mulut nya sedikit terbuka.

Elvano yang sempat memberontak pun, kini tak bisa berbuat apa-apa, karna oang yang satu nya memegang tubuh nya, yang membuat Elvano tak bisa berbuat apa-apa.

Setelah selesai meminum kan obat pada Elvano.

Elvano gak banyak tanya tentang obat yang di kasih Hafdal pada nya, walau pun diri nya baru pertama kali melihat obat seperti itu.

Sekitar 10 menit meminum obat, tiba-tiba Elvano merasakan perut nya yang sakit, bahkan kepala nya sedikit terasa pusing.

"aw sakit,"lirih Elvano sambil memegangi perut nya yang terasa sakit.

"Obat nya berjalan dengan lancar,"ucap teman Hafdal yang bernama Alex.

"Apa itu tidak apa-apa pada tubuh nya?"tanya Hafdal yang merasa kesian pada Elvano yang kesakitan.

"Tidak akan, dan rasa sakit nya juga tidak akan lama, kamu tenang saja."

Walau pun Hafdal seorang mafia, tapi melihat Elvano yang kesakitan sambil memegangi perut nya, bahkan sambil menangis, membuat Hafdal tak tega, dan langsung memeluk tubuh Elvano dengan sangat erat.

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang