Chapter 8

819 37 0
                                    

Sesampai nya di depan rumah Hafdal.

Hafdal langsung memarkirkan mobil nya, dan setelah nya melihat ke arah sang istri yang tak kunjung turun.

"Kenapa?"tanya Hafdal merasa aneh.

"Gendong,"rengek nya sambil merentangkan kedua tangan nya.

"Ihk Bunda udah besar juga masih minta di gendong sama Daddy,"ucap Cashel sambil tertawa.

"Ia benel,"ucap Carel ikut-ikutan.

"Kalian berdua udah berani ngeledek Bunda?"tanya Elvano sambil melihat ke arah dua putra kembar nya.

"Eh engga ko Bun, kita minta maaf,"ucap mereka berdua bersamaan.

"Gak, Bunda ngambek sama kalian, hari ini Bunda gak bakalan masak buat kalian, gak bakalan mandiin kalian dan gak bakal nemenin kalian tidur,"ucap Elvano sambil turun dari mobil.

"Bunda Asel minta maaf, Bunda jangan marah,"pinta Cashel sambil mengejar Elvano dan tak lupa di ikuti oleh Carel.

Elvano terdiam saat sampai di depan pintu masuk rumah, membuat kedua anak nya juga ikut berhenti.

"Bunda kami minta maaf,,"ucap kedua nya meminta maaf tapi malah di hirau kan oleh Elvano.

"Maaf cari siapa ya Mbak?"tanya Elvano dengan sopan pada cewek yang ada di hadapan nya.

"Chk lu siapa di rumah kekasih gue?, apa jangan-jangan lu babu ya di rumah ini?"tanya cewek itu sambil menatap remeh ke arah Elvano.

"Maksud Mbak apa bilang kaya gitu?, asal Mbak tau ya, saya itu nyonya besar di rumah ini."

"Tidak usah bermimpi kamu, mana mungkin Hafdal mau sama kamu."

"Kata siapa kak Hafdal gak mau sama aku?, Kak Hafdal mau ko sama aku. bahkan aku sudah memiliki 3 anak eh maksud nya empat dengan yang ada di kandungan ku."

"Gak usah ngaco kamu, Hafdal itu hanya milik ku."

"Maaf aku tidak tau. tapi aku rasa kak Hafdal lebih sayang sama aku di bandingkan dengan Mbak."

"Kurang ngajar kamu,"ucap si cewek dengan kesal sambil mendorong dada Elvano.

Hal itu berhasil membuat Elvano terjatuh karna merasa terkejut dengan apa yang di lakukan oleh si cewek.

Tapi tak sampai jatvh ke lantai, karna ada Hafdal yang langsung menangkap tubvh nya dari arah belakang.

Elvano yang tak merasakan rasa sakit pun perlahan membuka mata nya, dan melihat ke arah Hafdal yang menangkap nya.

"Kamu gak papah kan?"tanya Hafdal dengan nada khawatir.

Bukan nya menjawab, Elvano malah melihat ke arah cewek yang masih berdiri di hadapan nya dengan tatapan marah, hal itu membuat Elvano memiliki ide untuk membuat cewek itu semakin marah.

"Hiks perut aku hiks sakit kak, tadi dia dorong aku,"ucap Elvano dengan air mata yang sudah mengalir sambil membenamkan muka nya di dada bidang Hafdal.

"Kita kerumah sakit sekarang,"ucap Hafdal panik sambil mengangkat tubvh Elvano ala koala.

"Hiks gak mau, hiks mau Dokter nya aja yang ke sini."

"Ya udah, Andri tolong panggil Alex dan suruh ke sini,"pinta Hafdal pada orang kepercayaan nya.

"Baik Tuan,"jawab nya dengan cepat.

"Hafdal ko kamu malah nolong dia si, kan di sini ada aku,"ucap cewek itu sambil memanyunkan bibir nya.

"untuk apa anda ke sini?"tanya Hafdal dingin.

"Hafdal kita udah pacaran lama loh, dan bentar lagi kita akan menikah, kenapa kamu malah gitu sama aku?"

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang