Kini hanya tertinggal Elvano dan Hafdal berduaan saja di sana.Elvano yang melihat Hafdal hanya menunduk, merasa bersalah karna telah memukul nya tadi, lalu tangan nya terangkat untuk menghapus darah yang keluar dari sudut bibir Hafdal.
Baru saja tangan Elvano kena pada ujung bibir nya Hafdal sudah mengeluarkan air mata nya, sepertinya Hafdal memang sedang menahan tangis nya sedari tadi.
"Maaf gue gak sengaja, habis nya lu ngeselin,"ucap Elvano meminta maaf.
Walau pun Hafdal jahat pada nya, tapi Elvano tetap merasa bersalah.
Hafdal hanya menggelengkan kepala nya, lalu membaringkan tubuh nya di samping Elvano.
"Tidur,"pinta Hafdal yang langsung di turuti oleh Elvano.
Saat Elvano sudah membaringkan tubuh nya, Hafdal langsung memeluk nya, dan Elvano pun tak menolak nya karna diri nya sudah lelah.
*
*
*
*
*
Ke esokan hari nya.
Elvano bangun dari tidur nya, tapi diri nya sudah tak mendapati keberadaan Hafdal di samping nya.
Elvano melihat ke arah jam yang ada di atas meja samping ranjang, jam menunjukan pukul 07:30.
Elvano membulatkan mata nya,, karna setengah jam lagi Arga harus berangkat sekolah, di tambah diri nya belum masak.
"Kenapa bisa bangun siang si,"gerutu Elvano sambil bangun dari tidur nya.
Elvano berjalan ke arah kamar mandi, lalu melakukan ritual mandi terlebih dahulu, dan setelah nya baru turun ke bawah.
Kini Elvano sedang menuruni tangga, saat sampai di lantai bawah, betapa terkejut nya Elvano melihat ketiga anak nya yang sedang makan dan tak lupa di sana juga ada Hafdal.
"Pagi Bunda,"sapa ketiga anak nya sambil tersenyum.
"Pagi sayang, maaf Bunda bangun nya telat jadi kalian cuma sarapan roti doang,"ucap Elvano meminta maaf.
"Gak papah ko Bun, apa lagi ini Daddy yang bikinin,"ucap Arga sambil tersenyum.
"Bunda tadi Arel di mandiin sama Daddy, dan Daddy juga mandi bareng sama kita,"ucap Carel dengan nada gembira.
"Bunda benar, kalau Daddy itu sayang sama kita,"ucap Cashel.
Elvano yang melihat ketiga putra nya terlihat bahagia, diri nya hanya bisa tersenyum, walau pun Hafdal tak berbuat baik pada nya, setidak nya melihat Hafdal baik pada anak nya saja itu sudah cukup.
Kini Elvano sudah duduk di samping Hafdal, dan di hadapan nya ada ketiga anak nya yang sedang memakan roti.
"Bunda tau gak,"ucap Arga membuat Elvano melihat ke arah nya.
"Engga, emang nya apa sayang?"tanya Elvano dan tak lupa menampilkan senyuman nya.
"Tadi kan pas Daddy mandiin kita, Arga liat perut Daddy kotak-kotak Bun, Arga pengen punya perut kaya Daddy,"ucap Arga.
"Kalau Arga pengen punya perut kaya Daddy, Arga harus rajin olahraga jangan malas-malasan, dan Arga juga jangan jajan sembarangan, Arga harus banyak makan yang sehat."
"Siap Bunda, Arga akan melakukan nya."
Hafdal hanya tersenyum tipis melihat interaksi ketiga anak dan juga istri nya.
Setelah selesai sarapan, Hafdal pun langsung mengantarkan Arga ke sekolah, dan tentu dengan Elvano dan dua putra kembar nya yang ikut serta.
Baru kali ini Hafdal mengantarkan Arga kesekolah, karna duru Arga selalu di antarkan oleh sang Bunda dan supir pribadi nya.
Di depan gerbang sekolah Arga.
"Arga sekolah yang rajin yang sayang, bentar lagi Arga lulus loh, dan Arga akan sekolah SD seperti yang lain,"ucap Elvano.
"Ia Bunda, kalau gitu Arga masuk dulu ya Bun, Dadah semua,"ucap Arga dan berlari kecil masuk kedalam kelas nya.
"Bunda Asel juga pengen sekolah,"ucap Cashel merasa iri pada Arga.
"Ia Bunda, Arel juga mau sekolah,"ucap Carel.
"Ia sayang, tunggu Abang lulus dulu ya, nanti Cashel sama Carel sekolah di sini,"jawab Elvano.
"Nanti Bunda anterin kita juga kan?"
"Pasti dong sayang, sekarang kita pulang."
dan langsung mendapat anggukan kepala dari kedua putra nya. Mereka pun kembali masuk kedalam mobil dengan Hafdal yang sudah berada di dalam nya.
Jangan lupa tinggalkan vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Melahirkan anak untuk Mafia (End)
Short StoryElvano seorang cowok lulusan SMA yang di paksa harus melahirkan seorang anak perempuan oleh seorang mafia yang sangat kejam. Sampai akhirnya Elvano mendapat ingatan nya kembali, bahwa si Mafia adalah orang yang diri nya cintai di masa lalu. Apakah E...