Chapter 9

7.7K 346 3
                                    

Singkat cerita, Kini kandungan Elvano sudah masuk delapan bulan, dan kandungan nya sangat sehat.

Pagi ini Elvano sedang duduk di sofa sambil memakan cemilan, sedangkan Hafdal dan ketiga anak nya sedang bermain di hadapan nya.

Ingin rasa nya Elvano ikut gabung bersama mereka, tapi melihat pervt nya yang semakin buncit, membuat nya selalu susah untuk bergerak.

"Kak El mau jalan-jalan bentar ya,"ijin Elvano.

"Kemana?,tanya Hafdal.

"Hanya keliling mansion saja, aku bosen di dalam terus."

"Mau aku temankan?"

"Tidak usah  kak, kakak main aja sama anak-anak, El gak bakalan lama ko."

"Baik lah, hati-hati."

Elvano hanya menganggukan kepala nya, lalu berjalan keluar mansion hanya untuk berkeliling sebentar.

Saat di luar , semua pelayan dan juga Bodyguard menyapa nya dengan senyuman, dan Elvano pun membalas sapaan mereka dengan ramah.

"Nyonya mau kemana?"tanya salah satu maid.

"El hanya ingin jalan-jalan saja Bi,"jawab Elvano sopan.

"Mau bibi teman kan?"

"Boleh, lagian El juga butuh teman untuk berbicara."

Pelayan itu hanya menganggukan kepala nya, dan tak lupa dengan senyuman nya.

Elvano terus saja berjalan, sampai ke taman mansion yang penuh dengan bunga, saat Elvano sedang asik dengan bunga-bunga itu, tiba-tiba pelayan tadi mendorong tubvh nya dengan sangat kuat, membuat Elvano terjatuh, dan perut buncit nya mengenai batu yang agak besar.

"Sstttt sakit,"rintih Elvano sambil memegangi perut nya yang terasa sakit.

Bukan nya membantu, maid itu malah pergi begitu saja, membiarkan Elvano yang kesakitan.

"K-kak hiks sa-sakit,"ucap Elvano kesakitan.

Tanpa Elvano sadari darah mengalir dengan sangat banyak di bawah selangkangan nya, sekuat tenaga Elvano menahan nya dan juga meminta bantuan.

Sampai akhirnya ada dua Bodyguard yang tak sengaja lewat sana, dan melihat Elvano yang kesakitan, lalu Bodyguard itu menghampiri Elvano.

"Hiks Om sa-sakit, to-tolong El Om,"ucap Elvano terbata-bata sambil menahan sakit.

"Cepat panggil Tuan besar,"pinta salah satu Bodyguard itu dan langsung di turuti oleh teman nya.

Tak lama kemudian, Hafdal pun datang dengan muka khawatir nya.

"Kak Hiks sakit,"ucap Elvano yang terus berucap sakit sambil menggenggam erat tangan Hafdal.

"Kita kerumah sakit sekarang ya,"ucap Hafdal sambil mengangkat tubvh Elvano.

Di perjalan menuju rumah sakit.

"Hiks kak ce-cepetan sakit,"pinta Elvano yang berada di pangkuan Hafdal sambil memegangi perut nya yang semakin sakit.

"Sabar sayang, Pak bisa cepet dikit gak?"tanya Hafdal pada supir pribadi nya.

"Maaf Tuan, tapi di depan macet,"ucap supir pribadi dengan hati-hati takut Hafdal marah.

"Ka-kakak hiks u-dah gak kuat."

"Gak, kamu gak boleh tutup mata kamu dulu, kamu harus kuat sayang." Hafdal berucap sambil mencium  kening dan juga pipi Elvano.

"k-kak ka-kalau aku ud-udah gak ada, aku ti-titip anak-anak ya kak."

"Gak sayang, aku mohon jangan bicara seperti itu, aku gak mau kehilangan kamu."Hafdal berucap sangat lirih bahkan air mata nya pun ikut keluar.

"Kak jangan nangis, El gak papah ko, ķakak harus janji sama El, kalau kakak bakalan selalu bahagiain anak-anak."

"Udah kamu jangan bicara lagi, aku gak mau denger kata-kata itu dari kamu, kalau sampai kamu ninggalin aku, aku bakal ikut."

"Haha kakak lucu, El makin sayang aja sama kakak,"ucap nya sambil tertawa kecil melupakan rasa sakit di perut nya.

"Sayang udah ya, aku tau kamu lagi nahan rasa sakit, aku mohon bertahan lah."

"Kalau misal nya aku pergi dan menitipkan anak trakhir ku, jaga dia dengan baik."

"Gak, kalau sampai kamu pergi hanya karna anak ini, aku gak bakalan mau rawat dia, bahkan bila perlu, aku akan bunuh  darah daging aku sendiri."

"Gak boleh ngomong gitu sayang, ini anak kamu, dia gak punya salah apa-apa, kan tugas aku selama ini hanya melahirkan anak perempuan seperti yang kakak ingin kan, aku akan memberikan nya, jadi jaga dia dengan baik."

"Sampai kapan pun, aku gak bakalan mau nerima anak ini, kalau kamu beneran ninggalin aku."

"Udah ahk aku capek, aku mau tidur dulu,"ucap El sambil menutup kedua mata nya.

"Sayang bangun, ku mohon, Tuhan jika kau menyuruhku untuk memilih, aku hanya ingin istri ku, aku hanya ingin membahagia kan nya, ku mohon jangan ambil dia dari ku,"ucap Hafdal sambil mendekap muka Elvano ke dada bidang nya.

"Aku tau kamu kuat sayang, bertahan lah,"ucap nya sambil mencium  kening Elvano.

Tak butuh waktu lama lagi, kini Hafdal dan Elvano sudah sampai  di rumah sakit, bahkan Elvano sudah di bawa keruang oprasi.

"Lex gue mohon selametin istri gue,"ucap Hafdal pada sahabat nya.

"Gue gak menjanjikan Dal, tapi gue bakal berusaha semaksimal mungkin,"ucap Alex.

"Poko nya kalau sampai istri gue gak selamet, gue gak bakal segan-segan buat rumah sakit ini hancur."

"Lu berdoa aja Dal, gue yakin istri dan anak lu pasti selamet."

Setelah mengatakan hal itu, Alex langsung masuk kedalam ruang opasi, dan menyisakan Hafdal yang frustasi sambil menj*mb*k rambut nya sendiri.

"Bodoh, lu manusia yang paling bodoh di dunia ini Hafdal, hanya menjaga satu orang saja kau tidak becus,"ucap nya sambil memukul  wajah nya sendiri.

"Jika Elvano sampai pergi, gue gak bakalan maafin diri gue sendiri, El ku mohon bertahan lah,"ucap Hafdal lagi sambil duduk di lantai depan ruang oprasi.

*******

Sudah dua jam lama nya Elvano berjuang di dalam sana sendirian, tapi masih belum ada tanda-tanda sedikit pun.

Hal itu membuat Hafdal semakin merasa bersalah pada diri nya sendiri.

"Jangan ambil istri kecil ku, dia belum mendapatkan kebahagiaan selama ini, ku mohon,"ucap Hafdal.

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang