Chapter 10

822 38 0
                                    

Saat sedang menunggu ke adaan Elvano, tiba-tiba Hagd6al me dapatkan panggilan dari pelayan di rumah nya.

Tanpa pikir panjang, Hafdal langsung mengangkat tlpon itu.

"Halo Tuan, Maaf bibi ganggu waktu nya."

"Ada apa Bi?"

"Ini Tuan, Den Carel demam Tuan."

"Kenapa bisa?, bukan kah tadi baik-baik saja?"

"Saya tidak tau Tuan, tapi saat Den Carel bangun tidur, badan nya panas."

"Apa bibi bisa bawa anak saya kerumah sakit ××××× saya tunggu."

"Baik Tuan."

Tlpon pun di matikan secara sepihak oleh Hafdal,kini Hafdal hanya bisa mengacak-ngacak rambut nya frustasi.

Tak butuh waktu lama lagi, kini Carel sudah  berada di rumah sakit, dan sudah di periksa oleh Dokter, dan di nyatakan demam tinggi, jadi Carel harus di rawat di rumah sakit untuk beberapa hari.

"Daddy Arel mau Bunda,"ucap Carel dengan nada lemas dan juga pelan, saking pelan nya, Hafdal hampir tak mendengar suara Carel.

"Sayang Bunda kan lagi berjuang buat keluarin dedek bayi yang Carel mau, jadi Carel sama Daddy dulu ya,"ucap Hafdal lembut.

Sebisa mungkin Hafdal bersikap baik pada ketiga anak nya, walau pun itu sangat sulit bagi nya.

"Tapi kalau nanti Dedek bayi nya keluar, terus  Bunda gak sayang lagi sama Arel gimana?"

"Gak bakalan sayang, Bunda gak bakalan kaya gitu sama Carel, Bunda akan selalu menyayangi Carel dan yang lain nya."

"Tapi Arel suka liat di video kalau kita punya Adek, orang tua kita bakalan lupa sama kita, dan bakal lebih sayang sama dedek bayi nya."

"Gak gitu sayang, udah ya, Carel istirahat di temenin sama Bang Cashel dan juga Bang Arga."

"Gak mau, Arel mau nya sama Daddy."

"Huh, ya udah, Daddy temenin Carel sampai Carel tidur."

"Daddy,"Panggil Carel lagi.

"Kenapa sayang?, kan ini Daddy gak kemana-mana."

"Gendong."

"Baik lah, tapi Carel harus tidur."

"Ia Daddy."

Lalu Hafdal mengangkat tubuh  mungil Carel yang terasa panas di tangan nya, dan tak lupa menggerakan tubuh nya ke kanan dan ke kiri seperti menggendong bayi.

"Dulu kalau Carel sakit Bunda juga suka kaya gitu kalau Carel ngerengek minta ketemu sama Daddy,"ucap Arga tiba-tiba.

"Ia bener, tapi Daddy gak pernah mau bicara sama kita, kita deketin aja Daddy udah marah, Asel sering liat Bunda nangis dan selalu berkata semoga Daddy baik sama kita,"ucap Cashel ikut-ikutan.

"Tapi kalau Bunda liat Daddy yang sekarang, pasti Bunda seneng."

Hafdal yang mendengar pembicaraan kedua anak nya, hanya bisa terdiam, dan merasa bersalah telah memperlakukan ketiga anak dan juga istri nya dengan sangat kasar.

"Daddy minta maaf, Daddy janji, Daddy akan menjaga kalian dengan baik mulai saat ini,"batin Hafdal.

*********

Setelah ketiga anak nya tertidur, kini Hafdal sedang berbincang dengan sahabat nya, yang tak lain adalah Alex.

"Gimana Lex, istri sama anak gue baik-baik aja kan?"tanya Hafdal.

"Anak lu baik-baik aja, tapi buat keadaan istri lu, gue gak memungkinkan Dal,"jawab Alex.

"Kenapa bisa kaya gitu?"

"Kan lu tau sendiri kalau istri lu dulu nya Beta bukan Omega, terus lu malah jadiin dia jadi Omega dengan pil yang waktu itu dia minum, sebenar nya untuk kehamilan yang sekarang, itu sangat berdampak buruk bagi nya."

"Kenapa lu gak bilang dari awal sama gue?"

"Gue udah bilang sama lu, tapi lu gak dengerin gue, lu malah pokus sama dendam lu, dan gak mikir kedepan nya kaya gimana?, sekarang lu udah jatuh cinta sama El, tapi gue harap apa pun yang terjadi sama El, lu harus bisa ikhlasin dia."

"Lu gak bisa bilang seenak nya kaya gitu, lu gak bakalan tau gimana rasa sakit nya yang gue alami."

"Lu masih nanya kaya gitu sama gue?, terus apa lu mikirin gimana lu siksa El selama lima tahun ini?, ingat, El cuma bocah yang baru lulusan SMA dan lu jadikan dia bahan balas dendam lu."

"Gue tau Lex selama ini gue salah, jadi gue mohon, sembuhin El, gue mau bikin dia bahagia."

"Gue gak bisa menjanjikan Dal, mungkin ini karma buat lu karna udah nyakitin  bocah polos kaya El yang gak tau apa-apa."

"Kapan gue bisa liat anak gue?"

"Nanti, karna istri lu lahiran di saat usia kandungan nya belum pas, jadi anak lu harus di masukan keruangan kusus dulu."

"Jadi ini rasa sakit yang bakal gue terima, kenapa lu harus kaya gini di saat gue udah sayang sama lu El,"gumam Hafdal.

"Lu yang sabar, sekarang lu urusin aja ketiga anak lu, urusan El, biar jadi urusan rumah sakit, lu jangan terlalu berpikir keras, apa lagi bikin lu sakit, itu akan membuat lu semakin sulit."

"Makasih Lex, kalau gitu gue liat kondisi anak-anak gue dulu."

"Semangat Dal, gue yakin lu bisa."

Hafdal hanya berdehem, lalu pergi dari ruangan Alex.

"El cepat sadar lah, kebahagiaan sudah menanti mu,"gumam Alex.

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang