Chapter 21

578 26 0
                                    

Ke esokan hari nya.

Elvano terbangun dari tidur nya.

Orang yang pertama Elvano liat adalah Hafdal yang sedang berdiri di hadapan nya hanya dengan menggunakan handuk yang terlilit di pinggang saja.

Elvano yang melihat pemandangan itu hanya bisa menelan lvdah nya kasar, diri nya takut jika Hafdal akan melakukan hal itu pada nya.

"Kau sudah bangun Baby?"tanya Hafdal sambil tersenyum bahkan Hafdal mengelus rambut Elvano.

"Ke-kenapa kakak gak pake baju?"tanya balik Elvano.

"Kenapa?, Kakak ingin bermain dengan mu Baby."

"Be-bermain?"

"Kau kenapa?, apa kau takut?"

"E-enggak ko kak."

"Bagus, kita sudah lama tidak bermain, mari kita puaskan pagi ini,"ucap Hafdal sambil membuka handuk yang melilit di pinggang nya.

Hafdal naik ke atas ranjang lalu naik ke atas tubuh Elvano, karna posisi Elvano masih terbaring.

"Kak tunggu dulu,"pinta Elvano saat Hafdal akan melepaskan kancing baju yang di kenakan Elvano.

"Apa lagi Baby?"tanya Hafdal.

"El pengen pip*s kak."

"Tidak boleh."

"Tapi...."

Belum sempat Elvano menyelesaikan ucapan nya, Hafdal sudah terlebih dahulu mencium  bib*r nya, dan melepaskan pakaian nya tanpa melepaskan ciuman  mereka.

Kini kedua nya sudah telanjang bulat dengan Hafdal yang masih mencivm bibir Elvano.

Elvano yang susah bernafas pun, mencoba melepaskan ciuman mereka dan tak lupa mem*kul-mukul dada bidang Hafdal.

Hafdal yang ngerti pun langsung melepaskan civman mereka dan menatap Elvano yang sedang meraup oksigen.

"kak,"panggil Elvano dengan tatapan sayu nya.

"Kenapa Baby?"tanya Hafdal.

"El pengen pip*s kak."

"Gak boleh,"tolak Hafdal sambil menutup lubang pip*s Elvano.

"Kak El udah gak kuat, lepasin El  kak."

"Pip*s di sini aja Baby."

"Enggak, lepasin El kak."

Bukan nya menurut Hafdal malah mengelus-ngelus pen*s Elvano dan masih menutup lubang pip*s nya.

"Aahhh hiks kak lepas, El mau pip*s,"pinta nya lagi dengan air mata yang sudah keluar.

"Panggil kakak Daddy Baby."

"Da-Daddy hiks lepasin."

Hafdal yang mendengar nya pun tersenyum, lalu mengecup kening Elvano dan setelah nya mel*paskan milik Elvano dari tangan nya dan membiarkan Elvano pergi ke kamar mandi.

Elvano yang sudah mendapat ijin dari  Hafdal pun, tanpa tunggu lama lagi, diri nya langsung berlari ke arah kamar mandi karna sudah tak tahan.

Hafdal yang melihat nya hanya tersenyum, lalu berjalan ke arah lemari dan mencari baju yang akan diri nya kenakan hari ini.

Sekitar 15 menit. Elvano keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya, lalu menatap Hafdal yang duduk di ranjang sambil menatap ke arah nya.

"Ka-kakak,"panggil Elvano sedikit takut.

"Ulangi,"pinta Hafdal dengan nada dingin.

"kakak."

"Apa kau ingin di hukum Baby?"

"E-enggak kak."

"Lalu kenapa memanggil kakak?"

Elvano yang baru teringat dengan kata-kata Hafdal tadi langsung memanggil Hafdal dengan sebutan Daddy.

"Kemari lah,"pinta Hafdal.

"Tapi El mau pake baju Dad."

"Ini baju mu, jadi cepat kemari."

"Ba-baik lah."

Elvano langsung menghampiri Hafdal yang duduk di pinggir ranjang, saat Elvano akan duduk di samping Hafdal, Hafdal langsung menarik nya, membuat Elvano menjadi duduk di pangkuan nya dengan posisi menghadap ke arah Hafdal.

"Liat tangan nya,"pinta Hafdal, dan langsung di turuti oleh Elvano.

Tanpa pikir panjang lagi, Hafdal langsung mengobati luka yang ada di tangan Elvano dan juga memperbannya, setelah nya Hafdal mengecup tangan yang barusan diri nya obati.

"Jangan pernah berpikir untuk melukai diri mu lagi,"pinta Hafdal sambil menatap muka Elvano.

"Tapi Daddy selalu menyakiti El,"ucap Elvano dengan tatapan polos nya.

"Kali ini Daddy tidak akan menyakiti mu lagi, jadi  maafkan Daddy."

"Apa Daddy sudah melupakan kejadian itu?"

"Tidak, bahkan Daddy masih mengingat nya."

"Lalu kenapa Daddy tidak akan menyakiti El lagi?"

"Karna Daddy sudah tau siapa yang salah atas kejadian waktu itu."

Elvano hanya menganggukan kepala nya, lalu memeluk  Hafdal dengan sangat erat dan di balas pelukan oleh Hafdal.

"El sangat menyayangi Daddy,"gumam Elvano.

"Daddy juga,"balas nya.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan vote

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang