Chapter 17

564 29 1
                                    


Ke esokan pagi nya.

Terlihat Hafdal yang sedang duduk di atas sofa ruang tamu nya.

Saat sedang asik duduk di temani dengan secangkir kopi, tiba-tiba Arga menghampiri nya.

"Daddy Adek nangis, dan badan Adek juga panas,"ucap Arga saat sudah dekat dengan Hafdal.

Tidak ada jawaban yang di berikan oleh Hafdal, membuat Arga memegang tangan kekar Hafdal dan menggoyangkan nya.

"Daddy Adek sakit,"ucap Arga lagi.

"Berisik,"ucap Hafdal sambil menghempaskan tangan nya dengan sangat kuat membuat Arga terjatuh.

"Da-Daddy kenapa?"tanya Arga ketakutan sambil berusaha bangun dari terjatjh nya.

"Jangan ganggu Daddy Arga,"pinta Hafdal dengan tatapan tajam nya.

"Ta-tapi Adek sakit Dad."

"Kamu sudah besar dan bukan anak kecil lagi, kamu urus saja adik perempuan mu itu, Daddy banyak urusan,"ucap nya sambil berdiri dari duduk nya.

"Daddy mau kemana?"

Hafdal tak menjawab nya, diri nya malah pergi dari hadapan Arga begitu saja.

"Daddy jangan pergi, Adek sakit Dad, Semua pelayan sedang berlibur, Arga tidak bisa menjaga Adek,"mohon Arga sambil memelvk tubuh  sang Daddy dari arah belakang.

"Lepaskan."

"Engga, Daddy jangan tinggalin kita, Bunda gak ada, Arga gak mau tinggal sama yang lain, Arga gak bisa jadi Abang yang baik."

"Daddy mau pergi dan tidak akan kembali lagi, jadi lepaskan pelukan nya."

"Jangan Dad, Arga akan lakukan  apa saja untuk Daddy, asalkan Daddy tidak pergi."

Hafdal menarik nafas nya dalam-dalam, lalu melepaskan pelvkan Arga dengan secara paksa, dan tak lupa mendorong nya membuat Arga kembali terjatuh.

"Dengar saya baik-baik, saya tidak peduli dengan kalian lagi, urus saja diri kalian sendiri, dan tak lupa dengan Bunda penyakitan kalian itu,"ucap Hafdal dingin.

"Daddy jahat, Bunda gak penyakitan, Bunda cuma butuh istirahat aja."

"Chk lemah."

"Arga gak lemah, kalau Daddy mau pergi dari sini, pergi aja, dan gak usah kembali lagi, Arga gak mau ketemu sama Daddy lagi."

"Bagus, itu yang saya ingin kan, pergi dan memulai hidup baru dengan keluarga baru dan membuang kalian berlima ke kolong jembatan."

Arga tak mengatakan sepatah kata pun, diri nya benar-benar sakit dengan perlakuan Hafdal pada nya, walau pun dari dulu Hafdal selalu berbuat kasar pada nya, tapi entah kenapa, kali ini sangat menyakitkan.

Hafdal menatap kepergian Arga dengan tatapan dingin nya" Maaf kan Daddy sayang,"gumam Hafdal dan pergi dari sana meninggalkan ke empat anak nya.

Setelah kepergian Hafdal, tiba-tiba Alex datang kerumah itu berniat melihat ke empat anak Elvano.

Baru saja Alex membuka pintu mansion itu, diri nya langsung mendengar suara tangisan bayi yang baru berusia 6 bulan, dengan cepat Alex berlari ke arah sumber suara itu.

"Ini Adek kalian kenapa?"tanya Alex yang langsung mengecek keadaan Nadira.

"Adek sakit Om,"jawab Arga.

"Aiiss dimana Daddy kalian?"

"Daddy pergi gak tau kemana."

"Chk manusia itu, sudah kalian jangan sedih, Om akan buat Adek kalian baik-baik saja."

"Makasih Om."

Alex lalu merawat Nadira dengan sangat baik, sampai demam yang di alami Nadira berturun.

Alex yang masih memiliki banyak kerjaan, akhirnya memutuskan untuk menitipkan ke empat anak Elvano ke orang tua nya, dan hal itu di setujui oleh kedua orang tua nya.

Alex yang tidak tau pergi nya Hafdal pun, mencoba menghubungi nya, Alex harus menunggu beberapa menit agar Hafdal mengangkat nya.

"Dal lu di mana?"

"Bukan urusan lu."

"Anak lu sakit, kenapa lu malah pergi gitu aja hah?"

"Lu gak usah ikut campur urusan gue."

"Lu egois Dal, lu udah nyakitin Elvano, dan sekarang lu gak peduli sama ke empat anak lu?"

"Kalau lu nlpon gue cuma mau bahas itu doang, gue sibuk."

"Bajingan lu Dal."

Hafdal langsung mematikan sambungan nya sepihak, membuat Alex merdecak kesal.

"Kalau lu emang udah gak sayang sama El, gue ikhlasko jaga El, walau pun dia bekas lu, seengga nya gue bakal bahagiain dia, gak kaya lu,"gumam Alex yang merasa kesal pada Hafdal.

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang