Chapter 3 🔞

1.6K 52 0
                                    

Mengandung kekerasan, harap bijak dalam membaca, dosa tanggung sendiri

Beberapa hari kemudian.

Kini Elvano sudah kembali lagi seperti semula,
rasa lemas di tubuh nya sudah menghilang, dan sekarang Elvano sedang duduk di balkon kamar nya.

Saat sedang merasakan indah nya malam, tiba-tiba Hafdal masuk kedalam kamar nya, dan berjalan ke arah ranjang yang ada di kamar itu, dan menatap ke arah balkon kamar nya.

Elvano hanya menatap sekilas pada Hafdal, dan kembali pokus pada langit yang di penuhi dengan pintang dan juga bulan.

"Kemarilah,"pinta Hafdal dengan nada dingin pada Elvano.

Elvano yang merasa ada yang menyuruh nya pun, menoleh ke arah Hafdal, lalu mengangkat sebelah alis nya.

"Lu nyuruh ke gua?"tanya Hafdal sambil menunjuk diri nya sendiri.

"Ya, cepat kemarilah."

"Lu siapa nyuruh gue ke sana, ganggu aja lu."

"Lakukan, atau saya yang akan menarik mu?"

"chk,"decak Elvano sambil berjalan menghampiri Hafdal yang kini sedang duduk di atas ranjang nya.

"Mau lu apa si?"

Bukan nya menjawab pertanyaan dari Elvano, Hafdal malah menarik Elvano dengan sangat kasar yang membuat Elvano reflek dan akhirnya jatuh di atas ranjang dengan posisi tengkurap.

Hafdal langsung membalikan tubuh Elvano menjadi telentang, lalu memegang kedua tangan Elvano dan menaro nya di atas kepala Elvano.

"Jangan macam-macam lu sama gue, lepasin gue anjing,"ucap Elvano.

Hafdal hanya tersenyum miring, lalu mengambil tali yang sudah diri nya sediakan, dan setelah nya ia gunakan untuk mengikat kedua tangan Elvano pada kepala ranjang.

Elvano langsung memberontak saat Hafdal berhasil mengikat kedua tangan nya.

"Lepasin gue,"pinta Elvano sedikit berteriak.

"Diam lah, saya sudah tak sabar memiliki seorang anak dari mu,"ucap nya sambil mencium pipi Elvano.

"Harus berapa kali si gue bilang, kalau gue gak  bakalan bisa punya anak."

"Sudah lah, kau hanya diam dan mendesah saja, saya sudah tak sabar untuk melakukan nya."

"Dasar bajingan,"umpat Elvano.

Hafdal tak menghiraukan umpatan Elvano, diri nya langsung membuka seluruh pakaian yang di kenakan oleh Elvano dan juga diri nya.

Hafdal yang memiliki sebuah dendam yang sangat dalam pada kedua orang tua Elvano pun, tanpa aba-aba atau pemanasan sedikit pun, langsung memasukan dua jari nya kedalam lubang anus Elvano yang membuat Elvano menjerit kesakitan.

Bukan nya mengeluarkan nya, atau pun memberikan nya pelicin, Hafdal malah menggerakan jari nya di dalam libang sana, yang membuat Elvano mendesah di iringi dengan air mata yang keluar karna rasa sakit di lubang nya.

"Aahhh sakit keluarin gue mohon,"pinta Elvano.

Bukan nya menurut, Hafdal malah semakin cepat menggerakan jari nya, yang membuat Elvano tak henti-henti nya berteriak kesakitan.

sekitar 10 menit bermain dengan lubang Elvano dengan dua jari nya, Hafdal langsung mengeluarkan nya begitu saja.

Darah sedikit mengalir di lubang Elvano saat Hafdal mengeluarkan jari nya, bahkan di jari nya pun terdapat darah juga.

Hafdal tersenyum, lalu mengocok milik nya yang sudah menegang itu, setelah di rasa milik nya menegang dengan sangat sempurna, Hafdal bersiap akan memasukan nya.

Melahirkan anak untuk Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang