11. Fate ♪

698 88 52
                                    


Ayo ramaikan ceritanya dengan komen kalian, aku jadi lebih semangat dngn ituu (walau ngga ngaruh ke kesehatanku, seenggaknya hatiku bahagia bacain komen kalian🥹🧡)

Cerita ini masihh panjang bgt perjalanannya, ayo temani Anaa🧡

Part ini membahas tuntas tentang adek, agak panjang dn mengandung bubuk cabe yg dimasukin ke mata🫂

Happy reading Ners🎀

'☀️|Sun and Sunflower|🌻'

Riki perlahan membuka mata dan duduk sambil merentangkan tubuhnya yang terasa pegal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riki perlahan membuka mata dan duduk sambil merentangkan tubuhnya yang terasa pegal. Mengusap matanya juga berkali-kali sebab terasa sembab, ia yakin dirinya menangis cukup lama hingga tertidur pulas. Kemudian, hidungnya dapat mendeteksi bahwa ada bau harum memenuhi ruangan, melirik ke arah dapur ada Seno tengah menghidangkan makanan.

Ketika Riki menatap gerak-gerik Abangnya beberapa saat, barulah Seno sadar Riki sudah bangun, "Eh udah bangun? makan sini," ajak Seno.

Riki mengangguk, ia turun dari kasur dan menghampiri Seno untuk duduk di salah satu kursi.

"Lama tidurnya nih, sampe mau jam 8 tuh," ucap Seno terlekeh sendiri.

Riki melirik jam dinding di atas sebuah meja belajar, memang jam 7 lewat, ia jadi terkekeh.

Walau sebenernya Riki tak heran, soal tidur Riki nomor satu, sambil duduk saja ia bisa tertidur pulas jika memang kelelahan, apalagi ini di kasur. Tidur dari siang sampai malam bukan apa-apa.

Kembali menatap ke depannya, nasi hangat dan lauk pauk hangat tersedia di hadapan Riki, selain makannya yang hangat. Percayalah, hati Riki jauh lebih hangat sekarang, bisa bertemu lagi dengan mataharinya sungguh membuat Riki bersyukur.

"Makan yang banyak, masakan Abang enak loh," ucap Seno. Kemudian keduanya benar-benar melanjutkan kegiatan makan hingga selesai.

"Oh iya, ini juga ada bungeoppang, masih anget nih makan dulu," ucap Seno memberikan sepiring kue berbentuk ikan tersebut yang susah payah ia masak.

Riki berbinar matanya melihat kue itu, memang kue kesukaannya.

"Makasih Bang!" ucapnya segera melahap makanan itu. Malam ini ia jelas makan banyak dan kenyang, padahal ia biasanya jarang sekali makan  juga tidak teratur, banyak makan adalah hal yang jarang terjadi pada bayi bebek itu, kadang Jay saja sering mengkhawatirkan hal ini.

Usai makan dan mencuci piring bersama sambil menyiram-nyiramkan air satu sama lain, keduanya mengantri untuk mandi. Selesai urusan mandi kini keduanya duduk bersandar di kasur.

Sun and SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang